Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Memulai Proses Brainstorming itu Jangan dari Nol

3 Juni 2024   10:15 Diperbarui: 3 Juni 2024   14:31 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brainstorming itu butuh fondasi berupa ide-ide kasar untuk bisa berjalan efektif (Per Lv/Unsplash)

Brainstorming adalah langkah penting dalam menghasilkan ide-ide segar dan inovatif.

Tapi, terkadang memulai proses itu dari nol bisa menjadi tantangan yang menghambat produktivitas kita.

Jadi, alih-alih memulai tanpa arah, ada strategi yang lebih efektif: mulailah dengan ide kasar sebagai fondasinya. Ini akan membantu membuat proses brainstorming lebih terarah, efektif, dan efisien.

Membuat Pemahaman Awal

Sebelum melangkah ke dalam sesi brainstorming, langkah awal yang penting adalah memperoleh pemahaman yang cukup tentang topik atau masalah yang akan dibahas. Jadi, tidak benar-benar dari kosong sama sekali.

Kenapa?

Karena tanpa pemahaman awal yang memadai, proses brainstorming mungkin akan terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Dengan memahami topik tersebut, baik secara umum maupun secara spesifik, Anda bisa mengidentifikasi area-area utama yang perlu dieksplorasi atau diperbaiki.

Misalnya, kalau Anda berencana untuk mengeksplorasi "Strategi Pemasaran Digital", punya pengetahuan awal tentang komponen-komponen dasarnya seperti SEO, media sosial, dan konten pemasaran akan membantu Anda mendapatkan pijakan yang kuat untuk memulai.

Membuat ide kasar sebagai fondasi merupakan langkah selanjutnya yang penting dalam mempersiapkan diri untuk sesi brainstorming.

Ide-ide kasar ini tidak perlu sempurna atau terinci; tujuannya adalah memberikan landasan yang cukup untuk memulai proses berpikir kreatif. Itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun