Dengan berbicara terbuka, kita menunjukkan kalau kita punya sikap yang dewasa terhadap pengalaman kita, siap untuk menghadapi tantangan, dan belajar dari kegagalan atau kesempatan yang tidak terwujud.
Menghindari mengelak atau membuat cerita palsu tentang jeda karir adalah penting karena kejujuran adalah dasar dari hubungan yang baik, termasuk hubungan antara karyawan dan atasan.
Membangun dasar yang kuat dari awal dengan memberikan informasi yang akurat dan jujur tentang latar belakang kita akan menghindarkan kita dari masalah di masa depan.
Atasan lebih cenderung menghargai ketulusan dan keterbukaan daripada upaya untuk menyembunyikan fakta atau menciptakan narasi yang tidak benar, yang pada akhirnya bisa merusak reputasi dan kepercayaan kita.
Selain itu, berbicara secara terbuka tentang jeda karir memberikan kesempatan bagi kita untuk menjelaskan konteks dan pembelajaran yang kita dapatkan selama masa tersebut.
Ini memungkinkan kita untuk menyoroti bagaimana kita memanfaatkan waktu tersebut secara produktif, misalnya dengan mengikuti kursus, terlibat dalam proyek-proyek pembelajaran, atau menjalani pengalaman yang berharga di luar konteks profesional.
Dengan begitu, kita bisa menunjukkan kepada calon atasan kalau kita punya inisiatif, fleksibilitas, dan kemauan untuk terus berkembang, bahkan ketika menghadapi tantangan dalam karier.
Fokus pada Pembelajaran
Selama jeda karir, kita punya kesempatan berharga untuk fokus pada pengembangan diri dan meraih pencapaian baru yang bisa meningkatkan nilai kita sebagai calon karyawan.
Misalnya, kita mungkin memilih untuk mengambil kursus baru yang relevan dengan bidang atau industri kita, yang memperluas pengetahuan dan keterampilan kita.
Selain itu, kita mungkin juga menyelesaikan proyek-proyek pribadi yang sudah lama tertunda, yang tidak cuma menunjukkan dedikasi dan inisiatif kita, tapi juga bisa menjadi bukti konkret dari kemampuan kita dalam tindakan.
Selama jeda karir, kita juga bisa mengembangkan keterampilan baru yang bisa berguna dalam konteks profesional.