Dengan demikian, penggantian atasan yang menghalangi arus komunikasi menjadi suatu langkah penting untuk membangun fondasi yang kokoh bagi kerjasama tim yang lebih baik.
Atasan sebagai Contoh yang Harus Diikuti
Seorang atasan bukan hanya pemimpin, tetapi juga figur yang memberikan contoh bagi anggota timnya.
Perilaku atasan memiliki dampak besar terhadap budaya kerja dan moral anggota tim.
Jika seorang atasan menunjukkan perilaku buruk, seperti sikap otoriter, ketidakadilan, atau kurangnya integritas, anggota tim bisa terpengaruh secara negatif.
Mereka mungkin menganggap perilaku atasan sebagai norma, yang pada gilirannya bisa memicu penurunan semangat, kepercayaan, dan produktivitas di antara anggota tim.
Dalam menghadapi situasi di mana seorang atasan menunjukkan perilaku buruk, menggunakan wewenang sebagai atasan yang lebih tinggi untuk mengganti individu tersebut adalah langkah yang bertanggung jawab demi kebaikan bersama.
Penggantian ini bukan hanya untuk melindungi tim dari dampak negatif perilaku tersebut, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan positif.
Langkah ini memberikan sinyal kepada tim bahwa perilaku yang tidak pantas tidak bisa diterima dan bahwa organisasi mengutamakan integritas dan kesejahteraan bersama.
Dengan mengganti atasan yang menunjukkan perilaku buruk, kita membuka peluang untuk membangun tim yang lebih kuat, bersatu, dan mampu mencapai tujuan bersama dengan suasana kerja yang positif.
Menggunakan Wewenang Secara Bijak
Sebagai atasan yang lebih tinggi, tanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan keberlanjutan tim memerlukan kebijaksanaan dalam menggunakan wewenang untuk mengganti individu dengan perilaku buruk.
Langkah-langkah awal harus melibatkan evaluasi objektif terhadap perilaku yang menciptakan dampak negatif.