Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Let's talk about life.

-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenapa Introvert Sulit Mengangkat Telepon dan Berteman Dengannya

29 Juli 2021   06:00 Diperbarui: 29 Juli 2021   06:24 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Introvert sulit untuk menerima panggilan telepon (sumber foto: NordWood Themes on Unsplash)

Kamu yang introvert pasti mengerti banget betapa sulitnya mengangkat telepon, apalagi dari nomor yang ngga kamu kenal.

Kalau orang-orang di sekitar kamu mengerti keengganan kamu menerima panggilan telepon ngga terduga, kamu beruntung.

"Jam 7 saya telepon ya."

Kalau orang yang kamu kenal membuat janji seperti itu, kamu bisa bernapas lega karena kamu jadi bisa bersiap-siap kan?

Dengan cara itu, kamu tahu siapa yang akan menelepon sekaligus menghindari rasa "takut" yang selalu muncul ketika telepon berdering.

Memang bukan rahasia lagi kalau, mungkin 99,9%, introvert sangat ngga suka kalau ada telepon mendadak. Dan alasannya bukan sekedar karena ngga ingin terjebak dalam percakapan yang telepon yang canggung.

Tapi, terlepas dari kondisi di atas, kita tetap harus bersyukur atas teknologi ponsel dan video call yang sudah begitu berkembang dan memudahkan semua aktifitas yang harus kita lakukan dari rumah saat ini. Walaupun, itu ngga lantas membuat introvert bisa berteman dengan ponsel begitu saja.

6 alasan kenapa ponsel bukan teman introvert

Setidaknya ada 6 alasan yang membuat ponsel ngga menjadi teman (baik) untuk introvert.

Seperti diganggu terus-menerus

Dunia panggilan telepon dan pesan teks ngga diciptakan sesuai dengan pemikiran introvert. Terutama panggilan telepon karena saya yakin lebih banyak introvert yang lebih memilih menggunakan pesan teks daripada panggilan telepon.

Bayangkan keadaan ini.

Kamu akan tenggelam dalam buku bacaanmu, atau memikirkan sesuatu yang penting. Tiba-tiba, ponsel kamu berbunyi. Ada notifikasi baru.

Kamu mungkin akan bertanya-tanya, "Apakah itu sesuatu yang penting?"

Kamu ditarik paksa keluar dari dunia batin kamu. Pikiran kamu sudah memudar.

Kamu melirik ponsel dan, oh ternyata cuma meme dari grup chat.

Kamu balik lagi ke apa yang sedang kamu pikirkan. Kamu merasa nyaman karena di situlah memang tempat paling menarik bagi diri kamu.

Tapi kemudian, kring! Kring! Kring!

Ada panggilan telepon masuk.

Apa yang kamu pikirkan saat itu?

"Duh, angkat ngga ya?", kamu menimbang-nimbang.

Sebagai seorang introvert, menerima panggilan telepon yang ngga kamu persiapkan berarti kamu tiba-tiba harus memakai topi "sosial" kamu. Dan lebih buruk lagi, itu berarti kamu harus keluar dari pekerjaan apa pun yang sedang kamu lakukan atau pikirkan.

Dari luar, introvert mungkin terlihat seolah-olah kamu cuma duduk di meja dan menatap ke luar angkasa. Tapi, saya bisa yakinkan kalau roda di kepala introvert sedang bergerak dengan kecepatan satu juta kilometer per menit. Dan terganggu dari pemikiran pribadi introvert, bisa terasa seperti kepala seorang introvert terjebak dalam lumpur yang pekat.

Sama seperti panggilan telepon yang bisa diibaratkan ada seseorang yang berteleportasi ke dalam hidup mereka. Muncul tiba-tiba. Itu bisa terasa seperti gangguan yang ngga perlu, yang masuk ke dalam lingkup pemikiran pribadi introvert.

Telepon ngga memberi waktu untuk berpikir lebih dulu, yang lebih disukai introvert

Maksudnya, saya harus membuat keputusan sekarang?

Kalau kamu mau mengirimkan buku gratis sih, bisa langsung diputuskan. Tapi kalau bukan, tunggu dulu. Introvert harus memikirkannya lebih dulu.

Sebagai pemikir yang mendalam, introvert perlu untuk memikirkan jawaban mereka.

Dan seperti kebanyakan introvert yang overthinking, kamu ngga bisa menemukan kata-kata yang pas untuk menjawab sekarang juga.

Bisa dibilang, bagi introvert, kata-kata sama seperti pikiran, adalah sesuatu yang harus direnungkan sepenuhnya.

Faktanya, pencarian kata, atau menemukan kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang ada di dalam pikiran kamu, bisa jadi susah dan memakan waktu, bagi kita yang introvert.

Tapi, ingat, itu ngga berarti ada sesuatu yang salah dengan kamu.

Itu cuma berarti kalau kamu seorang pemikir yang mendalam.

Memproses semua pikiran kompleks di kepala kamu dan membentuk kalimat jawaban yang bijaksana dan bermakna itu ngga terjadi secara instan. Ngga peduli apa yang dikatakan dunia ekstrovert yang bergerak cepat.

Telepon membuat introvert kehilangan isyarat visual dan ekspresi wajah yang penting

"Oh, itu bagus," kata kamu melalui panggilan telepon, untuk kesekian kalinya.

Tapi teman kamu terus bicara, bicara, dan bicara.

Panggilan telepon menghilangkan kemampuan melihat bahasa tubuh lawan bicara (sumber foto: Ren Ranisch on Unsplash)
Panggilan telepon menghilangkan kemampuan melihat bahasa tubuh lawan bicara (sumber foto: Ren Ranisch on Unsplash)

Kenapa susah sekali ya mengakhiri panggilan telepon dengan sopan?

Dalam percakapan tatap muka, kita akan memperhatikan lebih dari sekadar suara lawan bicara kita.

Misal, apakah tatapan matanya ngga fokus atau memainkan kakinya? Mungkin dia sedang gugup.

Atau dia tersenyum dan tertawa? Itu berarti percakapan ini ringan dan menyenangkan.

Atau, mungkin dia menatap lurus ke arah kamu? Itu adalah salah satu percakapan yang mendalam dan bermakna yang memungkinkan kamu untuk mengikat dan benar-benar mempererat persahabatan kamu.

Dan hal yang sama ngga bisa dirasakan melalui panggilan telepon.

Betul, banyak introvert menikmati percakapan satu lawan satu. Tapi, panggilan telepon merampas begitu banyak elemen penting yang kita nikmati tentang percakapan pribadi ini dengan teman-teman yang "mengerti" kita.

Apa itu?

Ngga ada ekspresi wajah, ngga ada kontak mata, ngga ada cara untuk tahu apakah orang di ujung telepon sana benar-benar memberikan perhatiannya atau membaginya dengan tayangan TV yang sedang disiarkan.

Introvert biasanya menjadi pendengar yang baik, mengingat bagaimana mereka memproses informasi secara mendalam dan seringkali sangat selaras dengan dunia di sekitar kita.

Tapi mendengarkan melalui telepon, bahkan ketika kita sedang berbicara dengan teman dekat yang biasanya kita sukai, ngga begitu memuaskan.

Ketika kita cuma bisa mendengar suara, jadi jauh lebih susah untuk menangkap apa yang sebenarnya dimaksud seseorang ketika mereka berbicara. Dan akibatnya, jadi lebih susah juga bagi introvert untuk terlibat.

Telepon mengganggu energi kamu yang berharga dan terbatas

Apa lagi, selain panggilan telepon, yang bisa membuat ponsel kamu terasa seperti benda yang menyedot semua energi kamu kan?

Ketika kamu sedang beraktifitas, tiba-tiba notifikasi. Ternyata cuma update dari teman di medsos kamu.

Kamu melanjutkan lagi aktifitas kamu. Tiba-tiba ada notifikasi lagi. Oh, email kantor. Kamu respon sebentar, terus kembali beraktifitas. Kemudian ada lagi notifikasi medsos. Dan kamu putuskan untuk melihatnya sebentar, kamu scroll, scroll, scroll, ngga sadar kamu terhanyut.

Sangat mudah terhanyut dalam arus media sosial lewat ponsel (sumber foto: camilo jimenez on Unsplash)
Sangat mudah terhanyut dalam arus media sosial lewat ponsel (sumber foto: camilo jimenez on Unsplash)

Telepon itu ibarat lubang dalam yang ngga ada ujungnya. Mulai dari media sosial, email yang berhubungan dengan pekerjaan, sampai informasi yang ngga ada habisnya di internet. Beberapa di antaranya bagus. Tapi banyak dari informasi itu yang melelahkan.

Manusia memang pembelajar. Dan introvert suka belajar, membaca, dan mengamati di waktu senggang mereka. Dan banyaknya informasi yang bisa diakses lewat telepon bisa menjadi sisi negatif yang mengganggu lewat notifikasi tanpa henti yang muncul di ponsel kita.

Semua gangguan itu bisa mempersulit kita untuk menyelesaikan pekerjaan apa pun. Itu bisa menarik kita keluar dari kepala kita sendiri, jadi susah untuk fokus.

Penelitian menunjukkan kalau bahkan cuma dengan ada ponsel pintar di ruangan yang sama dengan kamu, bisa menyebabkan gangguan dan mengganggu orang untuk menyelesaikan tugas.

Dan untuk introvert, yang perlu mengisi ulang energi dengan menyendiri, gangguan ini bisa membuat kita sulit untuk mendapatkan istirahat dan pemulihan sepenuhnya. Bahkan ketika kita akhirnya mendapatkan waktu untuk diri kita sendiri, tapi tetap ada ponsel di sekitar kita.

Orang lain mengharapkan kamu ada 24/7

Ini mungkin kondisi yang berlaku untuk banyak dari kita.

Kamu pasti pernah kan, lagi makan siang dengan teman, tiba-tiba ada notifikasi masuk ke ponsel teman kamu. Dan dia meresponnya. Kamu lanjut lagi. Pas kamu mau bicara, eh ternyata dia lagi asyik dengan medsosnya.

Atau, malah menelepon orang lain. Saat kamu sedang makan siang bersama.

Bagaimana rasanya? Atau, malah kamu sendiri yang melakukan itu?

Sekarang ini sepertinya semakin sulit untuk bisa berhubungan dengan orang lain tanpa ada gangguan dari notifikasi ponsel.

Padahal introvert sendiri lebih senang mengirimkan pesan teks daripada panggilan telepon, tapi pas diperlakukan seperti itu oleh orang, jadi berasa dinomorduakan. Betul kan? Ini sedikit aneh sih kalau dipikir-pikir.

Telepon menyebabkan kelelahan media sosial, yang menyebabkan kamu merasa kesepian bahkan di ruangan yang ramai

Kamu pasti pernah menghadiri pertemuan, dengan teman misalnya, di mana semua orang sepertinya asyik dengan ponselnya masing-masing. Jadi mengecilkan arti berkumpul yang sebenarnya.

Istilahnya, mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat.

Ponsel mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat (sumber foto: matthew reyes on Unsplash)
Ponsel mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat (sumber foto: matthew reyes on Unsplash)

Kamu mungkin bertanya-tanya, kok bisa ya mereka bisa begitu ringan mengakses ponsel mereka di tengah-tengah banyak orang?

Sedangkan kamu yang introvert, dengan ada banyaknya orang di sekitar kamu saja sudah membuat kamu kewalahan.

Tapi orang-orang di sekitar kamu,kelihatannya ngga terpengaruh oleh suara keramaian yang menggelegar, tempat makan yang penuh pengunjung, dan obrolan atau tawa yang ngga henti-hentinya terdengar.

Terlebih lagi, ponsel kamu adalah satu-satunya yang ngga menerima pesan teks dari orang yang belum tiba di ruangan.

Apakah ada yang salah dengan kamu?

Kamu mungkin berpikir kalau hampir semua orang yang kamu anggap berkirim pesan sudah ada di situ, di ruangan itu.

Apakah itu berarti kamu seharusnya mencoba mencari lebih banyak teman? Padahal kamu sekarang saja sudah sangat sibuk mencoba untuk tetap bertahan dengan teman-teman kamu yang banyak itu?

Seperti yang kamu tahu, bagi introvert, kualitas itu lebih penting daripada kuantitas.

Hubungan yang mendalam adalah apa yang kamu hargai lebih dari lingkaran pertemanan yang luas.

Tapi, ketika rasanya semua orang di sekitar kamu mengirim pesan teks, menelepon, dan scrolling sepanjang waktu, itu menciptakan jenis kesepian yang aneh bagi para introvert yang membutuhkan lebih dari sekadar hubungan yang dangkal untuk menemukan koneksi dengan orang lain.

Bagaimana kita bisa belajar mengelola menggunakan telepon sebagai introvert

Betul, banyak aplikasi yang memungkinkan kita untuk menulis pesan daripada melakukan panggilan telepon. Dan itu seperti penyelamat bagi para introvert. Tapi tetap saja, ponsel ngga akan pernah benar-benar bisa menggantikan koneksi manusia yang asli.

Tapi, sayangnya, ponsel tetap ada bersama kita.

Untuk mengatasinya, kamu bisa menggunakan beberapa cara ini:

  • Kalau memungkinkan, tinggalkan ponsel kamu di ruangan lain. Apa yang ngga terlihat, ngga akan terpikirkan.
  • Kalau kamu harus meletakkan ponsel di dekat kamu, matikan deringnya, atau gunakan mode Do Not Disturb untuk mengheningkan notifikasi. Seringkali ada pengaturan yang bisa kamu aktifkan untuk mengizinkan panggilan atau notifikasi dari orang tertentu, sambil tetap mengheningkan notifikasi dari orang lain. Tentu saja, tahu kalau orang-orang yang penting, seperti orang tua misalnya, masih bisa menghubungi kamu dalam keadaan darurat, tapi kamu ngga perlu melihat notifikasi dari obrolan grup terbaru atau dibombardir dengan email kantor saat kamu mencoba untuk bersantai, akan lebih menenangkan kamu.
  • Jadwalkan waktu tanpa ponsel. Di tengah aktivitas kita yang sibuk, akan sangat membantu bahkan untuk cuma 20 menit lepas dari ponsel kamu. Semuanya bisa menunggu. Plus, melakukan detoksifikasi digital itu sehat. Manfaatnya mulai dari mengurangi stres sampai meningkatkan keseimbangan work-life kamu. Misal, cobalah makan tanpa ponsel, atau habiskan waktu di luar rumah tanpa ponsel kamu. Kamu akan melihat bedanya. Kamu akan merasa stres kamu berkurang.
  • Minta teman kamu untuk mengirimi kamu pesan teks sebelum menelepon, dan contohkan perilaku ini. Misal, dengan teman-teman kamu yang cenderung tiba-tiba menelepon, kamu jangan melakukan hal yang sama pada mereka. Kirimi mereka pesan teks lebih dulu untuk menanyakan apakah ini waktu yang tepat untuk ditelepon.

Jadi, meskipun ponsel bukan teman bagi introvert, mungkin lebih seperti seperti kenalan, kamu tahu kalau ponsel adalah cara yang diperlukan untuk tetap berhubungan dengan orang-orang. Terutama di masa seperti sekarang ini di mana banyak dari aktivitas kita yang dilakukan dari rumah.

Dan untungnya, juga ada cara untuk mengatur hubungan kita dengan ponsel kita, yaitu mode Do Not Disturb!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun