Apa yang Anda pikirkan ketika Anda mendengar tentang kekerasan keluarga atau kekerasan dalam rumah tangga?
Anda mungkin akan mengacu pada kekerasan pasangan suami-istri, yaitu, kekerasan (termasuk kekerasan fisik, emosional atau seksual) yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi pasangan.
Tapi, sebetulnya kekerasan dalam keluarga itu mencakup segala bentuk kekerasan yang terjadi dalam batas-batas struktur sebuah keluarga.
Dan salah satu jenis kekerasan utama yang sering kali kita abaikan adalah kekerasan dari anak ke orang tua.
Ya, Anda ngga salah membaca. Anda tentu sering mendengar seorang anak yang menyakiti orang tuanya kan?
Kekerasan anak ke orang tua ini melibatkan kekerasan atau pelecehan yang dilakukan remaja atau anak-anak dewasa terhadap orang tua mereka.
Ada stigma dan rasa malu seputar konsep kalau seorang anak bisa menyakiti orang tua mereka. Dan orang tua biasanya akan berusaha untuk mengabaikan, menenangkan, atau bahkan menyerah pada perilaku ini, daripada mencari dukungan dari pihak luar untuk mengatasinya.
Penyebab kekerasan anak terhadap orang tua
Kekerasan anak ke orang tua itu sendiri bisa mengambil berbagai bentuk.
Bisa berupa pelecehan verbal dan pemanggilan nama, merusak properti (seperti merusak perabotan rumah, misalnya), penyalahgunaan keuangan (seperti pemerasan uang untuk membeli narkoba atau hal lainnya yang sering juga kita dengar terjadi) dan kekerasan fisik, termasuk ancaman atau kekerasan yang sebenarnya.
Kekerasan anak ke orang tua ditemukan lebih sering terjadi ketika anak yang melakukan kekerasan pernah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh orang tua mereka.