Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Film Superhero Masih Menarik bagi Orang Dewasa?

26 Mei 2021   14:50 Diperbarui: 27 Mei 2021   15:50 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda masih menonton film superhero di usia anda sekarang ini?

Apa yang membuat anda tertarik menotonnya?

Cerita superhero memang bisa dibilang sudah menjadi bagian besar dari budaya pop. Mereka ada di mana pun anda melihat.

Dan kembali ke pertanyaan awal saya tadi, pernah ngga sih anda bertanya-tanya, kenapa ya kecintaan anda pada superhero ngga pernah mati bahkan sampai anda tumbuh dewasa seperti sekarang ini?

Kalau anda masih muda dan punya imajinasi liar sih bisa dimengerti. Tapi kan anda bukan lagi anak-anak. Anda sudah menjadi orang dewasa dengan segala tanggung jawabnya.

Kalau anda suka film superhero Marvel, tenang saja anda ngga sendiri. Saya juga menontonnya kok.

Malah ya, kalau dilihat-lihat, banyak sekali film yang diluncurkan hari ini adalah film yang diangkat dari komik atau film nostalgia lainnya.

Orang tua kita dulu mungkin ngga tertarik menonton film semacam itu. Ngga seperti kita sekarang. Mungkin mereka pikir, itu film untuk anak-anak yang membosankan.

Terus, kenapa kita masih suka menontonnya?

Obsesi dengan superhero

Ada beberapa penelitian yang mengungkapkan kalau sejak tahap paling awal kehidupannya, manusia itu tertarik pada tindakan kepahlawanan dan berani.

Anak-anak paham tentang gagasan itu. Tentang bagaimana seseorang melakukan penyelamatan. Mereka suka itu.

Sebuah studi yang dilakukan di Kyoto University, Jepang, menunjukkan bagaimana bayi berusia enam bulan mampu mengenali tindakan heroik dan dengan demikian, dia punya rasa "keadilan" bawaan. Bayangkan, bayi enam bulan!

Dalam serangkaian eksperimen tersebut, bayi diperlihatkan animasi satu karakter geometris yang mengejar dan menabrak karakter lainnya sementara karakter ketiga hanya melihat dari kejauhan.

Di versi yang lain, karakter ketiga ini ikut campur. Dan di versi lainnya lagi, karakter ketiga tersebut kabur ke arah lain.

Itu adalah gambaran kehidupan nyata kita kan?

Ada yang hanya melihat (atau merekam?), ada yang turun tangan membantu, dan ada yang kabur menjauh.

Ketika bayi itu diperlihatkan replika dari kehidupan nyata yang digambarkan oleh karakter intervensi dan non-intervensi ini, mereka cenderung lebih memilih yang mengintervensi. Menarik ya?

Dari tahap awal kehidupan, kita sudah tertarik dengan ide kepahlawanan. (sumber foto: Fredrick john on Unsplash)
Dari tahap awal kehidupan, kita sudah tertarik dengan ide kepahlawanan. (sumber foto: Fredrick john on Unsplash)

Karena itulah, ngga heran kenapa anak-anak mengungkapkan keinginannya untuk menjadi "superhero" ketika mereka dewasa nanti.

Itulah mengapa mereka ingin berpenampilan seperti mereka. Memakai kaos bergambar superhero dan bermain dengan tokoh-tokoh superhero

Semua ini karena mereka benar-benar terpesona dengan ide menyelamatkan orang ngga bersalah dan mengalahkan orang jahat.

Tapi, kok hal itu bisa berlanjut ke kehidupan dewasa kita?

Kok bisa "cinta" terhadap superhero ini tetap ada saat kita beranjak dewasa? Padahal, kita tahu kalau ngga ada tuh yang namanya superhero. Dan kita juga tahu kalau kita ngga akan pernah bisa punya kekuatan super.

Apa yang terus menerus menarik kita ke sesuatu yang ngga nyata itu?

Kenapa kita sekarang ngga melihat itu sebagai sesuatu yang kekanak-kanakan?

Saat ini, kita gampang sekali menemukan sesuatu yang berhubungan dengan superhero. Ngga cuma dalam bentuk komik atau film.

Dan kita juga melihat orang-orang dari segala usia dan latar belakang (bahkan selebriti!) memakai kaos superhero atau punya koleksi berkaitan dengan superhero.

Bagaimana dengan video game? Apalagi. Banyak banget video game tentang superhero.

Oke, mungkin ngga semua orang suka superhero. Malah menganggap mereka aneh dengan pakaiannya. Tapi, jangan-jangan itu karena mereka ngga pernah terpapar karakter superhero waktu masih anak-anak dulu? Hehehe.

Karena, kayaknya bakal sangat sulit ya buat orang yang dibesarkan dengan karakter superhero tiba-tiba berhenti menyukainya pas mereka dewasa.

Jadi, kembali ke pertanyaan awal, kenapa kita sebagai orang dewasa masih suka karakter superhero?

Kita terlalu menyukai gagasan menjadi pahlawan

Sama seperti anak kecil, sebagai orang dewasa, kita masih percaya kalau superhero membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Jadi, ngga peduli pada tahap apa anda hidup saat ini, membaca ulang buku komik lama dan menonton film superhero akan selalu berhasil menghibur kita.

Karena, terkadang, kita ingin merasa keadilan ditegakkan. Itu kenapa kita menyebut seseorang sebagai "pahlawan" ketika mereka melawan korupsi atau penindasan. Karena di mata kita, mereka berani untuk berbicara dalam upaya membuat perbedaan dan semoga bisa membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Sinematografi film superhero luar biasa

Satu hal yang pasti berkontribusi pada popularitas superhero yang masif adalah apa lagi kalau bukan kemajuan teknologi.

Sinematografi film superhero saat ini luar biasa. (sumber foto: Mulyadi on Unsplash)
Sinematografi film superhero saat ini luar biasa. (sumber foto: Mulyadi on Unsplash)

Dulu, superhero cuma ditemukan di komik. Pembacanya ya anak-anak. Ngga banyak.

Film, mampu menghidupkan gambar yang ada di dalam buku komik. Terlebih saat ini, dengan apa yang ditawarkan teknologi modern seperti special effect dan CGI, superhero ini bisa digambarkan dengan lebih efektif dan realistis.

Kita jadi begitu mudahnya tenggelam dalam semua aksi mereka.

Malah, serial televisi seperti Arrow atau Agents of S.H.I.E.L.D saja dibuat supaya terlihat realistis, apalagi film blockbuster besar.

Mereka menawarkan suatu bentuk pelarian

Film superhero juga memberi kita cara untuk melarikan diri dari susahnya dunia nyata. Mereka menawarkan kita "tempat berlindung" yang aman.

Mereka memberi kita harapan kalau yang baik akan selalu menang melawan yang buruk pada akhirnya. Hm, apakah selalu seperti itu di kehidupan nyata ya?

Akses ke konten

Orang tua kita dulu juga mungkin suka beberapa karakter superhero dari masa kanak-kanak mereka.

Tapi, bedanya adalah kalau mereka terbatas cuma bisa menonton apa yang ditayangkan TV di waktu-waktu tertentu saja.

Sekarang?

Kita bisa menonton acara favorit kita kapan saja di YouTube atau di layanan video streaming.

Internet membuat segalanya terbuka lebar.

Dan itu jadi salah satu alasan kenapa kita masih menontonnya, kapan pun kita mau.

Cerita terus berkembang dan menarik

Satu lagi, cerita superhero saat ini terus berkembang dan berkembang.

Cerita baru yang menarik terus dibuat untuk kemudian diluncurkan dalam sebuah film.

Dan selain cerita yang terus berkembang, teknologi yang menghidupkan cerita-cerita juga sudah berkembang.

Special effect dari sebuah film menciptakan minat baru untuk menonton superhero. Satu hal yang ngga bisa dilakukan beberapa tahun yang lalu.

Aktor top memerankan superhero

Keberhasilan banyak film superhero, bahkan film Disney, membuat banyak aktor top tertarik untuk memerankannya.

Intinya, kalau film-film tersebut menghasilkan uang, para aktor tentu ingin berada di dalam film itu.

Belum lagi kesempatan untuk juga berperan di sekuel, sekuel, dan sekuel filmnya.

Mereka bisa berkarier dari film-film ini.

Banyak aktor top memerankan superhero. (sumber foto: Mulyadi on Unsplash)
Banyak aktor top memerankan superhero. (sumber foto: Mulyadi on Unsplash)

Filmnya dan ceritanya sendiri sudah populer. Tapi, sekarang kekuatan para bintang top itu semakin mengabadikan popularitas yang sudah terbentuk.

Peran mantap dengan bayaran tinggi dalam film yang sangat populer, siapa coba yang ngga mau?

Pemasaran yang luar biasa

Dulu, film superhero dibuat hanya supaya cukup menarik bagi orang dewasa sehingga mereka mau membawa anak-anak mereka menonton film tersebut.

Tapi sekarang?

Mereka malah lebih bersemangat daripada anak-anak mereka.

Sebuah pengalaman bersama antara orang tua dan anak yang belum pernah ada sebelumnya.

Film tersebut menciptakan waktu keluarga yang berkualitas dan kemampuan untuk terhubung pada pengalaman bersama yang disukai.

Bahkan beberapa film dipasarkan secara langsung kepada orang dewasa.

Kapan tren ini akan berakhir?

Dengan film superhero Marvel direncanakan hingga paling ngga tahun 2023, bisakah tren ini bertahan?

Bakal menarik melihat hasil akhirnya.

Film superhero besar akan aman, seperti sekuel Black Panther, Thor, atau Captain Marvel.

Tapi, Marvel juga sedang merencanakan beberapa film pahlawan yang kurang populer, seperti The Eternals dan Shang-Chi.

Waktu yang akan menjawab apakah mereka akan mampu menyamai kesuksesan film-film sebelumnya karena adanya bintang-bintang besar, cerita yang menarik, dan efek yang luar biasa, atau ngga.

Selama filmnya dibuat dengan baik dan menceritakan kisah yang luar biasa, tentu sangat wajar kalau tren ini bertahan.

Tren akan berakhir saat film dibuat semakin asal-asalan.

Bagaimana dengan anda?

Apakah film superhero menarik bagi anda?

Apakah anda akan terus menonton film-film superhero selanjutnya?

Atau, apakah anda terinspirasi dengan kisah-kisah superhero yang membuat anda jadi lebih berani menghadapi kerasnya kehidupan? Bahkan ketika anda sadar kalau para superhero itu sepenuhnya fiksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun