Kok bisa ya, sebagian orang kelihatannya selalu sukses sedangkan yang lain memulainya saja ngga?
Apakah itu ada hubungannya dengan analysis paralysis? Mungkin juga.
Atau, cuma takut ngga bisa sempurna biarpun sudah berusaha keras?
Kalau anda lihat orang-orang sukses itu, ada salah satu faktor yang membuat mereka berbeda.
Apa itu?
Cara pandang mereka terhadap sebuah tantangan.
Ya, pada saat mereka melihat tantangan, mereka akan berkata, "Oke, setidaknya saya harus mencoba."
Mereka lebih takut kalau ngga mencoba dibandingkan takut dengan kegagalan.
Mereka bertindak nothing to lose.
Dan setiap kemajuan yang mereka dapatkan, walaupun kecil, tetaplah dianggap sebuah langkah maju bagi mereka.
Mereka punya kontrol yang tinggi terhadap banyak aspek dari pekerjaan mereka. Mulai dari tujuan mereka bekerja, kecepatan bekerja, isi pekerjaan mereka, metode yang digunakan, sampai mengevaluasi hasil yang didapatkan.
Terus bagaimana supaya kita bisa tetap mencoba biarpun tantangannya jelas di depan mata?
Itu yang akan kita bahas kali ini.
Pecah menjadi bagian-bagian kecil
Betul, mencoba tantangan baru itu bisa sangat melelahkan.
Terus harus apa?
Pecah tantangan tersebut bagian-bagian kecil yang bisa anda kelola.
Misalnya anda ingin menulis sebuah buku.
Jangan pernah berharap anda akan melakukannya dalam sekali duduk. Jangankan satu buku, satu bab pun mungkin ngga akan selesai dalam satu kali duduk. Buat jadi dua halaman. Itu akan lebih masuk akal.
Atau, anda diminta membuat slide presentasi.
Mulailah dengan membuat outline. Kemudian tentukan skema warna slide anda. Baru kemudian masukkan isi presentasi anda bagian per bagian.
Jangan pikirkan untuk langsung mengeditnya. Alokasikan waktu untuk itu nanti.
Jadi, pecah menjadi bagian-bagian kecil. Itu yang pertama.
Kendalikan apa yang bisa anda kendalikan
Kalau saya tanya, apa yang anda kuatirkan saat ini?
Pasti anda akan dengan mudah menyebutkannya kan?
Kenapa begitu?
Memang begitu. Kalau anda mencari hal untuk dikuatirkan, memang akan selalu ada hal untuk anda kuatirkan.
Pertanyaannya, apakah hal yang anda kuatirkan itu bisa anda kendalikan atau ngga?
Orang sukses akan mengendalikan apa yang bisa mereka kendalikan.
Anda pun bisa seperti itu. Gunakan energi dan usaha anda untuk menentukan bagaimana anda akan mengedalikan apa yang bisa anda kendalikan.
Tapi saat ada hal yang berubah, beradaptasilah. Jangan kaku.
Bisa menyelesaikan itu bagus
Ya, bisa menyelesaikan itu sudah bagus.
Bsa saja anda terobsesi dengan semua detail yang ada. Tapi hasilnya? Anda mungkin ngga akan pernah menyelesaikan apa pun.
Berhenti mengejar kesempurnaan.
Anda akan dapat feedback dan bisa merevisinya nanti.
Gunakan feedback tersebut karena itu adalah kesempatan anda untuk bisa lebih baik lagi.
Gagal bukan berarti selesai
Kegagalan adalah bagian alami dari sebuah proses. Anda harus pahami itu.
Dan kegagalan juga merupakan kesempatan untuk anda belajar.
Ambil semua yang anda bisa ambil dari kegagalan anda. Gunakan itu sebagai modal untuk bisa lebih baik lagi di masa depan.
Malah ya, terkadang hanya dengan tetap bertahan saja sudah menjadi bukti kalau anda sudah mencoba.
Fokus pada "bagaimana", bukan "bagaimana jika"
Hentikan untuk terlalu fokus pada pemikiran bagaimana jika anda ngga berhasil nanti atau bagaimana kalau anda ngga bisa mengatasi tantangan yang ada.
Yakinkan diri kalau anda bisa.
Fokus saja pada bagaimana anda akan mengatasi rintangan di depan.
Lebih baik gunakan energi anda untuk membuat strategi dan rencana.
Kalau gagal, itu bukan berarti anda ngga berhasil, tapi belum berhasil. Ubah pemikiran anda dari "ngga" menjadi "belum".
Kesimpulan
Kesalahan, tantangan, dan pencapaian anda di masa lalu akan membimbing anda menuju sukses masa depan.
Gunakan masa lalu anda seperti sebuah kompas.
Belajarlah dari pengalaman masa lalu anda ataupun masa lalu orang lain.
Anda harus lebih takut untuk ngga mencoba daripada untuk gagal.
Kalau anda ngga mencoba, anda ngga akan mendapatkan kesempatan untuk sukses kan? Apa sih hal terburuk yang bakal terjadi kalau anda gagal? Cobalah semata-mata hanya untuk mencoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H