Dan tentu saja hal tersebut membutuhkan keberanian.
Jauh lebih mudah untuk bilang, "Inilah saya."
Mengatakan "Inilah yang saya inginkan" secara terbuka memang berisiko karena ngga ada jaminan kamu akan berhasil. Tapi masalahnya, itu juga satu-satunya cara untuk menjadikan kamu sadar akan menjadi siapa diri kamu nanti.
Memberi tahu orang apa yang kamu inginkan itu sangat kuat pengaruhnya karena hal itu akan memaksa kamu untuk membuat perilaku kamu konsisten dengan cerita itu. Ngga mau dong dibilang cuma bisa ngomong doang?
Foto: unsplash.com
Kalau cerita identitas kamu berakar di masa lalu, masa lalu kamu itulah yang akan menentukan perilaku kamu sekarang ini.
Tetapi, kalau kamu secara sadar memutuskan siapa diri kamu di masa depan, dan menemukan keberanian untuk berbagi visi itu dengan orang lain, maka mungkin untuk kamu secara aktif berubah menjadi diri masa depan kamu seperti yang kamu inginkan.
Penting untuk mendefinisikan diri kamu bukan oleh diri saat ini, tetapi oleh akan menjadi siapa diri kamu nanti.
Kita semua berada dalam kondisi dimana perubahan adalah satu-satunya yang konstan. Jadi, biarkan masa depan yang kamu inginkan menjadi hal yang memprediksi perilaku kamu saat ini, bukan masa lalu kamu.
Perilaku kamu menunjukkan tipe orang seperti apa diri kamu menurut yang kamu pikirkan, dan itu memperkuat identitas kamu yang akhirnya menjadi kepribadian kamu.