Bukankah itu artinya prank tersebut adalah suatu bentuk kekuasaan dan kekuatan yang anda miliki? Karena anda melakukan hal itu pada orang yang berada di bawah anda.
Karena anda tahu mereka tidak akan berani membalas perbuatan anda.
Prank bisa membahayakan korbannya. Atau, membuat korbannya merasa malu di depan orang banyak. Dan itu bisa berdampak besar pada psikologi mereka. Belum lagi kalau prank itu sampai mencemarkan nama baik mereka. Masalahnya bisa menjadi besar.
Prank bisa membahayakan orang lain
Kita ambil contoh orang yang melakukan prank dengan menjadi pocong di jalanan sepi, misalnya.
Kita yang menonton mungkin tertawa, walaupun ada juga yang tidak suka, tapi apakah yang membuat prank tersebut tidak pernah berpikir apa yang korbannya rasakan?
Orang bisa sangat ketakutan yang mungkin akan membekas menjadi sebuah trauma dalam hidupnya. Atau, apakah mereka pernah berpikir apa bahaya orang yang berlari ketakutan tanpa melihat kemana dia berlari karena begitu takutnya. Belum lagi yang sedang berkendara. Itu bisa jauh lebih berbahaya ketika mereka kehilangan kendali atas kendaraannya karena ketakutan.
Atau sebuah prank sederhana deh, telepon iseng yang memberi tahu korbannya kalau ada anggota keluarganya yang mengalami kecelakaan. Reaksinya mungkin menurut kita lucu, tapi pernahkan kita membayangkan kalau kita yang menjadi korbannya? Apa yang akan kita rasakan ketika mendengar kabar seperti itu? Itu bukan sesuatu yang bisa dibuat main-main.
Prank mengabaikan apa yang sedang dialami si korban
Apakah kita akan tahu kapan waktu yang tepat untuk mengerjai seseorang?
Tidak akan pernah.
Saat seseorang melakukan prank, apakah mereka menggunakan akal mereka untuk berpikir apa yang korbannya sedang rasakan saat di prank?