Di luar itu? Kebiasaan orang-orang pun berubah.
Sekarang, semua orang memakai masker kalau harus keluar rumah. Menjaga jarak. Sesedikit mungkin memegang gagang pintu atau benda-benda di tempat-tempat umum. Tidak bersalaman. Banyak lagi hal yang kalau dilakukan pada masa sebelum pandemi, orang akan melihat kita sebagai orang sombong, sok bersih, atau mungkin aneh.
Tapi sekarang, semua itu menjadi sesuatu yang wajar. Sesuatu yang normal.
Apakah kondisi new normal ini membawa kita ke arah yang lebih baik atau lebih buruk?
Kalau dilihat dari dampak pandemi yang terjadi saat ini, seperti banyaknya PHK yang menimpa rekan-rekan kita, banyaknya orang yang terjangkit COVID-19, kegiatan ekonomi yang terganggu, bahkan kegiatan beribadah yang dibatasi, pasti anda akan sepakat kalau new normal ini lebih buruk dibandingkan dengan normal yang sebelumnya.
Begitu banyak hal saat ini yang terkesan membatasi ruang gerak kita untuk beraktifitas dan berkarya, bahkan untuk bersosialisasi.
Hidup kita berubah drastis yang mungkin paling dirasakan oleh mereka yang kehilangan pekerjaan karena situasi ini.
Keadaan seperti memaksakan dirinya untuk diterima sebagai suatu normal yang baru dengan memakan banyak korban.
Tapi, yang perlu diingat, menjadi korban atau tidak, keputusan sebenarnya ada di tangan kita masing-masing.
Keadaan saat ini, faktanya sudah seperti itu. Tidak bisa disangkal. Tidak bisa diulang. Dan setiap keadaan itu sejatinya bersifat netral. Dia tidak pilih kasih dalam memberikan dampaknya pada siapa pun. Yang artinya, semua orang bisa kita bilang menjadi korban tanpa terkecuali.
Menariknya, ternyata ada sebagian orang yang kelihatannya tidak terpengaruh dengan situasi pandemi ini.