Saya, Anda, dan banyak orang lain kini menghabiskan waktu dalam kesehariannya untuk online. Entah itu mengirim email, chat, cari resep makanan, cari ide hadiah untuk anak, dan lain-lain.
Data menunjukkan kalau orang-orang menghabiskan hampir 100 hari dalam setahun untuk online. Itu setara dengan sekitar 48 jam seminggu di waktu sadar kita. Dan dari semua itu, dua jam per harinya dihabiskan untuk membuka media sosial.
Untuk Anda yang bekerja di media sosial, mungkin itu bagus, tapi untuk orang lain, mengaksesnya bisa mempunyai pengaruh yang cukup serius untuk kesehatan fisik dan mental.
Betul, media yang menghubungkan kita dengan banyak orang tersebut juga ada sisi positifnya. Kita bisa terhubung dengan mereka yang jauh atau sekadar mengingatkan tanggal-tanggal penting keluarga kita.
Tapi, terlepas dari sisi positifnya, tentu kita tidak bisa mengabaikan sisi negatif dari media tersebut dalam hidup kita.
Sebuah studi menemukan bahwa orang-orang yang rutin mengakses media sosial, terpengaruh secara signifikan akan kesehatan mental, fisik, dan kehidupan sosialnya.
Pertanyaan yang harus diajukan pada diri kita masing-masing adalah apakah kita termasuk orang-orang yang mengambil manfaat atau justru terobsesi dan terpengaruh olehnya?
Kita bisa cek apakah kita mengalami tanda-tanda berikut ini yang menunjukkan kalau hidup kita sudah disabotase oleh media sosial.
6 Tanda Kita Terobsesi dengan Media Sosial
- Anda tidak bisa lepas dari media sosial
Coba Anda googling tentang "cara mengurangi waktu di media sosial". maka muncullah sekitar 23.300.000 hasil pencarian dalam waktu 0.39 detik! Apa artinya?
Anda tidak sendirian. Bukan hanya Anda yang kesulitan untuk mengurangi waktu untuk online di dunia maya tersebut. Malahan, ada sebuah riset yang mengatakan kalau media sosial ternyata lebih adiktif dari rokok! Anda bisa bayangkan itu.
Bukan hanya sulit untuk menahan diri supaya tidak online, tapi semakin sering Anda akses setiap harinya, maka akan semakin sulit untuk mengurangi waktu online Anda.
- Anda tidak bisa menyelesaikan tugas
Berapa sering pekerjaan kita tertunda hanya karena kita mengakses Facebook atau Instagram? Atau, berapa sering kita berhenti mengerjakan sesuatu karena ada notifikasi dari Twitter?
Media sosial adalah pengalih perhatian yang sangat kuat. Sangat sulit diabaikan. Bukan hanya dalam bekerja atau belajar saja, bahkan dalam percakapan kita dengan teman, keluarga, atau kerabat.
- Semakin sering mengakses media sosial, semakin Anda merasa sendirian
Aneh ya? Seharusnya kan semakin kita sering mengaksesnya, semakin kita merasa terhubung dan tidak sendirian?
Tapi, sebuah studi mengatakan seperti itu. Hasil studi tersebut mengatakan kalau media sosial berhubungan erat dengan perasaan terisolasi.
Lebih jauh lagi, semakin lama kita mengaksesnya, semakin pula kita merasa sendirian dan terisolasi.
Wajar saja sebenarnya, karena biar bagaimana pun, orang-orang yang terhubung dengan kita di dunia maya tidak benar-benar bisa kita lihat, sentuh, atau dengan kata lain, terhubung secara langsung di dunia nyata.
Miris kan? Semakin kita ingin online untuk terkoneksi dengan orang lain, semakin kita merasa sendirian.
- Anda tidak bisa berhenti membandingkan diri dengan orang lain
Kalau dulu orang cuma iri ketika tetangga membeli mobil baru atau merenovasi rumah, sekarang bisa kita bayangkan berapa banyak hal semacam itu yang bisa kita lihat di media sosial? Semua orang terlihat lebih baik dari kita!
Pasangan menarik, hidup mewah, jalan-jalan, makan makanan enak, mobil keluaran terbaru, sebut saja satu-satu, itu sama seperti kita bertetangga dengan seluruh dunia secara virtual!
Teknologi yang seharusnya menghubungkan kita sekarang menjadi sebuah teknologi perbandingan, bukan lagi teknologi yang menghubungkan. Memberikan semua pikiran negatif yang mungkin muncul dalam otak kita.
Lagi-lagi, studi menunjukkan bahwa setiap postingan yang kita lihat, akan membuat kita melihat diri kita lebih baik atau buruk. Kita terus menerus membandingkan diri kita secara konstan dengan orang lain.
- Anda tidak bisa tidur nyenyak
Kenapa? Anda keasyikan scrolling sebelum tidur. Dan kita tahu, cahaya dari ponsel akan membuat kita sulit mengantuk.
Belum lagi kepikiran tentang hidup orang lain dan membandingkan dengan diri sendiri seperti yang dituliskan di poin sebelumnya.
Ditambah dengan kepikiran semua tugas yang belum Anda selesaikan gara-gara keasyikan online. Semua itu membuat waktu tidur terganggu, baik waktu atau durasinya.
- Anda merasa kurang sehat
Seperti yang berulang kali disebutkan, terlalu lama menggunakan media sosial tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan mental, tapi juga fisik. Sebut saja gangguan fisik seperti nyeri sendi, pegal-pegal di bagian leher, atau nyeri punggung.
Belum lagi dari sisi gangguan mental, seperti kecemasan, hilang nafsu makan, dan lebih parah lagi, depresi. Semua berhubungan erat dengan pemakaian yang berlebihan.
Cara untuk Tetap Sehat dan Terhubung dengan Orang Lain
Banyak cara sebenarnya untuk mengurangi dampak negatif media sosial dalam hidup kita. Mulai dari mematikan notifikasi, mengunduh aplikasi yang membatasi waktu pemakaiannya, dan banyak lagi saran-saran yang bisa dilakukan.
Tapi, punya dampak positifnya juga ada kan? Jadi, solusi idealnya adalah bagaimana caranya supaya kita bisa mengurangi dampak negatif tapi tetap mendapatkan dampak positifnya.
Gunakan dengan bijak. Letakkan ponsel Anda dan sembunyikan dari pandangan Anda saat sedang bersama keluarga, teman, atau bekerja.
Media sosial bisa menjadi positif atau negatif, semua tergantung dari pilihan kita sendiri. Pilihlah untuk menggunakannya secara positif. Jangan biarkan hal itu menyabotase hidup kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H