Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk, Kita Sikapi Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan dengan Positif

14 Mei 2020   10:46 Diperbarui: 14 Mei 2020   11:28 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lakukan apa yang masih di bawah kendali kita. (sumber: unsplash.com)

Akhir-akhir ini sedang hangat berita tentang kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Berita tentang isu yang satu ini sedang muncul di halaman-halaman pertama setiap portal berita.

Bicara tentang peraturan nomor berapa dan berapa kenaikannya, kita bisa lihat sendiri di berita-berita yang sedang tayang.

Yang saya mau tuliskan disini, adalah tentang bagaimana kita harus menyikapinya.

Bagaimana respon kita saat mengetahui kenaikan iuran BPJS Kesehatan

Pada saat membaca berita tentang kenaikan iuran BPJS Kesehatan, apa yang terlintas di benak kita? Apa respon yang muncul dalam kepala kita?

Mau marah? Bisa. Kok ya bisa-bisanya kondisi sedang seperti ini malah menaikkan iuran BPJS Kesehatan?

Mau kecewa? Juga bisa. Kenapa dulu memilih ini, bukan yang itu.

Mau menyalahkan pemerintah? Gampang sekali. Toh tinggal menyalahkan. Terlepas yang disalahkan tahu atau tidak. Ya kan?

Mau protes? Sudah sering dilakukan oleh sebagian orang yang lain. Mau ikut bergabung?

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah dengan melakukan semua yang disebutkan di atas, kita jadi mampu mengubah keadaan?

Apakah dengan begitu iuran BPJS Kesehatan itu tidak jadi naik?

Apakah kita termasuk orang yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk mengubah keputusan itu?

Saya yakin, dibalik keputusan itu pasti ada pertimbangan yang sudah dipikirkan masak-masak. Dan keputusan sudah dibuat. Tinggal bagaimana kita menyikapinya kan?

Berbicara tentang kekuatan dan kekuasaan, sebagian besar dari kita tidak memiliki hal itu. Termasuk saya. Itu artinya, keadaan yang terjadi saat ini sudah berada di luar kendali kita. Bukan area kita lagi. Tidak bisa dihindari.

Apa yang masih bisa kita lakukan

Lakukan apa yang masih di bawah kendali kita. (sumber: unsplash.com)
Lakukan apa yang masih di bawah kendali kita. (sumber: unsplash.com)

Tapi, ada satu hal yang masih bisa kita kendalikan. Respon kita terhadap keputusan itu. Apakah kita akan merespon dengan apa yang sudah saya sampaikan di atas, atau merespon dengan cara lain?

Setidaknya ada tiga hal yang masih bisa kita lakukan untuk menyikapi kenaikan iuran BPJS Kesehatan ini.

1. Beradaptasi.

Menghadapi kondisi seperti saat ini, dengan begitu banyaknya hal-hal yang di luar kendali kita, mau tidak mau membuat kita harus bisa beradaptasi. Menolak pun, keputusan itu akan tetap berlaku. Jadi, adaptasi adalah satu-satunya hal yang bisa kita lakukan.

Kemampuan beradaptasi terhadap segala perubahan keadaan ini adalah kemampuan yang sangat kita perlukan di masa pandemi ini. Masa yang menuntut kita untuk menjalani kehidupan normal yang baru. Yang mungkin bertolak belakang dari apa yang kita jalani sebelumnya. Tapi mau apa lagi? Kenyataannya memang sudah seperti itu. Kalau mau bertahan, kita harus bisa beradaptasi.

Kembali ke masalah kenaikan iuran BPJS Kesehatan, kalau memang kita memerlukan fasilitas itu, mau tidak mau kita harus tetap membayarnya. Dan itu berarti, kita harus menengok ulang alokasi keuangan kita. Mana pengeluaran yang harus dikurangi untuk dialihkan ke kenaikan iuran BPJS Kesehatan ini.

Pasti ada trade-off disana. Ada anggaran yang harus dikurangi karena kenaikan ini. Dan itu normal, karena memang tidak ada satu hal pun yang tidak mengalami perubahan dan tidak mungkin kita bisa mendapatkan semuanya tanpa ada yang harus dikorbankan. Kembali, adaptasi itu penting.

2. Cari peluang.

Atau, cara lain, cari peluang untuk menambah pemasukan.

Di masa pandemi seperti ini, terlepas dari banyaknya PHK dan sulitnya menjalankan usaha, tetap ada peluang-peluang baru yang tercipta, seperti meningkatnya permintaan di sektor kesehatan, logistik, makanan beku, bisnis daring, banyak lagi. Tinggal apakah kita mau mengubah jalan kita ke arah sana atau tidak.

Yang kita perlukan adalah membuka mata, tangkap peluang, dan segera eksekusi.

Daripada membuang waktu dan energi untuk marah-marah, kecewa, mengeluh, lebih baik alihkan waktu dan energi yang berharga itu ke hal yang lebih positif.

Toh, membuang-buang energi dan waktu untuk hal negatif pun tidak akan mengubah keadaan. Jadi buat apa melakukan hal yang sia-sia?

Fokus pada apa yang bisa kita lakukan dan berada di bawah kendali kita, itu jauh lebih baik.

3. Bantu sesama.

Di luar itu semua, untuk sebagian dari kita yang masih punya kelebihan, kita bisa membuat perubahan dengan membantu orang-orang di sekitar kita. Mulailah dari orang-orang terdekat.

Bantuan kecil pun bisa sangat berarti untuk mereka yang memerlukan. Jangan kuatir dengan besar kecilnya bantuan. Hal itu akan tetap bernilai. Walaupun hanya sekedar memberi tips tambahan ke orang-orang yang sudah mengantarkan pesanan makanan kita atau memberi satu kotak nasi ke mereka yang membutuhkan di pinggir jalan.

Tetaplah positif

Kenaikan iuran BPJS Kesehatan, tidak bisa dihindari. Tapi kita bisa mengubah cara kita menyikapinya dengan tetap berfokus pada apa yang bisa kita lakukan secara positif.

Berpikir dan bersikap positif sangat diperlukan di masa pandemi seperti sekarang ini.

Tetap jaga kesehatan. Tetap jaga pikiran dan sikap positif. Tetap saling membantu sesama. Bersama-sama, kita pasti bisa melewati masa pandemi ini dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun