Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Semudah Itu VS Tidak Sesulit Itu

18 April 2016   11:39 Diperbarui: 18 April 2016   11:52 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="ilustrasi/pixabay.com"][/caption]“Tidak semudah itu pak.”, itu yang selalu orang bilang pada saat saya menyampaikan usulan yang keluar dari kebiasaan yang sedang berjalan. Yang berbeda dari prosedur yang saat itu berlaku. Seolah untuk melakukan perubahan dan perkembangan menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Mereka merasa nyaman dengan statusnya saat ini.

Yang ada di kepala saya, kalau perubahan tersebut tidak semudah itu, menurut mereka, maka itu berarti juga tidak 100% sulit atau tidak mungkin. Artinya, tetap ada sisi mudahnya. Yang artinya lagi, kalau kita lihat dari sisi sebaliknya, kalimatnya akan menjadi, “Tidak sesulit itu pak”. Tapi kenapa sebagian orang selalu melihat dari sisi sulitnya? Kenapa tidak melihat dari sisi mudahnya?

Melihat dari sisi sulit bisa mematahkan semangat perubahan. Stagnan. Nyaman dengan kondisi sekarang yang bisa menghalangi pertumbuhan. Melihat satu hal dari sisi sulitnya, otak kita akan mencari seribu satu alasan untuk membuktikan dan membenarkan bahwa hal tersebut memang sulit. Akhirnya, begitu bertemu dengan kesulitan atau jalan buntu pada saat melakukannya, kita menyerah. “Tuh kan.”, kata otak kita, “Hal ini memang sulit. Tidak bisa dilakukan.”, katanya lagi. Lalu kita berhenti bertindak.

Melihat suatu hal dari sisi mudahnya, pun begitu. Dengan berpikir bahwa hal tersebut bisa dan mudah dilakukan, otak kita akan mengeluarkan seribu satu alasan bahwa apa yang sedang kita kerjakan ini memang mudah. Jika bertemu kesulitan, otak kita akan berkata, “Coba saja cara ini. Kalau tidak berhasil, tinggal ganti saja caranya dengan cara ini. Mudah kan? Kalau masih tidak berhasil? Berarti pakai cara ini. Gitu aja kok repot.” Begitu seterusnya. Sehingga kita selalu bisa melihat peluang demi peluang diantara kesulitan-kesulitan yang sedang kita hadapi saat itu. Karena kita yakin, permasalahan yang sedang kita hadapi tidaklah sesulit itu. Pasti ada jalan lain yang belum terlihat oleh kita pada saat kita menemui kesulitan.

Maju atau berhenti, tergantung dari cara kita berpikir dan melihat sesuatu. Hal yang sama dilihat dari sisi yang berbeda bisa menghasilkan dampak yang berbeda. Kita harus bijaksana memilih bagaimana kita akan memandang suatu hal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun