Kalau membaca kehadiran dr. Reisa dari sudut pandang psikologi persuasif, saya melihat bahwa pribadinya menjadi salah satu bentuk persuasi yang paling nyata. Baru saja dia tampil didepan publik, masyarakat (yang diwakili warganet) langsung menyambut dengan antusias. Kepribadian komunikator menjadi salah satu 'nilai jual' terpenting dari strategi persuasi.Â
Sangat jelas bahwa dr. Reisa akan memainkan peran sebagai komunikator sampai bisa mempersuasi masyarakat dengan kualitas diri yang dimiliki.Â
Sebab, selain kemampuan dalam menyampaikan pesan, terdapat sedikitnya dua aspek penting dalam karakteristik personal komunikator yang bisa mempengaruhi respon komunikan, yaitu: kredibilitas, dan daya tarik komunikator. Kedua aspek ini tentu ada dalam diri dr. Reisa, sehingga cukup dengan tampil dan berbicara saja, publik akan terpana, terpengaruhi, dan mungkin bisa langsung merubah perilaku.
Pribadi dr. Reisa memiliki kredibilitas yang tidak bisa dielak. Dia adalah seorang dokter dan memiliki pengalaman yang cukup baik dibidangnya. Keahliannya itu menjadi modal penting agar persuasi dapat berhasil, sebab komunikator akan memberikan kesan bagi komunikan jika ia adalah seorang yang ahli dalam topik yang sedang dibicarakan.Â
Jika komunikator bukan orang yang ahli, maka sulit bagi komunikan untuk dapat terpengaruhi pada persuasi yang disampaikan komunikan. Selain itu, dari aspek daya tarik, sudah tentu dr. Reisa memilikinya.
Daya tarik fisik dan psikologis sangat nyata dalam pribadinya. Ini merupakan modal penting sebab seorang komunikator yang melakukan persuasi akan dapat lebih diterima secara baik jika ia memiliki daya tarik fisik.Â
Penerimaan komunikan terhadap persuasi komunikator karena daya tarik fisik bukanlah sesuatu yang salah. Daya tarik fisik dapat mengantarkan seorang komunikator mendapatkan perhatian dan lebih dihargai ketika ia mencoba masuk ke lingkungan sosial komunikan untuk melakukan persuasi.
Saya kira, Pemerintah sungguh jeli melihat kebutuhan psikologis masyarakatnya, dengan menghadirkan dr. Reisa sebagai salah satu komunikator pada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Tujuannya jelas agar membangkitkan antusias masyarakat dan bila perlu dapat mengubah perilaku dalam menghadapi mewabahnya virus ini.Â
Kesan pertama dari kehadiran dr. Reisa sudah diterima publik secara positif. Karena itu, agar strategi persuasi bisa berhasil, maka yang harus dibuat dr. Reisa adalah membangun kredibilitas, menarik empati, dan memotivasi masyarakat. Dengan begitu, masyarakat akan menerima segala anjuran dan himbauan dengan penuh sukacita, dan besar harapan semoga perilaku masyarakat dapat berubah menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H