Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketika Masih Frater... (#1)

13 Mei 2020   08:55 Diperbarui: 13 Mei 2020   08:54 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat 'Curhat' Dengan-NYA, TUHAN selalu Membuat Saya Tertawa

Merenung (refleksi diri) membawa kekuatan. Merenung atau berefleksi membuat saya tahu bersyukur. Bersyukur mendatangkan kebahagiaan dan damai. Setiap berpikir dan merenung tenaga saya keluar. Cara saya menikmati hidup adalah dengan merenung hidup itu sendiri. 

Setiap hari yang tercecer, digabung menjadi kumpulan hari dalam setahun. Setiap tahun itu selalu bergerak terus dan berganti. Menjelang pergantian tahun saya selalu merenung tentang waktu dan aneka kegiatan yang mengisi waktu itu. Tahun adalah naman lain untuk jumlah waktu. Karena itu, saya mengenal waktu dalam bayangan hitungan tertentu. Waktu berjalan terus dan semua yang ada dalamnya berubah. Saya pun berubah, karena saya ada dalam waktu. Waktu dan perubahan itu bersusulan. Ada waktu, ada perubahan. Waktu berjalan sekali. Tidak terulang dan tak tergantikan.

Pada saat ini, saya berada dalam titik pertemuan antara 'dua kekekalan waktu', antara masa lampau yang panjang sekali dan abadi, dengan masa depan yang terus bergerak maju. Saya tidak mungkin bisa hidup dalam dua kekekalan waktu itu sekaligus. Karena itu, saya selalu bersyukur dan bergembira pada 'satu' saat atau moment yang memungkinkan saya untuk hidup, yaitu masa 'sekarang'. 

Bagi saya, masa depan adalah 'hari ini'. Hari ini adalah apa yang saya cemaskan dan pikirkan pada hari kemarin. Namun saya sadar bahwa hari ini sesungguhnya tidak perlu dilalui dengan kecemasan akan hari esok, sebab setiap kali hari esok tiba, ia akan disebut hari ini. Hari ini adalah kenyataan, besok adalah impian dan kemarin adalah kenangan. Kenangan, Kenyataan, dan Impian adalah tiga kategori waktu yang menemani hari-hari hidup saya sampai sekarang di lembaga ini.

Saat ini, kini dan sekarang, saya sedang berada dalam proses pembinaan di Seminari Tinggi St. Mikhael. Saya adalah seorang Frater tingkat III. Sebagai seorang Frater yang dikenal sedang dalam masa puncak filsafat, saya tentu memiliki keunikan dan karakteristik kepribadian yang berbeda dengan Frater lain. Segala aspek bina yang diprogramkan selalu saya ikuti. Aspek bina itu memungkinkan saya bisa lebih mengenal diri saya sendiri. Orang yang pandai mungkin adalah orang yang tahu banyak tentang orang lain. 

Namun untuk saya, orang yang tahu tentang diri sendiri adalah jauh lebih pandai dari siapun. Mengetahui diri sendiri tidaklah mudah. Masuk dalam diri sendiri, mengenal diri, menerima kekurangan dan memahami kebutuhan diri, tidak semudah membalikan telapak tangan. Butuh proses panjang untuk bisa mencapai pengetahuan tentang diri yang utuh, mencapai kematangan dan kedewasaan. 

Kadang saya membutuhkan orang lain untuk membantu saya mengenal diri. Bagi saya, it's good to be a single person, but it's not good to be alone. Single artinya tunggal, utuh, unik, dan tak terbagi. Jadi, bukan tidak baik menjadi tunggal dan unik, tetapi tidak baik kalau sendiri. Saya membutuhkan orang lain untuk menegaskan keberadaan diri saya. Orang lain sebenarnya adalah saya yang lain. Orang lain, adalah saya yang berada diluar diri saya sendiri. Dalam pergaulan dengan orang lain (teman-teman), saya tidak pilih kasih. Saya bergaul merata. Untuk saya, teman-teman lain adalah keluarga saya sendiri.

Teman lain adalah sahabat saya. Sahabat lebih dari sekedar teman. Sahabat lebih dalam. Semua orang yang saya temui, itu sahabat saya. Segala kebutuhan orang lain selalu saya perhatikan. Memang terkadang saya sulit menemukan jala keluar bagi sahabat saya yang sedang mengalami masalah. Namun dengan berbagai cara, saya selalu berusaha membantunya. 

Setiap saat, kapan saja dan di mana saja saya berada, senyuman selalu saya berikan pada semua orang. Semua orang selalu saya anggap baik. Karena anggapan itu, maka semua orang yang saya temui adalah sahabat. Saat ada salah seorang sahabat yang putus asa dan bimbang, saya selalu memberikan motivasi dan dorongan padanya. 

Saya kadang berpikir, mengapa orang lain begitu percaya pada saya? Mungkin karena saya selalu ramah dan baik terhadap mereka. Atau kah mungkin karena saya bersahabat secara merata...entahlah. Namun satu yang pasti adalah bahwa apa yang saya buat untuk orang lain adalah tulus dan tanpa pamrih. Saya selalu berpikir dan berprinsip bahwa kalau saya menginginkan orang lain berbuat baik pada saya, maka sayalah yang harus terlebih dahulu berbuat baik padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun