Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Refleksi Rosario (#9)

9 Mei 2020   22:30 Diperbarui: 9 Mei 2020   22:27 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 09 Mei 2020

Peristiwa Gembira 3: Yesus dilahirkan di Betlehem (Lukas, 2:7)

Kalau berbicara tentang kelahiran Yesus di Betlehem. Maka sudah pasti, kita akan tahu dan mengingat tanggal 25 Desember. Di setiap tanggal itu, semua umat Kristiani akan merayakannya dengan penuh sukacita. 

Segala persiapan pun dilakukan agar semarak pesta Natal benar-benar terasa sampai ke dalam rumah. Kelahiran Yesus, adalah jawaban atas nubuat para Nabi yang meramalkannya. Tak bisa kita pungkiri bahwa kedatangan Raja Surgawi ternyata tidak seperti yang diharapkan orang Israel (Yehuda) kala ini. 

Mereka mengingkan seorang Mesias datang dengan kemegahan bukan dalam 'kesederhanaan'. Bahkan mereka tidak segan-segan membubuh Anak Allah yang maha tinggi. Kita tak bisa menutup mata, bahwa kelahiran Yesus di Kandang Betlehem, memang terlihat hina. Tetapi disitulah letak keberpihakan Allah atas orang kecil dan terpinggirakan. 

Allah datang ke dunia dalam kesederhanaan untuk menunjukkan bahwa Allah begitu dekat dan mengasihi manusia yang paling hina sekalipun.

Kesederhanaan Natal kelahiran Kristus sungguh menjadi Pesta damai bagi setiap kita yang menyambu-Nya. Hal ini terbukti dari solidaritas Allah yang sangat total merendahkan diri-Nya, menjadi sama seperti manusia, bahkan sampai wafat di Salib hanya untuk menebus dosa kita. 

Kesederhanaan kelahiran Yesus, sebenarnya tidak menjadi sesuatu yang menggembirakan Maria dan Yoseph kala ini. Sejak Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Tuhan, Yoseph pun semakin khawatir dan harus menanggung beban 'cemoohan' masyarakat di sana. 

Bahkan ketika Maria hendak melahirkan pun, mereka tak mendapat tumpangan, sampai akhirnya Anak Allah yang Maha Tinggi harus merendah serendah-rendahnya lahir di kandang hina. 

Kendati demikian, justru disitulah Allah dimuliakan karena bisa dengan selamat datang ke dunia. Peristiwa kelahiran Yesus ini, sebenarnya juga bisa dilihat sebagai peristiwa sulit dan berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun