Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Refleksi Rosario (#3)

3 Mei 2020   23:55 Diperbarui: 3 Mei 2020   23:57 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu, 03 Mei 2020

Peristiwa Mulia 1. Yesus bangkit dari kematian (Luk, 24:1-12).

Merenung persitiwa ini, saya sebagai seorang Katolik begitu tertegun karena iman saya dijamin oleh kebangkitan-Nya. Kalau Yesus tidak bangkit, maka sia-sialah iman kita. Kabngkitan Yesus dalam perayaan Paskah yang masih kita jalani selama oktaf ini, adalah kisah mulia yang harus kita sadari dan imani sampai pada peristiwa pentakosta.

Dalam Kristologi (ajaran mengenai Kristus) kebangkitan adalah sangat penting. Fakta bahwa Yesus bernubuat akan bangkit dari kematian pada hari yg ke-3, mempunyai siratan sangat penting bagi pribadi-Nya. 

Pribadi yg dapat berbuat demikian adalah Pribadi yg lebih besar daripada manusia biasa. Paulus menalar tentang kebangkitan Kristus seperti ini: 'Andaikata Kristus tidak dibangkitkan', 'maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.... Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah kepercayaan kamu; kamu masih hidup di dalam dosamu' (1 Kor 15:14, 17). 

Maksudnya ialah bahwa Kekristenan adalah Injil, dan Injil adalah kabar baik tentang bagaimana Allah mengutus AnakNya untuk menjadi Juruselamat manusia. Tapi jika Kristus tidak benar bangkit, maka kita tidak mempunyai jaminan bahwa keselamatan kita telah terselesaikan.

Jadi dengan demikian realitas kebangkitan Kristus mempunyai arti yg sangat dalam. Kebangkitan orang percaya juga penting. Pandangan Paulus ialah, bahwa jika orang mati tidak akan bangkit, maka kita boleh menerima semboyan 'marilah makan dan minum, sebab besok kita akan mati' (1 Kor 15:32). Bagi orang percaya kehidupan kini tidaklah berarti segala-galanya. Harapan mereka terletak di tempat lain (1 Kor 15:19). Dan harapan itulah yg memberikan kepada mereka perspektif dan makna kehidupan yg dalam.

Selain itu, di hari minggu paskah ke 4 ini juga, kita merayakan Hari Minggu Panggilan Sedunia. Ketrpanggilan kita adalah bukti bahwa iman kita akan Kristus sungguh ada. Mengapa kita bisa mengikuti Kristus? 

Jawabannya adalah karena kita mengenal Suara-Nya. Lantas bagaimana suara Tuhan itu kita bisa kenali? Kedekatan dan kelekatan pada Kristus adalah jawabnya. 

Selalu ada bersama dengan Tuhan akan membuat kita mengenal suara panggilan-Nya. Apapun bentuk hidup panggilan, kita harus menjalaninya dengan kesadaran dan sukacita, karena kita yakin bahwa Yesus sebagai Gembala sekaligus Pintu, akan menuntun kita dan menjaga kita dari gangguan dari luar.

Saat kita merayakan panggilan Tuhan dengan sukacita, maka kita akan memperoleh hidup dan memperolehnya dengan segala kelimpahan. Ego veni ut vitam habeant et abundantius habeant - (Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan), Yohanes 10:10.

Karena itu, bersama Maria, dalam Doa Rosario, kita perlu menyadari keterpanggilan kita masing-masing, supaya dengan demikian, kita akan merasa selalu dekat dengan Tuhan. Kedekatan itulah yang akan membuat keterpanggilan hidup kita menjadi lebih terasa.

Jalanilah panggilan hidup kita masing-masing, kapan dan di mana saja kita berada.

Salve!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun