Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang NTT Itu...

28 April 2020   21:30 Diperbarui: 28 April 2020   21:36 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Salam Cium Hidung (Ba'Cium Idong) Orang NTT, Sumber : minews.id

Mungkin  kita perlu menyelesaikan pikiran kita sendiri agar dapat memahami siapa itu orang NTT; mulai dari tentang profilnya, filosofinya, peradabannya, kesadarannya dan kesehariannya sedini mungkin. Satu yang paling menonjol adalah bahwa kita sering dianggap 'keras'. Ya,, memang demikian adanya. 

Kami keras karena alam kami juga keras. Walau begitu, kami tidak keras kalau bicara kemanusiaan. Bagi saya, inti pemikiran ini adalah SDM yang kelak sampai hari ini kita pusingkan. Ditambah lagi, ketukan palu untuk para 'penjual' seolah mengheningkan cipta bagi saudara/i kami yang kini telah tiada. Sangat celaka.

Sulit memang melihat realitas orang NTT yang selalu dicap 'miskin', bodoh, terbelakang dan beragam label negatif lain yang sudah biasa kami terima. Maaf kawan, walau stigma negatif melekat pada kami, tapi kami bukan dan bahkan tidak mau menjadi 'pengemis' seperti yang banyak berkeliaran di kota kalian. 

Kami selalu memberi senyum, sekalipun muka terlihat geram, dan kami hanya bisa beri salam cium hidung (ba'cium hidung) sebagai tanda kalau kami bersaudara. Terasa ganjil memang bagi orang baru, tapi itulah realitas kami. Yang ada pada kami hanya ini, tidak lebih. Jadi berhentilah melabeli kami dengan stigma negatif.

Dan bagi mereka yang berpulang sudah dalam peti, semoga leluhur kami bisa memberi petunjuk pada siapa yang ingin harta dengan menumbal manusia.  Sebab orang NTT bukan barang. 

Kami juga manusia sama seperti kalian. Ironis memang, karena sejauh ini orang NTT hanya ditelusuri dalam alam pikiran teks seperti kata Derrida yang memang kita akui dengan segala kemanusiaan tertenun tapi (seharusnya) tidak kita restui apabila sampai pada detik ini sesama kita terus diperlakukan tidak manusiawi. Demikianlah, barangkali kita tidak perlu   terlalu jau mendefenisikan orang NTT itu siapa, karena kita semua bersaudara. Mari satukan hati, dan dengan berani katakana : 'STOP BA'JUAL ORANG NTT!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun