Mohon tunggu...
Dika Pratama
Dika Pratama Mohon Tunggu... Akuntan - Motivasi Menulis

Aku yang ingin belajar menulis ...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Trip Kawasan Konservasi Ujung Kulon ternyata ...

10 April 2020   01:24 Diperbarui: 10 April 2020   01:21 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ombak tinggi menerjang pepohonan sekitar perjalan mendekai pulau Peucang

Setelah mencoba menjadwalkan trip singkat bersama beberapa teman dengan tujuan untuk melapas belenggu dari kehiduan kota Jakarta, akhirnya dari mulai kami beritikad mencari tempat, merencanakan tanggal yang sama, sampai akhirnya hanya kami bertiga orang dari beberapa teman lainnya yang hanya berwacana, ya memang semakin dewasa kita semakin banyak pula kegiatan sehingga akan sangan sulit untuk melakukan perjalanan bersama.

Kami memutuskan untuk memilih destinasi yang belum pernah kami singgahi dan cukup mengambil waktu tanpa mengambil cuti dari kantor masing. 

Minggu terakhir di Bulan Juli Tahun 2019 akhirnya kami memilih Wisata Kawasan Konsevasi Taman Ujung Kulon tepat nya di Pulau Peucang, Peucang adalah "kancil" dalam bahasa Sunda dimana memang disana hidup satwa salah satu nya kancil tersebut, disana pun sangat terkenal dengan Badak Jawa nya dengan alternatif ikut open trip agar kami bisa lebih santai dan menikmati perjalan diperjalanan #gamauribet.

Google.maps Peucang Island
Google.maps Peucang Island

Banyak sekali Open Trip  yang menyediakan destinasi bebagai tempat dengan variasi harga sesuai dengan apa yang ditawarkannya. Daerah keberangkatan yang kami pilih yaitu di daerah Plaza Semanggi "Jakarta" karena daerah tersebut paling dekat dengan tempat kita bekerja, jadi seusai selesai bekerja kita langsung ke tempat keberangkatan, tetapi apabila daerah kita dilewati jalur bus ke destinasi maka bisa dijemput dan biasanya harganya berbeda (Lebih Murah).

Ketika berkumpul di daerah meeting point Plaza Semanggi tersebut kita langsung di sambut dengan salah satu pemandu untuk mengawal keberangkatan tersebut, dari mulai diabsen satu persatu sampai melakukan do'a bersama menjelang keberangkatan.

Cuaca mendung menyambut pagi hari kami
Cuaca mendung menyambut pagi hari kami

Pada saat di perjalanan pun kami dipertemukan dengan beberapa peserta lain yang tujuannya sama ke daerah banten tersebut, dan ketika itu pula diberi waktu untuk membeli perlengkapan di salah satu mini market dan beristirahat sejenak atau pun melakukan Shalat Isya karena pas di tempat pemberhentian terdapat masjid. Perjalanan dilanjutkan dan kami pun tertidur pulas sehingga kami terbangun setelah melewati kawasan Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang, Daerah Banten.

Demikian jalanan yang kami lewati pun kian semakin menyempit menyusuri pesisir pantai yang sedang dilakukannya pembangunan akses disepanjang kawasan tersebut. Keadaan disekitar gelap dengan minim penerangan, rumah-rumah warga yang terpisah memiliki jarak agak berjauhan satu sama lain, ditambah deburan ombak pasang disebelah kanan yang turut menambah menariknya perjalan kami ini.

Terhentinya perjalanan ketika sampai di tempat beristirahat milik warga yang disediakan untuk para wisatawan sebelum melakukan perjalan laut bisa disebut juga Basecamp di daerah Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Basecamp tersebut menyediakan fasilitas tikar, listrik dan kamar mandi yang bisa digunakan, yang terpenting pada saat itu memang listrik dan tentunya disini tempat semua perbekalan dan perlengkapan dibawa ke perahu.

Sarapan kami di perahu menuju pulau Peucang
Sarapan kami di perahu menuju pulau Peucang

***

Menjelang pagi, kami mempersiapkan diri untuk melakukan perjalan laut dengan perahu yang sudah disediakan, kami pun diarahkan ke pantai dengan melewati kawasan rumah warga di daerah tersebut, tak hanya rumah warga tentunya dipagi hari kami pun dapat melihat aktivitas yang jarang sekali kami saksikan yaitu aktivitas pasar ikan dan para nelayan yang mayoritas warga sekitar asli dan warga luar daerah yang memutuskan menetap di daerah tersebut.

Perahu yang disediakan yaitu ada dua jenis yaitu perahu induk dan perahu kecil seperti sampan ukurannya lebih besar, dengan fungsi untuk mengantarkan kami dari tepian pantai ke perahu induk. Kenapa demikian karena perahu induk tentu tidak bisa menepi di area pantai, jadi perahu itulah yang digunakan untuk mengantarkan kami ke perahu induk dengan dibagi dua kloter dengan satu keloter bisa mengangkut kurang lebih sepuluh orang. 

Memandang daerah Sumur
Memandang daerah Sumur

Pertama melihat perahu induk kami merasa tidak percaya perahu ini aman untuk kami gunakan, perahu tersebut berbahan kayu yang dibuat sedemikian rupa tapi terlihat sangat kokoh tentunya dan mampu menembus ganas nya ombak perairan tersebut. perahu tersebut dikendarai oleh dua awak kapal yang masing-masing bertugas, satu menjadi nahoda dan satu untuk mengawasi keaadaan luar dan menurunkan jangkar, dua awak kapal itu terlihat sudah berumur dan berpengalaman, kepercayaan kami pun meningkat dan siap untuk melanjutkan perjalanan.

Perjalan laut pun dimulai, semikin jauh semakin terasa aroma khas laut, deburan ombak yang menerjang-nerjang ditambah langit mendung menghiasi perjalan kami dengan gembira dan kecemasan sebenarnya melimuti perjalanan ini.

Melewati kawasan laut yang dihimpit oleh dua daratan yaitu Taman Nasional Ujung Kulon dan Pulau Panaitan kita mulai disuguhi dengan sinar matahari yang mulai memanjakan mata kami ditambah gelombang ombak yang sudah mulai reda dari sini lah mulai kami bisa menikmati keindahan alam sebenarnya. Bekas hempasan ombak yang meruntuhkan tumbuhan dan pohon disekitar yang alami menjadikannya seperti lukisan alam yang terbentuk alami sehingga bisa dinikmati oleh wisatawan.

Pohon yang tersisa dari terjangan ombak
Pohon yang tersisa dari terjangan ombak

Ombak tinggi menerjang pepohonan sekitar perjalan mendekai pulau Peucang
Ombak tinggi menerjang pepohonan sekitar perjalan mendekai pulau Peucang

Melaut selama 3 jam dengan ombak yang tinggi, mulai lah terlihat dermaga yang dimiliki oleh pulau yang kami akan kunjungi, perahu pun mulai merapatkan tubuhnya di dermaga tersebut.

Pertama kali menginjakan kaki di pulau terlihat bibir pantai yang memiliki gradasi warna yang cerah serta nan bersih membuat kami tak sabar untuk mengeksplorasi kawasan tersebut.

Melihat kawasan di bibir pantai terlihat beberapa satwa seperti kijang, babi, burung dan juga biawak di sekeliling kami, yang memang hewan-hewan tersebut sudah terbiasa terjamah oleh masyarakat sekitar seperti sudah berbaur satu sama lain.

Kami diarahkan untuk mengunjungi rumah tempat beristirahat umum dan para wisatawan bisa memilih untuk mengupgrade fasilitas di pulau seperti kamar itu tergantung dengan keinginan dan budget masing-masing, untuk makan sendiri sudah disiapkan oleh Crew khsus di pulau dimasak langsung dari perbekalan yang dibawa pada saat di basecamp dan setelah itu kami diajak mengikuti kegiatan untuk mengunjungi objek wisata yang telah dijanjikan sebelumnya.

Dari beberapa destinasi tempat yang dijanjikan ternyata pada aktual nya kita tidak bisa sesuai rencana dengan acara, faktanya karena kondisi cuaca yang berubah-ubah akan mempengaruhi perjalanan, jadi percaya saja dengan pemandu mereka tahu yang terbaik.

First look sea side Peucang Island
First look sea side Peucang Island

Warna laut ini menarik dan menggugang suasana hati cocok untuk para traveler
Warna laut ini menarik dan menggugang suasana hati cocok untuk para traveler

Menjelang malam kami mencoba mempersipakan diri kami sendiri dengan berbagai aktivitas seperti makan malam dan santai sambil mengukiti acara malam seperti sharing bersama pengelola Taman Konservasi banyak yang bertanya mengenai flora dan fauna di daerah tersebut khusus nya seperti badak yang menetap disasana

setelah berdiskusi dengan pemandu tentang kegiatan di daerah setempat kami pun mendpaat kesimpulan bahwa kami tidak mungkin melihat badak di daerah tersebut dikarenakan dengan sifat alam badak sendiri yang tidak ingin menampakan diri, beberapa sumber yang didapat bahwa penjaga kawasan konservasi disana rutin untuk memantau kegiatan para hewan dengan cara proses perekaman menggunakan camera khusus.

Sharing kurang apabila tidak ditemani oleh makan dan minuman,Sebenarnya makan paling favorit yaitu pisang goreng meskipun penyajiannya sederhana tapi ketika dimakan bareng-bareng dengan kehatan suasana menambah disana ditambah kopi panas dengan angin dari pantai.

Babi hutan yang ramah dengan wisatawan
Babi hutan yang ramah dengan wisatawan

Rusa yang hidup di lingkungan pulau Peucang
Rusa yang hidup di lingkungan pulau Peucang

Pagi hari berikutnya kami bersiap meninggalkan pulau tersebut, pergi ke destinasi berikutnya yaitu ke pada savananya ujung kulon dan area kanoying.

Di daerah savana kita dapat melihat padang savana dan kegitan dari satwa yang ada disana seperti banteng, tapi jangan pikir banteng yang diluar sana , banteng disini memiliki ukuran sama seperti sapi dan memiliki tanduk yang tidak terlalu pajang untuk mencapai daerah sana setelah perahu berlabuh mungkin sekitar 10 menit dan memang disarankan untuk menggunakan sandal tracking atau sepatu mencegah dari karang di daratan tersebut, seharunya untuk ke destinasi ini di hari pertama kami sampai di ujung kulon tetapi karna cuaca dimana perahu tidak dapat berlabuh di dermaga area savana, maka destinasi ini di pindah ke hari berikutnya.

Yuhuuu ini banteng nya
Yuhuuu ini banteng nya

Daerah berikutnnya yaitu daerah kanoying, untuk mencapai tempat kita mesti melakukan perjalan laut menggunakan perahu sekitra 1,5 jam dari daerah savana ujung kulon dan tentunya searah dengan jalan pulang. Kegitan kanoying dipungut biaya untuk pemandu di perahu kano jadi ini diluar biaya pendaftarannya, tetapi memang terbayar ketika ikuti #kapanlagi.

Satu perahu kano bisa di isi oleh 8 orang berikut pemandu. Pengunjung bisa memilih untuk menikmati alam saja atau ikut mendayung dengan pemandu, alam disekitar yang sangat khas diiringi suara burung dan air yang sejuk memberikan pengalaman baru bagi pengunjung karena tidak bisa temukan di daerah kami #Jakarta.

Kano di sekitar sungai Kawasan Ujung Kulon
Kano di sekitar sungai Kawasan Ujung Kulon

Salah satu burung yang tertangkap kamera saya
Salah satu burung yang tertangkap kamera saya

Setelah puas dengan kegitan maka kita dilanjutkan makan siang di perahu dan melanjutkan pulang ke basecamp yaitu daerah Sumur Banten yang kita singgahi sebelumnya.

Perjalana pulang dari daerah kanoying membutuhkan waktu 2 jam waktu itu karena gelombang sedang naik, pada perjalanan di laut pengunjung bisa memilih masuk dalam kabin perahu atau menikmati kawasan konservasi dan lautnya di luar, tapi karena diterjang oleh ombak maka resiko ikut terkena atau tersebut air laut apalagi jika di posisi depan perahu.

Terlanjut dengan celana basah kami pun memutuskan untuk duduk di depan dan memilih duduk di ujung depan perahu, karna terjangan ombak sangat tinggi membuat ujung perahu seperti melompat-lompat membelah ombak. Selanjutnya ketika sampai di basecamp kami boleh langsung beristirahat dan juga membersihkan badan dan menunggu intruksi untuk pulang oleh pemandu.

Pengalaman menarik duduk di depan menerjang ombak diajak oleh crew perahu
Pengalaman menarik duduk di depan menerjang ombak diajak oleh crew perahu

***

Kesimpulan dari perjalanan ke Kawasan Konsevasi Ujung Kulon sangat seru sekali untuk liburan dan mencari pengalaman. saya coba untuk menyertakan foto-foto ketika kami melakukan perjalan kesana, ini baru peratama kali saya ikut open trip dan hasil nya oke lah ga perlu cape mikirin transportasi sendiri, cuman ada kurangnya dimana para pengunjung tidak melakukan sesi perkenalan dengan sesama pengunjung menjadikan setengah perjalan agak kaku dan saling menjaga jarak satu sama lain ;)

Terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun