MODEL MODEL PENILAIAN SAHAM YANG POPULER DEWASA INI
Oleh : Annisa Latifah, Rizki Gita Septiawan, Dibyo Yaksaprawira, Fanesia Christa, Tanzila Nur Haliza, Olifia Ovista Antonio, Dian Ayu Larasati
Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan, Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia
ABSTRAK
Artikel ini menyajikan sebuah bahasan yang di fokuskan pada model -- model penilaian saham. Sampai saat ini investasi saham menjadi pilihan alternatif investasi oleh beberapa investor. Untuk memulai investasi saham, investor akan melihat kinerja perusahaan, kemudian harga saham dari perusahaan yang akan dipilih. Selanjutnya menilai berapa banyak yang akan diperoleh bila dana investor terbatas. Namun dalam melakukan investasi saham seorang investor tidak cukup hanya melihat dari segi harga saham tanpa mengerti resiko dan return bila ingin menginvestasi suatu saham. Tetapi kunci utama untuk sukses dalam investasi dan mengelolanya adalah dengan menilai asset tersebut dan juga sumber aset tersebut untuk mendapatkan nilai tersebut (Warner.R Murhadi:2009).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menilai suatu saham dan masih diperdebatkan sampai sekarang yaitu bagaimana cara mengestimasi fair value (harga wajarnya) dan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar dapat menyesuaikan dengan harga wajar tersebut. Dengan kata lain, penilaian saham berguna untuk mencari harga wajar suatu saham. Kemudian harga wajar suatu saham digunakan oleh investor untuk melakukan strategi investasi dalam mengantisipasi resiko atau isu-isu yang akan dihadapi.Â
Penilaian saham umumnya menggunakan analisis fundamental. Analisis fundamental yang terdiri dari analisis industri, analisis pasar dan analisis perusahaan. Setiap penilaian saham di pengaruhi oleh proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian dividen. Faktor lain yang dapat mempengaruhi penilaian saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham (Weston dan Brigham:2006). Pendekatan yang digunakan untuk menilai saham adalah dividend discounted model(DDM), free cash flow model dan  relative valuation.Â
Kata Kunci : saham, nilai, perusahaan, investasi.
Nilai -- Nilai Saham
Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis investasi yang berkaitan dengan harga saham yaitu:
Analisis Fundamental
Analisis ini beranggapan bahwa setiap investor adalah makhluk rasional, karena itu analisis ini mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengankondisi perubahaan yang tercermin pada nilai kekayaan bersih perusahaan itu.
Analisis Teknikal
Analisis ini beranggapan bahwa penawaran dan permintaan menentukan harga saham. Para analis teknikal lebih banyak menggunakan informasi yang timbul dari luar perusahaan yang memiliki dampak terhadap perusahaan dari pada informasi intern perusahaan.
Jenis Jenis Pemilihan Saham
Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000: 79), yaitu:
Nilai buku
Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor. Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku[5]:
Nilai nominal, ialah nilai yang ditetapkan oleh emiten.
Agio saham, ialah selisih harga yang diperoleh dari yang dibayarkan investor kepada emiten dikurangi harga nominalnya.
Nilai modal disetor, ialah total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten, yaitu jumlah nilai nominal ditambah agio saham. Laba ditahan, ialah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham dan diinvestasikan kembali ke perusahaan dan merupakan sumber dana internal.
Nilai pasar
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.
Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain[6].
Pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yaitu:
Pendekatan nilai sekarang (present value)
Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan dengan menghitung nilai sekarang (present value) semua aliran kas saham yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor. Dalam hal ini nilai intrinsik atau disebut juga dengan nilai teoritis suatu saham nantinya akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor pada masa yang akan datang.
Komponen dalam penentuan nilai saham dnegan pendekatan nilai sekarang adalah aliran kas (cash flow). Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang adalah earning perusahaan, atau berupa earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan demikian kita bisa menggunakan komponen deviden sebagai dasar penilaian saham.
Penentuan nilai saham (pendekatan nilai sekarang) dengan menggunakan komponen deviden dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan Model Diskonto Deviden Model Diskonto Deviden merupakan model untuk mengestimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa yang akan datang. Secara sistematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:Â
P0 = D1 +D2 +D3 +....... +D~ (1 + k) (1 + k)2(1 + k)3 (1+ k)~
Dimana :
P0 Â Â Â Â = Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
D1,D2,D3,D~= Dividen yang akan diterima dimasa yang akan datang
K Â Â = Tingkat return yang diisyaratkan
Dalam persamaan diatas dapat dilihat bahwa aliran dividen yang diterima investor merupakan aliran dividen yang ridak terbatas dan bersifat konstan. Namun dalam kenyataannya, ada kalanya perusahaan membayarkan dividen secara tidak teratur, jumlahnya tidak konstan atau dengan kata lain pembayarannya mengalami pertumbuhan (growth). Dalam situasi tersebut, perlu dibedakan antara sesuai dengan karakteristik pertumbuhan pembayaran dividen.
Model Pertumbuhan Nol
Model ini digunakan saat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tidak akan mengalamai pertumbuhan. Dengan kata lain jumlah dividen yang dibayarkan akantetap sama dari waktu ke waktu.
Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut
Dimana,
P0 = Nilai saham preferen
D = dividend saham preferen
K = tingkat return yang disyaratkan pada sahamPreferen
Model Pertumbuhan Konstan
Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai saham yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas.
Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:
Dimana :
P0 = Nilai saham preferen
D1 = dividend saham preferen
K = tingkat return yang disyaratkan pada sahampreferen
g = tingkat pertumbuhan perusahaan
Model Pertumbuhan Tidak Konstan (ganda)
Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempuyai karakteristik pertumbuhan yang 'fantastis' di tahun-tahun awal, sehingga bisa membayarkan dividen dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Pada beberapa tahun awal selama masa pertumbuhan fantastis, perusahaan mungkin akan mampu membayar dividen dengan pertumbuhan diats normal, namun setelah melewati masa tersebut pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan perusahaan mungkin akan lebih rendah dari masa sebelumnya, dan akan bertumbuh secara tetap.
Tahap-tahap perhitungan yang harus dilakukan untuk model ini adalah:
Membagi aliran dividen menjadi dua bagian:
bagian awal yang meliputi aliran dividen yang 'fantastis',
aliran dividen dengan pertumbuhan yang konstan.
Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang fantastis.
Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode pertumbuhan konstan.
Menjumlahkan hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian perhitungan aliran dividen
Pendekatan Price Earning Ratio
Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan multipler, dimana investor akan menghitung berapa kali (multipler) nilai earning yang tercermin dalam harga sutu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. PER juga mencerminkan berapa rupiahkah yang harus dibayarkan investor saham untuk memperoleh satu rupiah earningperusahaan.
Pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
ER = Harga Perlembar Saham
Earning PerLembar Saham
Earning Per Lembar = EarningPerusahaan Jumlah saham yang beredar
Metode Price bookvalue
Price to Book Value atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Harga terhadap Nilai Buku yang disingkat dengan PBV adalah rasio valuasi investasi yang sering digunakan oleh investor untuk membandingkan nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya. Â RAsio PBV ini menunjukan berapa banyak pemegang saham yang membiayai aset bersih perusahaan.
Nilai Buku atau Book Value memberikan perkiraan nilai suatu perusahaan apabila diharuskan untuk dilikuidasi. Nilai Buku ini adalah nilai aset perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan atau Balance Sheet dan dihitung dengan cara mengurangkan kewajiban perusahaan dari asetnya (Nilai Buku = Aktiva -- Kewajiban). Dengan kata lain, Rasio Price to Book Value ini dapat menunjukan apa yang  akan didapatkan oleh pemegang saham setelah perusahaan terjual dengan semua hutangnya telah dilunasi. Rasio PBV yang rendah merupakan tanda yang baik bagi perusahaan.
Price to Book Value atau Price/Book Value Ratio ini membantu investor untuk membandingkan nilai pasar atau harga saham yang mereka bayar per saham dengan ukuran tradisional nilai suatu perusahaan.
Rasio PBV ini sangat sesuai untuk digunakan pada perusahaan yang memiliki aset tetap berwujud (tangible assets) yang besar karena tidak memperhitungkan aset yang tidak berwujud (intangible assets). Perusahaan yang memiliki bangunan, mesin, peralatan dan aset tetap lainnya dapat menggunakan rasio Price to Book Value ini untuk memeriksa posisi keuangan perusahaan dengan tepat. Â Rasio PBV ini sangat cocok untuk digunakan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di jasa keuangan seperti Bank dan perusahaan Asuransi. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut memiliki aset keuangan yang sangat besar.
Rumus PBV (Price to Book Value) :
PBV atau Price to Book Value (Rasio Harga terhadap nilai Buku) ini dapat dihitung dengan membagikan Harga per lembar Saham perusahaan yang bersangkutan dengan nilai buku per lembar saham (Book Value per Share). Berikut ini adalah Rumus PBV untuk menghitung rasio Harga Saham terhadap Nilai Buku ini.
Rasio Harga terhadap Nilai Buku = Harga per Lembar Saham / Nilai Buku per lembar Saham
Contoh Perhitungan PBV (Price to Book Value Ratio) :
Per tanggal 03 November 2017, Harga per lembar saham Bank Tabungan Negara Tbk dengan kode emiten BBTN adalah sebesar Rp. 2.880,- sedangkan nilai buku per saham atau book value per share adalah sebesar Rp. 1.944,-. Berapakah Rasio PBV atau Rasio Harga terhadap Nilai Buku BBTN ?
Diketahui :
Harga per lembar saham = Rp. 2.880,-
Nilai Buku per lembar saham = Rp. 1.944,-
Rasio Harga terhadap Nilai Buku = ??
Jawaban :
Price to Book Value = Harga per Lembar Saham / Nilai Buku per lembar Saham
Price to Book Value = Rp. 2.880,- / Rp. 1.944,-
Price to Book Value = 1,48 kali
Jadi Price to Book Value atau PBV Bank Tabungan Negara Tbk adalah sebesar 1,48 kali.
Analisis dan Penilaian Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value Rasio (PBV) atau Rasio Harga Saham terhadap nilai Buku ini sering digunakan untuk menilai harga suatu saham apakah murah atau mahal yang biasanya disebut dengan Valuasi Saham. Perusahaan dengan PBV dibawah angka "1" biasanya dianggap sebagai saham yang harganya murah sedangkan rasio PBV diatas nilai "1" Â dapat dianggap sebagai saham yang berharga mahal.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis mengenai model -- model penilaian saham yang popular yaitu :
- Pendekatan penilaian saham yang digunakan investor tergantung terhadap kebutuhan investor itu sendiri. Serta pengetahuan maupun wawasan investor terhadap pendekatan itu tersebut.
- Namun secara umum pendekatan yang sering dan popular digunakan investor adalah pendekatan yang telah penulis sampaikan diatas.
DAFTAR PUSTAKAÂ
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Fakhruddin, M dan Hadianto M. Hadianto. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Jakarta: Gramedia.
Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Husnan, Suad. 1996. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Â
Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2002. Saham dan Obligasi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H