Mohon tunggu...
dibotoputih
dibotoputih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengabdian

Desa Botoputih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Pengabdian UM Tingkatkan Biosekuriti Sapi Perah Desa Botoputih melalui Program 2P

13 November 2022   23:00 Diperbarui: 13 November 2022   23:02 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sapi perah merupakan salah satu hewan ternak yang mampu menghasilkan susu dalam jumlah yang besar sehingga dapat menyuplai sebagian besar kebutuhan susu di dunia, termasuk di Indonesia. Sapi perah umumnya masuk dalam spesies Bos Taurus. Sapi perah mempunyai puting susu yang terlihat jelas dan otot daging yang lebih sedikit dibandingkan dengan sapi potong. Di Indonesia, usaha ternak sapi perah masih didominasi oleh peternak dengan skala kecil yaitu 4-5 ekor per peternak dan masih bersifat tradisional. Salah satu daerah yang menjadi sentra penghasil susu yaitu di Desa Botoputih, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Sebagian besar masyarakat Desa Botoputih bekerja sebagai peternak sapi perah sehingga bisa dikatakan jika usaha sapi perah sebagai penghasil utama mereka. Sebagian besar pengelolaan dan pemeliharaan sapi perah di Desa Botoputih masih bersifat konvensional, misalnya masih menggunakan cara manual dalam melakukan pemerahan susu.

Pada bulan April 2022 dinyatakan sebagai masuknya kembali PMK ke wilayah Indonesia. Virus PMK menyebar dengan cepat  dan menyebabkan  banyak hewan ternak sapi mati sehingga ditetapkan sebagai wabah. Di Kecamatan Bendungan, sapi yang mati sebanyak 700 ekor sapi. Kejadian ini sangat berdampak pada bidang ekonomi dimana banyak masyarakat yang kehilangan sapi ternak mereka dan menyusutnya susu sapi yang dihasilkan sehingga pendapatan mereka berkurang drastis.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus PMK pada sapi seperti penggencaran pemberian vaksin kepada hewan ternak sapi yang dilakukan Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek. Mahasiswa Pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) juga membantu peningkatan kesehatan melalui  penyuluhan dan pelatihan (2P) kepada masyarakat Desa Botoputih yang dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2022.

Pada acara penyuluhan, Mahasiswa Pengabdian UM mendatangkan dokter hewan dari Dinas Peternakan Trenggalek yaitu drh. Adi Tri Sepyanto selaku pemateri mengenai manajemen sapi perah. Penyuluhan yang diberikan berupa manajemen sapi perah seperti manajemen reproduksi, pemerahan, dan biosekuriti. Biosekuriti merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mencegah masuknya penyakit dari dalam peternakan ataupun menyebar keluar peternakan. Komponen penting dalam penerapan biosekuriti yang harus diperhatikan yaitu isolasi, traffic control, dan sanitasi. Selain pemberian materi, Mahasiswa Pengabdian UM menampilkan beberapa video yang berhubungan dengan manajemen sapi perah, salah satunya penanyangan video pembuatan disinfektan. Setelah penyuluhan selesai dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan biosekuriti berupa pembuatan disinfektan menggunakan asam sitrat dan asam borat. Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan disinfektan yaitu  asam sitrat, asam borat, air hangat, dan alat semprot burung.

Pada pelatihan ini, Mahasiswa Pengabdian UM memanfaatkan asam sitrat berupa sitrun sebagai bahan dasar pembuatan disinfektan karena sitrun sangat mudah didapatkan di sekitar lingkungan masyarakat dan harganya pun terjangkau. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam pembuatan disinfektan:

  • Asam sitrat (sitrun) 5 gram dicampur 1 liter air hangat, jika menggunakan asam borat maka 3 gram asam borat dengan 1 liter air.
  • Aduk campuran.
  • Jika ada endapan, saring dengan kapas.
  • Larutan yang sudah bersih dimasukkan ke dalam air semprot.
  • Larutan disemprotkan ke lingkungan kandang.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para peternak di Desa Botoputih bisa menerapkan manajemen sapi perah yang benar guna membantu peningkatan kesehatan sapi perah dan upaya preventif untuk menghindari berbagai penyakit sapi lainnya. 

Bahan-Bahan Pembuatan Disinfektan (Dokumentasi Pribadi, 2022)
Bahan-Bahan Pembuatan Disinfektan (Dokumentasi Pribadi, 2022)

Sesi Foto Bersama Setelah Kegiatan (Dokumentasi Pribadi, 2022)
Sesi Foto Bersama Setelah Kegiatan (Dokumentasi Pribadi, 2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun