Dalam Kegelapan Menanti
Langit kelam menyelimuti benteng yang semakin sunyi, seolah-olah bumi sendiri merasakan ketegangan yang menggerogoti hati para prajurit. Raden duduk di ruang pertemuan, di hadapan peta besar yang telah penuh dengan tanda dan catatan. Di luar, gerimis mulai turun, menciptakan suara lembut di atap benteng. Ia tidak bisa tidur malam itu. Kegelisahan menyelimuti pikirannya, dan hatinya terusik oleh bayangan-bayangan gelap tentang apa yang akan terjadi esok hari.
Di sampingnya, seorang prajurit muda bernama Bagus berdiri dengan penuh waspada, siap menerima perintah kapan saja. Meskipun masih belia, ketenangan Bagus adalah sesuatu yang sangat dihargai Raden. Bagus telah menunjukkan keberanian luar biasa dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya, dan sekarang ia dipercayakan untuk berada di sisi Raden.
"Bagus," Raden memulai dengan suara berat, "apa menurutmu mereka akan datang malam ini?"
Bagus menatap langit yang semakin gelap di luar jendela. "Sulit untuk mengatakan, Raden. Tapi jika mereka menyerang malam ini, kita harus siap. Kita telah menyiapkan pasukan di setiap titik lemah benteng, dan mereka tahu apa yang harus dilakukan."
Raden mengangguk, meski hatinya belum tenang. "Aku tahu kita sudah mempersiapkan segalanya, tapi tetap saja... Ada sesuatu yang menggangguku."
Bagus, meskipun usianya jauh lebih muda dari Raden, memahami rasa gelisah itu. "Perang bukan hanya tentang senjata dan strategi, Raden. Kadang-kadang, yang paling berat adalah ketidakpastian. Tapi aku yakin kita akan melalui ini."
Tiba-tiba, langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar dari luar. Seorang pengawal muncul di pintu dengan napas terengah-engah. "Raden, ada laporan dari penjaga di menara. Mereka melihat gerakan mencurigakan di hutan sebelah timur. Pasukan musuh mungkin sedang bergerak mendekat."
Raden segera bangkit dari duduknya. "Bagaimana dengan jumlah mereka? Apakah kita sudah mendapatkan informasi lebih jelas?"
"Belum ada kepastian, Raden," jawab pengawal itu, "tapi dari apa yang kami lihat, tampaknya mereka tidak datang dengan kekuatan penuh. Mungkin mereka hanya pasukan pengintai."