Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah di Bawah Bayang-bayang Penjajah - Part 27

14 September 2024   03:10 Diperbarui: 14 September 2024   03:15 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengawal itu segera keluar dan kembali beberapa saat kemudian dengan seorang pria tua yang berpakaian lusuh. Wajahnya menunjukkan kelelahan yang dalam, tapi sorot matanya penuh kegigihan. "Raden," katanya dengan suara rendah, "saya datang membawa kabar buruk. Desa kami diserang."

Raden segera tersentak. "Diserang? Oleh siapa?"

Pria tua itu menggeleng pelan. "Bukan oleh musuh yang Anda lawan di sini. Ada pasukan baru yang datang, mereka lebih kejam, lebih tak terduga. Mereka membakar rumah-rumah, merampas hasil panen kami, dan membawa orang-orang sebagai tawanan."

Raden merasa darahnya mendidih. "Mengapa kita tidak mendengar tentang ini lebih cepat?"

"Saya berusaha secepat mungkin ke sini, tapi perjalanan dari desa sangat sulit. Jalanan dipenuhi patroli musuh, dan banyak dari kami tidak selamat." Pria itu terisak, suaranya bergetar penuh kesedihan.

Suryo, yang berdiri di samping Raden, mengepalkan tinjunya. "Ini pasti bagian dari taktik penjajah. Mereka ingin kita terpecah belah, kehilangan kekuatan dari dalam."

Raden mengangguk setuju, meski dalam hati ia marah. "Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi. Jika desa-desa di sekitar kita jatuh, kita akan kehilangan sumber daya dan dukungan. Kita harus segera bertindak."

"Tapi Raden," kata Suryo hati-hati, "kita tidak bisa membagi pasukan kita terlalu tipis. Jika kita mengirim orang untuk membantu desa, benteng ini akan menjadi lebih rentan."

Raden berpikir keras. Memang benar, benteng ini sangat penting untuk dipertahankan. Tapi di sisi lain, jika desa-desa sekitar hancur, mereka akan kehilangan dukungan moral dan logistik. Ia harus menemukan cara untuk melindungi keduanya.

"Begini," akhirnya Raden berkata. "Aku akan mengirim pasukan kecil untuk membantu desa di utara. Suryo, kau pimpin mereka. Cari tahu apa yang terjadi dan bantu mereka sebisa mungkin. Sementara itu, aku akan memperkuat benteng di sini. Kita akan siap jika musuh datang lagi."

Suryo tampak ragu. "Tapi Raden, aku khawatir jika kau tinggal di sini tanpa cukup banyak pasukan. Bukankah lebih baik kita fokus pada satu tempat?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun