Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah di Bawah Bayang-Bayang Penjajah - Part 22

13 September 2024   04:02 Diperbarui: 13 September 2024   04:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara ledakan itu menjadi sinyal bagi pasukan Raden untuk memulai serangan. Dari balik pepohonan, prajurit-prajurit yang dipimpin oleh Suryo muncul dengan cepat, menembakkan anak panah dan melemparkan tombak ke arah musuh yang panik. Pasukan musuh, yang sudah terguncang oleh ledakan, kini benar-benar terjebak. Mereka mencoba mundur, namun mereka menemukan bahwa jalur keluar mereka juga telah ditutup dengan pohon-pohon besar yang jatuh dan lubang-lubang perangkap yang dalam.

Pertempuran di tengah hutan menjadi kacau balau. Musuh, yang sebelumnya percaya diri, kini terjebak dalam labirin kematian yang diciptakan oleh Raden dan para pejuangnya. Satu per satu, pasukan musuh mulai runtuh, baik karena panik maupun karena serangan yang datang dari segala arah.

Di dalam benteng, Raden dan Pak Arif memantau pergerakan dari kejauhan. Mereka tahu bahwa ini adalah saat yang kritis. Jika serangan ini berhasil, mereka bisa menghancurkan moral musuh dan memaksa mereka untuk mundur jauh ke belakang. Namun, jika mereka gagal, musuh akan mendapatkan kembali kepercayaan diri mereka dan akan melancarkan serangan yang lebih besar.

Sementara itu, di medan pertempuran, Suryo memimpin pasukan dengan keberanian yang luar biasa. Dengan teriakan perintah yang keras, dia mengatur pasukannya untuk terus menekan musuh, tidak memberi mereka kesempatan untuk pulih. Meski begitu, Suryo juga sadar bahwa mereka tidak bisa bertahan di dalam hutan terlalu lama. Musuh mungkin akan mendapatkan bantuan dari pasukan cadangan mereka, dan itu bisa membalikkan keadaan.

Saat pertempuran mencapai puncaknya, Arya dan kelompoknya muncul dari balik bukit kecil di sebelah hutan, memberikan pukulan terakhir yang menghancurkan bagi musuh. Mereka menyerang dari belakang, membuat musuh benar-benar terjebak di antara dua kekuatan yang sama-sama kuat.

Dalam hitungan jam, pertempuran itu berakhir. Pasukan musuh yang tersisa memilih untuk menyerah atau melarikan diri ke arah yang berlawanan, meninggalkan senjata dan peralatan mereka. Hutan yang sebelumnya menjadi medan pertempuran kini dipenuhi dengan suara nafas berat dari para prajurit yang lelah namun penuh kemenangan.

Raden menghela nafas panjang ketika dia melihat dari kejauhan. Ini adalah kemenangan besar bagi mereka, tetapi dia tahu bahwa pertempuran ini belum selesai. Musuh mungkin akan datang lagi dengan kekuatan yang lebih besar, dan mereka harus siap menghadapi segala kemungkinan.

Namun untuk saat ini, Raden membiarkan dirinya merasakan kebanggaan atas apa yang telah dicapai. Pasukannya telah menunjukkan keberanian dan kecerdasan yang luar biasa, dan itu membuat mereka semakin dekat dengan tujuan mereka. Dengan setiap kemenangan kecil, mereka semakin memperlemah kekuatan penjajah, membawa mereka selangkah lebih dekat ke kebebasan yang mereka impikan.

Di tengah hutan yang kembali sunyi, Raden dan para pejuangnya bersiap untuk kembali ke benteng. Mereka tahu bahwa perjuangan mereka masih panjang, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka tidak akan berhenti sampai kemerdekaan menjadi milik mereka. Dengan semangat yang menyala, mereka melangkah maju, siap menghadapi apa pun yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun