Di sisi lain, Raden dan kelompok penyusupnya berhasil mendekati benteng dari arah yang tidak terduga. Mereka menemukan pintu kecil yang biasanya digunakan untuk keluar-masuk barang-barang kecil. Dengan hati-hati, mereka memaksa pintu itu terbuka tanpa menimbulkan suara yang mencurigakan.
Mereka masuk ke dalam benteng, bergerak dengan cepat dan senyap di sepanjang lorong-lorong sempit. Raden memimpin dengan ketegasan, mengarahkan setiap langkah dengan perhitungan yang matang. Mereka menanam bahan peledak di titik-titik strategis yang akan melemahkan struktur pertahanan benteng musuh.
Sementara itu, Suryo dan kelompok penyerang mulai bergerak mendekati gerbang utama benteng. Mereka siap untuk menyerang kapan saja begitu mendengar ledakan dari dalam benteng yang akan menjadi sinyal bagi mereka. Waktu seolah berjalan sangat lambat, setiap detik terasa seperti jam.
Kemudian, suara ledakan keras menggetarkan malam. Itu adalah sinyal yang telah mereka tunggu-tunggu. Suryo langsung memerintahkan pasukannya untuk menyerang. Mereka menerjang gerbang utama benteng dengan penuh kekuatan, memanfaatkan kekacauan yang terjadi akibat ledakan di dalam.
Pertempuran pecah dengan cepat dan ganas. Pasukan musuh, yang terkejut oleh serangan mendadak, berusaha keras untuk mengatur pertahanan mereka, tetapi mereka terlambat. Pasukan Raden dari dalam benteng menimbulkan kerusakan besar pada pertahanan musuh, sementara pasukan Suryo menyerang dengan sengit dari luar.
Suryo bertarung dengan keberanian luar biasa, memimpin pasukannya untuk menembus pertahanan musuh. Dia tahu bahwa mereka harus memenangkan pertempuran ini untuk melumpuhkan kekuatan musuh sepenuhnya. Di sisi lain, Raden dan kelompok penyusupnya terus melanjutkan misi mereka, menghancurkan titik-titik penting dalam benteng yang membuat musuh semakin kewalahan.
Ketika malam semakin larut, pertempuran mencapai puncaknya. Pasukan musuh mulai runtuh di bawah tekanan ganda dari dalam dan luar benteng. Raden, dengan keahliannya dalam bertarung, berhasil menaklukkan salah satu komandan musuh yang memimpin perlawanan di dalam benteng. Kematian komandan tersebut mengakibatkan runtuhnya moral pasukan musuh.
Dalam waktu singkat, benteng yang sebelumnya kokoh itu jatuh ke tangan pasukan Raden dan Suryo. Mereka berhasil merebut benteng, membawa kemenangan yang gemilang. Pasukan musuh yang tersisa melarikan diri dalam keadaan panik, meninggalkan benteng yang kini menjadi milik pejuang.
Kemenangan ini disambut dengan sorak-sorai oleh pasukan Raden dan Suryo. Mereka telah berhasil mengalahkan musuh dalam serangan balik yang sangat berani. Namun, di balik kemenangan ini, Raden tetap tenang dan berpikir jauh ke depan. Dia tahu bahwa meskipun mereka telah merebut benteng ini, musuh masih memiliki kekuatan di tempat lain. Pertempuran ini hanyalah salah satu dari banyak pertempuran yang harus mereka menangkan.
Setelah memastikan benteng aman, Raden dan Suryo mengatur kembali pasukan mereka. Mereka juga memerintahkan agar benteng yang baru direbut ini segera diperkuat, karena mereka tahu musuh bisa saja melancarkan serangan balasan kapan saja. Mereka juga mengirimkan pesan ke benteng utama, mengabarkan kemenangan dan meminta pasukan tambahan untuk menjaga benteng ini.
Malam itu, setelah pertempuran usai, Raden duduk di ruang utama benteng yang kini kosong. Dia memandang sekeliling, memikirkan semua yang telah mereka capai dan semua yang masih harus mereka lakukan. Kemenangan ini penting, tetapi dia tahu bahwa perang ini masih panjang. Musuh mungkin telah mundur untuk sementara, tetapi mereka pasti akan kembali dengan kekuatan yang lebih besar.