Namun, para penjajah tidak tinggal diam. Mereka meningkatkan pengawasan, memperketat kontrol, dan mulai mencurigai setiap gerakan penduduk. Setiap tindakan yang mencurigakan dicatat, dan mereka yang dianggap berpotensi melawan diinterogasi dengan keras. Situasi di desa semakin tegang, namun Raden dan kelompoknya tidak menyerah. Mereka menyadari bahwa perlawanan mereka baru saja dimulai dan jalan menuju kebebasan masih sangat panjang.
Meskipun serangan mereka tampak kecil dibandingkan dengan kekuatan penjajah, setiap tindakan yang mereka lakukan memberikan dampak psikologis yang besar. Para penjajah mulai merasa tidak aman, merasa bahwa musuh mereka ada di mana-mana, dan itu melemahkan mental mereka. Sementara itu, Raden dan teman-temannya terus memanfaatkan kekacauan ini untuk mempersiapkan serangan yang lebih besar.
Di tengah segala ketegangan ini, Raden menyadari bahwa mereka membutuhkan lebih banyak dukungan. Dia mulai mendekati para tetua desa dan orang-orang berpengaruh lainnya, berusaha menggalang lebih banyak dukungan untuk perjuangan mereka. Meski beberapa orang ragu, banyak yang mulai melihat Raden sebagai harapan terakhir mereka untuk melawan penjajahan yang menindas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H