Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

The Cursed Boy with a Devil's Heart - Part 3

7 September 2024   05:25 Diperbarui: 7 September 2024   05:34 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bu, kami sudah memberikan banyak peringatan pada Arka. Tapi sepertinya tidak ada yang bisa mengubah sikapnya," ucap kepala sekolah dengan nada prihatin. "Kami khawatir, jika ini terus berlanjut, Arka mungkin harus dikeluarkan."

Ucapan itu menghantam Mira seperti palu godam. Dikeluarkan? Mira tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya hidup mereka jika Arka sampai dikeluarkan dari sekolah. 

Meski seburuk apapun sikap anak itu, dia tetap ingin Arka mendapatkan pendidikan yang layak. Namun, kenyataan semakin menghimpitnya. Dia merasa tak berdaya, tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk menolong anaknya.

Setelah pertemuan itu, Mira membawa pulang Arka dengan perasaan kacau. Dalam perjalanan pulang, dia tidak berkata apa-apa. Arka pun tetap diam, meski di wajahnya tidak ada tanda-tanda penyesalan sedikitpun. 

Sampai di rumah, Mira langsung menuju kamar mandi, menatap cermin dengan mata yang penuh air mata. "Dia benar-benar anak setan," gumamnya lirih. "Tak ada yang bisa menolong anak ini."

Di malam-malam yang sunyi, ketika rumah sudah sepi, Mira sering duduk di kamarnya, menangis tanpa suara. Setiap kali melihat Arka, yang terus-menerus membawa kesialan, dia merasa seolah hidupnya berubah menjadi neraka. 

Pikirannya dipenuhi oleh kenangan akan Iwan yang meninggal dengan penuh penderitaan, akibat perbuatan anak mereka sendiri. Setiap kali melihat Rara, adik Arka yang masih kecil, hatinya semakin berat. 

Rara adalah anak yang lembut, penuh kasih sayang, namun setiap kali dia mencoba mendekati kakaknya, yang didapatnya hanyalah teriakan dan hinaan.

Rara, meskipun masih kecil, sering kali menjadi sasaran kemarahan Arka. Bahkan hal sepele seperti suara tawa Rara bisa memicu amarah Arka. "Diam, Rara! Jangan ketawa bodoh kayak gitu!" teriak Arka suatu hari, membuat Rara yang sedang bermain sendirian langsung menangis tersedu-sedu. 

Mira, yang menyaksikan kejadian itu, hanya bisa memeluk Rara erat-erat, menenangkan anak perempuannya dengan air mata yang tak bisa lagi ditahannya. Tatapan dingin Arka saat melihat adiknya menangis semakin membuat Mira merasa takut.

Di dalam hati Mira, dia sering kali merasa bimbang. Bagaimanapun, Arka adalah darah dagingnya. Namun, setiap kali dia melihat anak itu, yang muncul hanyalah rasa takut dan kemarahan. Berkali-kali dia mencoba menasihati Arka, berbicara dengan lembut, bahkan dengan nada tegas dan marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun