Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Putri Alena dan Kerajaan Cahaya - Part 6

6 September 2024   06:42 Diperbarui: 6 September 2024   06:49 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjaga Kegelapan merintih kesakitan, tubuhnya mulai terhuyung. "Tidak mungkin...!" teriaknya dengan kemarahan yang bercampur kepanikan. Tubuh besar yang tadinya kokoh mulai pecah menjadi serpihan-serpihan bayangan yang tak lagi bisa mempertahankan bentuknya. "Kekuatan Cahaya ini... terlalu kuat... Aku tidak bisa melawan ini..."

Dalam sekejap, tubuh Penjaga Kegelapan sepenuhnya lenyap, diserap oleh cahaya yang dipancarkan Alena. Kegelapan di sekitar mereka tersingkir, meninggalkan tanah yang hening dan jalan yang terbuka lebar menuju puncak Gunung Kuno.

Cedric, yang menyaksikan pertempuran itu, menatap Alena dengan kekaguman yang sulit disembunyikan. "Kekuatanmu semakin kuat, Putri. Kau benar-benar pewaris Cahaya. Aku yakin kita akan berhasil. Morgath tidak akan mampu menahan kita."

Alena tersenyum kecil, tetapi hatinya masih dipenuhi dengan kewaspadaan. Meski Penjaga Kegelapan telah dikalahkan, ia tahu bahwa ancaman yang lebih besar masih menunggu di puncak. "Ini belum berakhir, Cedric," katanya lembut tetapi tegas. "Morgath pasti sudah mengetahui langkah kita. Dia tidak akan membiarkan kita mencapai artefak tanpa perlawanan. Kita harus bergerak cepat, sebelum dia mempersiapkan jebakan berikutnya."

Dengan hati yang dipenuhi tekad, mereka melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Kuno. Setiap langkah yang mereka ambil terasa semakin berat, namun Alena merasa bahwa kekuatan Cahaya di dalam dirinya semakin besar. Kristal Kunci Takdir yang ada di tangannya bersinar terang, seolah memberikan perlindungan dan kekuatan yang ia butuhkan untuk melanjutkan perjalanan.

Saat mereka mendaki lebih jauh, Alena mulai merasakan kehadiran Morgath. Tidak ada sosok yang tampak, namun aura kegelapan yang menekan membuatnya yakin bahwa Morgath sedang mengawasi mereka. Cedric pun merasakan hal yang sama. Ia bisa merasakan ancaman yang semakin dekat, dan tangannya tidak pernah lepas dari gagang pedangnya.

Ketika mereka mencapai titik tertinggi dari pendakian, mereka melihat sesuatu yang mengejutkan. Di depan mereka, berdiri gerbang besar yang terbuat dari batu hitam, dipenuhi dengan ukiran kuno yang bercahaya samar dalam kegelapan. Gerbang itu tampak seolah sudah berabad-abad lamanya tidak pernah disentuh oleh manusia, namun kekuatan yang terpancar darinya terasa sangat kuat.

Alena mendekati gerbang itu dengan hati-hati, merasakan energi yang sangat besar dari dalamnya. "Inilah tempatnya," gumamnya. "Di balik gerbang ini, artefak yang kita cari berada."

Cedric menatap gerbang itu dengan penuh rasa hormat dan sedikit ketakutan. "Morgath pasti sudah menunggu di balik gerbang ini, Putri. Apa kita siap?"

Alena menggenggam kristal Kunci Takdir di tangannya, merasakan kekuatan yang terus mengalir. Dengan tekad yang bulat, ia berkata, "Kita tidak punya pilihan selain siap. Nasib kerajaanku bergantung pada ini."

Dengan hati yang penuh keberanian, Alena mengangkat kristal itu, siap untuk membuka gerbang kuno dan menghadapi Morgath. Perjalanan mereka belum selesai, tetapi cahaya dalam diri Alena bersinar lebih terang dari sebelumnya, siap untuk melawan kegelapan yang menunggu di ujung perjalanan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun