Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jejak di Negeri Awan - Part 4

29 Agustus 2024   07:10 Diperbarui: 29 Agustus 2024   07:19 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puncak Gunung dan Pertempuran Terakhir

Dimas melanjutkan pendakiannya menuju puncak Gunung Langit, meskipun kelelahan dan ancaman yang mengintai membuat perjalanannya semakin sulit. Setiap langkah terasa semakin berat karena suhu yang semakin dingin dan angin yang bertiup kencang di sekitar gunung. Puncak gunung yang bersinar di kejauhan menjadi motivasi terakhirnya untuk terus maju, meskipun banyak rintangan yang harus dihadapi.

Di tengah perjalanan, Dimas berhenti sejenak untuk beristirahat di sebuah celah batu yang terlindungi dari angin. Dia duduk dan mengeluarkan peta kuno yang diberikan oleh Mahrini. Peta tersebut menunjukkan lokasi terakhir di mana Permata Cinta mungkin berada, yaitu di puncak gunung yang dikelilingi oleh cahaya magis. Dimas merasa lega karena dia masih berada di jalur yang benar, tetapi dia juga tahu bahwa tantangan terbesar masih menunggunya di depan.

Ketika Dimas melanjutkan pendakian, suasana di sekitar gunung berubah menjadi semakin mencekam. Angin dingin bertiup kencang, dan kabut tebal mulai menyelimuti area sekitar. Dimas merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan semakin hati-hati. Tiba-tiba, dia mendengar suara gemuruh yang keras dari arah puncak gunung. Dimas tahu bahwa ini adalah tanda bahwa Kegelapan Abadi sedang mempersiapkan sesuatu yang besar.

Saat Dimas mencapai bagian yang lebih tinggi dari gunung, dia melihat sebuah gerbang kuno yang terbuat dari batu hitam dan dikelilingi oleh simbol-simbol magis. Gerbang ini tampak megah tetapi juga menakutkan, dan Dimas tahu bahwa ini adalah pintu menuju area di mana Permata Cinta mungkin berada. Dia mendekati gerbang dengan hati-hati, dan saat dia menyentuhnya, gerbang itu terbuka perlahan dengan suara berderit yang mengerikan.

Di balik gerbang, Dimas memasuki sebuah ruangan yang luas dan megah, dengan langit-langit yang tinggi dan dinding yang dipenuhi dengan ukiran kuno. Ruangan ini tampak seperti kuil yang sangat tua, dan di tengah-tengah ruangan terdapat altar besar yang dikelilingi oleh cahaya magis. Di atas altar, Dimas melihat sebuah objek yang bersinar dengan terang---itu adalah Permata Cinta yang telah dicari selama ini.

Namun, sebelum Dimas bisa mendekati Permata Cinta, dia merasakan kehadiran yang kuat dan jahat di sekelilingnya. Kegelapan Abadi muncul di hadapannya dengan bentuk yang menakutkan---sebuah entitas gelap yang tampak seperti bayangan besar dengan mata yang bersinar merah. Kegelapan Abadi memiliki aura yang sangat mengancam, dan Dimas merasakan tekanan yang luar biasa saat makhluk tersebut mendekatinya.

Kegelapan Abadi berbicara dengan suara yang dalam dan bergema, "Kau berani datang jauh-jauh hanya untuk mengambil Permata Cinta? Dunia ini akan jatuh ke dalam kegelapan, dan tidak ada yang bisa menghentikanku."

Dimas merasa tergetar oleh kata-kata Kegelapan Abadi, tetapi dia tidak membiarkan rasa takut menguasai dirinya. Dia ingat nasihat dari Arion dan tekadnya untuk melindungi Negeri Awan. Dengan penuh keberanian, Dimas menjawab, "Aku tidak akan membiarkan kegelapan merusak keindahan dunia ini. Aku akan melawanmu, dan aku akan melindungi Permata Cinta."

Pertarungan antara Dimas dan Kegelapan Abadi dimulai dengan intensitas yang mengerikan. Kegelapan Abadi menggunakan kekuatan gelapnya untuk melepaskan semburan energi hitam yang melawan Dimas. Dimas harus menghindari serangan-serangan tersebut dengan lincah dan menggunakan segala kemampuannya untuk melawan. Dia mengeluarkan ramuan yang diberikan oleh Arion dan menggunakannya untuk melawan efek gelap dari serangan Kegelapan Abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun