Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Beban Tak Terduga

20 Agustus 2024   13:02 Diperbarui: 20 Agustus 2024   15:07 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maya merasa tertekan dan mulai berbicara dengan teman-temannya tentang masalah yang dia hadapi. Beberapa dari mereka menyarankan agar Maya mencari bantuan dari seorang psikolog atau konselor keluarga. Maya merasa bingung dan tidak yakin apakah ini adalah langkah yang tepat, tetapi dia tahu bahwa dia membutuhkan bantuan untuk mengatasi situasi ini.

Pendaftaran SMA dan Ketidakpastian

Ketika waktu pendaftaran SMA tiba, Rafi lebih memilih bermain game dan bersenang-senang dengan teman-temannya daripada memikirkan masa depannya. Maya merasa tertekan karena semua teman-temannya sudah mendaftar di sekolah yang mereka inginkan. Rafi mengabaikan kewajibannya dan hanya peduli dengan hiburannya sendiri.

Maya harus bertengkar dengan Rafi selama beberapa hari sebelum anaknya akhirnya mendaftar ke sekolah yang tersisa. Selama periode ini, Maya merasa frustasi dan hampir menyerah. Namun, dia tetap berusaha keras untuk memastikan Rafi mendapatkan kesempatan yang baik untuk melanjutkan pendidikannya. Setelah melalui proses pendaftaran yang menegangkan, Rafi akhirnya diterima di sekolah melalui jalur zonasi.

Refleksi dan Harapan

Hari pertama SMA dimulai dengan semangat. Rafi berangkat sekolah dengan teratur, tetapi semangatnya hanya bertahan lima hari. Di hari keenam, dia membolos dengan alasan kelelahan. Keadaan terus memburuk, dan Rafi hanya bertahan dua minggu di sekolah sebelum kembali mogok. Setiap pagi, Maya dan Rafi bertengkar, dan ketegangan di rumah semakin tinggi.

Maya merasa seolah dirinya terjebak dalam siklus kesedihan dan frustrasi. Dia mulai mengingat kembali semua perjuangan yang telah dia lalui sejak melahirkan Rafi, dan bertanya-tanya di mana semua ini akan berakhir. Apakah dia akan terus terjebak dalam masalah tanpa akhir ini?

Hari pertama SMA dimulai dengan semangat, tetapi semangat Rafi hanya bertahan lima hari. Di hari keenam, dia membolos dengan alasan kelelahan. Maya merasa hatinya semakin hancur melihat anaknya kembali ke kebiasaan buruknya. Setiap pagi, mereka bertengkar, dan ketegangan di rumah semakin tinggi.

Rafi menunjukkan ketidakpedulian terhadap pendidikan dan kewajibannya. Meskipun Maya telah mencoba berbagai cara untuk memotivasi dan mengingatkan Rafi tentang pentingnya sekolah, Rafi tetap enggan untuk mendengarkan. Dia lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan bermain game dan bersenang-senang bersama teman-temannya.

Maya merasa seperti terjebak dalam siklus kesedihan dan frustrasi. Ketidakmampuannya untuk mengatasi perilaku Rafi dan kekhawatirannya tentang masa depan anaknya membuatnya merasa tertekan. Dia sering kali merasa kehilangan harapan. Maya telah mencoba berbagai pendekatan untuk memperbaiki situasi, tetapi semuanya tampaknya sia-sia. Dia mulai mengingat kembali semua perjuangan yang telah dia lalui sejak melahirkan Rafi, dan bertanya-tanya di mana semua ini akan berakhir. Apakah dia akan terus terjebak dalam masalah tanpa akhir ini?

Di sekolah, Rafi sering kali menjadi pusat perhatian karena ketidakdisiplinannya. Para guru melaporkan ketidakhadirannya dan perilaku buruknya kepada Maya, yang membuatnya merasa semakin tertekan. Meskipun ada upaya untuk mendekati Rafi dengan lembut dan penuh pengertian, dia sering kali merespons dengan kemarahan dan ketidakpedulian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun