Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan yang Menghantui

9 Agustus 2024   17:00 Diperbarui: 9 Agustus 2024   17:04 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber -Dibbsastra-

Hari pertama kita berbicara di luar kafe adalah salah satu momen yang paling berharga dalam hidupku. Aku ingat betul bagaimana kita berjalan di sepanjang jalan yang tenang, di mana hanya ada sedikit orang yang lalu lalang. Kamu mulai berbagi cerita tentang hidupmu, dan aku mendengarkan dengan penuh perhatian. Cerita-ceritamu penuh dengan detail yang membuatku merasa semakin dekat denganmu. Aku merasa bahwa setiap kata yang kamu ucapkan membawa kita lebih dekat satu sama lain.

Tempat-tempat yang kita kunjungi bersama menjadi latar belakang dari banyak momen indah. Kita sering pergi ke taman-taman yang tenang, di mana kita bisa duduk di bangku taman dan berbicara tentang segala hal. Setiap percakapan kita terasa seperti sebuah penemuan baru, dan aku merasa bahwa kita bisa saling memahami tanpa harus mengungkapkan perasaan secara langsung. Kamu bercerita tentang masa kecilmu, tentang apa yang membuatmu bahagia, dan tentang apa yang kamu impikan untuk masa depan. Semua ini menjadi bagian dari kenangan yang aku simpan dengan penuh rasa syukur.

Saat matahari terbenam, kita sering pergi ke pantai-pantai yang sepi. Aku ingat bagaimana kita duduk di pasir, sambil melihat ombak yang menghantam pantai. Suara ombak yang lembut dan angin yang sepoi-sepoi menciptakan suasana yang tenang dan damai. Dalam momen-momen ini, aku merasa bahwa kita benar-benar memahami satu sama lain. Senyummu, tatapanmu, dan cara kamu berbicara membuatku merasa bahwa kita memiliki ikatan yang kuat.

Namun, seiring berjalannya waktu, ada sesuatu yang mulai mengganggu perasaan kita. Aku mulai merasakan adanya jarak di antara kita, sesuatu yang tidak bisa diabaikan. Momen-momen yang dulunya penuh dengan kehangatan kini terasa dingin dan jauh. Aku tidak bisa mengerti mengapa, tetapi ada sesuatu yang membuat kita terpisah, meskipun kita masih berada di tempat yang sama.

Kekecewaan ini mulai meresap ke dalam setiap pertemuan kita. Senyuman kita terasa paksa, dan percakapan kita menjadi kurang berarti. Aku bertanya-tanya apakah perasaan kita yang dulunya begitu kuat telah memudar, ataukah ada sesuatu yang lebih dalam yang mengganggu kita. Apakah kita benar-benar saling memahami, ataukah kita hanya berpegang pada harapan yang tidak pernah terwujud?

Chapter 3

"Kekecewaan dan Keraguan"

Kekecewaan ini semakin mendalam, dan aku mulai merasakan adanya ketegangan yang tidak bisa diabaikan. Setiap kali kita bertemu, aku merasa seolah-olah ada dinding tak terlihat yang memisahkan kita. Aku mencoba untuk memahami apa yang menyebabkan perubahan ini, tetapi jawabannya tidak pernah jelas. Mungkin kita telah terbiasa dengan rutinitas yang sama, sehingga kita kehilangan kedekatan emosional yang dulu kita miliki. Ataukah ada sesuatu yang lebih dalam yang mengganggu kita, sesuatu yang tidak bisa kita ungkapkan secara langsung?

Setiap malam, aku merenung tentang hubungan kita. Aku mencoba untuk mencari arti di balik semua ini, bertanya-tanya mengapa perasaan yang dulunya begitu kuat kini terasa semakin jauh. Apakah ini adalah takdir yang harus ku terima, ataukah ada sesuatu yang terlewatkan di antara kita? Pertanyaan-pertanyaan ini terus menghantui pikiranku, dan aku merasa semakin jauh dari jawaban yang aku cari.

Aku mencoba untuk memahami apa yang menyebabkan perubahan ini. Apakah kita terlalu terbiasa dengan rutinitas, sehingga kita kehilangan kedekatan emosional yang dulu kita miliki? Aku mulai merasa bahwa mungkin ada kesalahpahaman yang harus diselesaikan, tetapi aku tidak tahu bagaimana caranya. Aku tidak bisa memberanikan diri untuk berbicara tentang masalah ini secara langsung, karena aku takut bahwa pembicaraan tersebut akan membuat semuanya semakin rumit.

Di luar, dunia terus berjalan, tetapi di dalam hatiku, ada kekosongan yang tidak bisa diisi. Aku sering kali merasa terjebak di antara keinginan untuk terus melanjutkan hubungan ini dan rasa sakit yang aku rasakan. Aku tahu bahwa aku harus membuat keputusan, tetapi keputusan itu tidak mudah. Mungkin ada hal-hal yang belum aku ketahui tentang dirimu, atau mungkin aku hanya perlu belajar untuk melepaskan.

Chapter 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun