Selain kuliah daring yang dapat berdampak negatif dan positif, adapun dampak negatif kuliah tatap muka yang dapat saya sebutkan; yang pertama, harga swab test yang tergolong tinggi sehingga sangat berdampak pada pihak yang berkekurangan untuk tidak melakukan test swab. Hal ini dikarenakan oleh faktor ekonomi. Karena banyaknya perusahaan yang mengalami penurunan dan terpaksa untuk mengeluarkan para pekerja ataupun PHK.
Yang kedua, perkuliahan tatap muka sangat memerlukan berbagai hal, mulai dari segi fisik, psikis, ataupun finansial. Terlebih mengenai finansial yang dimana mahasiswa/I rantau memerlukan uang bulanan, biaya makan, ongkos, belum lagi biaya dan tenaga untuk membeli atau meminjam buku.
Yang ketiga, pembelajaran di masa pandemi tidak menjamin untuk tidak terpapar, walaupun sudah melaksanakan vaksin. Hal ini sangat berisiko dikarenakan mahasiswa/I dan juga para dosen berkumpul di tempat yang tertutup dalam waktu yang lama. Yang berakibat membahayakan kesehatan yang akan berdampak pada ekonomi keluarga.
Dari pembelajaran kuliah tatap muka adapun beberapa dampak positif. Dampak positif dari adanya peraturan tersebut yakni; Mahasiswa/I dapat dengan mudah dan leluasa untuk berinteraksi dengan dosen dan teman-teman seperkuliahan. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian materi dan latihan soal yang telah diberikan. Dosen pun akan mudah mencairkan suasana kelas dengan cara mengemas materi ataupun soal latihan dengan permainan interaktif, juga penjelasan tidak hanya terpaku dengan bahan ajar presentasi pengajar.
Dan itulah sekiranya beberapa tantangan kuliah daring dan tatap muka yang dapat saya sampaikan. Sekian dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H