Tepat di hari ke 40, hari di mana Puno tak lagi bisa bersama Tala. Â Puno meninggalkan kertas dan pensil untuk Tala. Untuk terakhir kalinya, Puno mencium Tala. Kemudian Tala teringat saat Puno memberikannya perahu dari kertas dan ia akhirnya membuat hal yang sama.Â
Perahu kertas itu ia buat dan tulisi dengan harapan-harapan terbaik untuk sang ayah. Saat Tala mengirimkan perahu kertas itu ke langit, turunlah ribuan perahu kertas menghampirinya.
Sebuah Harapan dari Sepucuk Surat
Papermoon kembali menunjukkan sihirnya kepada penonton, Ria selaku sutradara mampu meracik sebuah tema yang sederhana menjadi pertunjukkan yang mengaduk-aduk perasaan. Puno Letters to The Sky sebuah pentas yang diangkat dari pengalaman pribadi. Sebuah tema yang universal membincangkan mengenai kematian dan kehilangan, yang sudah pasti pernah atau sedang dirasakan setiap orang.Â
Perahu kertas yang dibawa oleh Tala menjadi sebuah poin penting dalam pentas ini. Secara implisit, perahu itu menggambarkan kita sebagai manusia yang masih menempuh perjalanan kehidupan. Apapun yang terjadi, kita tetap harus melaju hingga akhir tujuan yang diinginkan. Papermoon memikirkan semuanya dengan detail, termasuk juga mengatur posisi duduk penonton.Â
Tidak ada kelas tempat duduk yang ditawarkan, semuanya harus lesehan. Setelah menikmati pentas ini, saya lantas tersadar. Kenapa tempat duduk dibuat seperti itu. Jawabannya adalah kita harus saling memberikan dukungan kepada siapa pun di dekat kita yang sedang merasakan kehilangan. Tak peduli dengan latar belakang yang dimilikinya. Semuanya sama, manusia yang memiliki hati dan bisa merasakan kehilangan.Â
Belajar kepada Tala, tidak boleh kita merutuki takdir. Justru harus bangkit dan saling berbagi harapan terbaik dengan orang yang sudah meninggalkan kita. Merasakan kehilangan merupakan sebuah proses "wajib" yang harus dialami manusia.Â
Dari kehilangan itulah, kita akan membangun sebuah harapan. Titik baru dalam perjalanan kita sekaligus memberikan harapan dan kehidupan baru bagi kita dan yang telah tiada. Alam ini sudah berbaik hati kepada kita, memberikan kesempatan memiliki. Hal yang terbaik dapat dilakukan adalah dengan mensyukuri yang sudah kita miliki. Izinkan saya mengutip kata bijak dari seorang pengajar yang mengatakan, mengapa harus takut kehilangan? (*)