Mohon tunggu...
Diaz Radityo
Diaz Radityo Mohon Tunggu... Freelancer - Pendongeng keliling dan menulis

Seorang manusia biasa yang ingin bercerita dan berbagi energi positif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tren "Tik Tok" dan Kelupaan Kita terhadap Sebuah Proses

27 Juni 2018   18:00 Diperbarui: 4 Juli 2018   13:25 3079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dokumentasi pribadi)

Budaya instan yang ditawarkan oleh Tik Tok mereduksi sebuah budaya yang menghargai proses. Tak mengapa jika memang kita tetap teguh untuk ber-Tik Tok ria, asalkan kita memiliki basis literasi yang kuat. 

Setidaknya kita mampu menyaring dari pesatnya kemajuan teknologi informasi. Tentu jika kita mau (mencoba) mengingat, banyak artis yang meroket namun juga dibarengi turunnya popularitas secara cepat. Menjadi idola ataupun influencer tentunya bukan hanya bermodal viral semata. Perlu adanya sebuah proses panjang untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat luas. Bukannya malah menyebarkan paham kesadaran semu.

Bukan berarti tulisan ini anti dengan perkembangan teknologi, tulisan ini hanya sekadar menjadi pengingat bahwa teknologi memiliki dua sisi dan dapat menggerus kebudayaan.  

Generasi milenial sebenarnya hanya membutuhkan pengakuan akan proses pencarian identitasnya. Tentu kita masih bisa membangun sebuah ruang-ruang diskusi baik di rumah ataupun di sekolah. 

Jadilah sosok yang mampu menjadi teman cerita para generasi milineal. Jika diizinkan meminjam istilah teman-teman zaman kini adalah kita harus mampu memberikan pendampingan agar mereka bisa menentukan yang berfaedah ataupun tidak bagi kehidupannya. Perbanyak literasi dan jadilah dirimu sendiri! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun