Kate Watson dalam Unicef Indonesia Skills for the Future (2017), menjelaskan bahwa kompetensi merupakan dasar untuk kecakapan di masa depan yang dapat dicapai dengan pertukaran budaya. Hal ini selaras dengan tujuan dari merdeka belajar yang tertera dalam situs kampusmerdeka.kemdikbud.go.id yaitu meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.
Dari sini pasti akan muncul pertanyaan, bagaimana bisa pertukaran budaya dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa? apakah setelah lulus nanti mahasiswa universitas dalam negeri akan dapat bersaing dengan orang-orang dari negara-negara di dunia?
Pemahaman Dasar Merdeka Belajar
Jika dicermati lagi konsep merdeka belajar yang tertera dalam ditpsd.kemdikbud.go.id yaitu diciptakannya pembelajaran yang berorientasi pada masa depan dengan mengembangkan kompetensi seseorang berdasarkan fasenya, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan.
Merdeka belajar memberikan kesempatan untuk menambah pengetahuan serta meningkatkan kemampuan sesuai dengan bakat dan minat, akan menjadikan mahasiswa menjadi generasi terbaik bangsa yang kelak mampu bersaing dengan orang-orang dari berbagai negara di dunia karena sudah memiliki bekal ilmu yang cukup dan keterampilan yang mumpuni.
Salah satu contoh dari merdeka belajar di perguruan tinggi saya, yaitu diperbolehkannya mahasiswa dari berbagai prodi mengambil mata kuliah di prodi lain yang memiliki kemiripan tujuan pembelajaran dan jumlah sks di prodinya, kemudian mata kuliah tersebut akan direkognisi oleh dosen, sehingga mahasiswa akan mendapat pengalaman belajar di luar prodinya dan tidak perlu mengambil mata kuliah serupa di prodinya.
Kebijakan ini dikenal dengan kebijakan kampus merdeka.
Mahasiswa akan mendapatkan teman-teman baru, pengenalan bahasa daerah baru, ilmu masing-masing prodi yang berbeda, dan pengenalan budaya daerah masing-masing.
Jadi, dapat dipahami bahwa merdeka belajar merupakan program yang memberi keleluasaan untuk memperoleh tambahan pengetahuan dengan cara yang digemari masing-masing individu.
Mengenal Program Merdeka Belajar Favorit Mahasiswa
Salah satu program yang mengimplementasikan merdeka belajar dan menjadi favorit banyak mahasiswa yaitu pertukaran mahasiswa.
Sekilas terdengar sama dengan kebijakan kampus merdeka, namun pada pertukaran mahasiswa dapat dilakukan di luar universitas mahasiswa peserta. Jadi, selama satu semester mahasiswa dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan keinginan serta minat masing-masing di lingkungan dan dosen yang berbeda.
Mungkin program seperti ini sudah biasa terjadi pada program universitas-universitas di luar negeri, tetapi ini merupakan program yang baru di Indonesia.
Melalui program ini diharapkan mahasiswa akan mendapat pengalaman belajar di perguruan tinggi di seluruh Indonesia, memperkuat rasa persatuan, membangun persahabatan mahasiswa antar universitas, daerah, suku, dan budaya, transfer ilmu untuk menutupi kekurangan pendidikan antar universitas di Indonesia, dan meningkatkan kompetensi lulusan melalui penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta komunikasi.
Setelah memahami konsep merdeka belajar dan salah satu program favoritnya pasti akan muncul pertanyaan, apakah pertukaran mahasiswa perlu dilakukan jika mahasiswa tersebut sudah berasal dari universitas terbaik di Indonesia? bagaimana jika selama melaksanakan pertukaran mahasiswa sulit beradaptasi di lingkungan yang baru?
Untuk menjawab pertanyaan pertama, tentunya perlu dicermati lagi harapan dari program pertukaran mahasiswa yaitu adanya peningkatan kompetensi mahasiswa dari daerah, suku, dan budaya yang berbeda-beda. Pendalaman ilmunya dapat dan pendalaman tanah airnya sendiri juga dapat.
Perubahan pola pikir diperlukan untuk hal ini, meskipun mahasiswa peserta berasal dari universitas unggulan tetapi pasti tiap universitas terdapat keunggulan masing-masing yang mungkin tidak diberikan di universitas mahasiswa peserta. Tidak akan ada ruginya mengenal negeri sendiri dan berburu ilmu secara bersamaan.
Perbedaan bahasa, makanan, cuaca, kehidupan sosial merupakan penyumbang culture shock yang dialami oleh kebanyakan orang jika berada pada lingkungan baru. Untuk itu perlu dilakukan proses interaksi sosial untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Kesadaran akan perlunya penyesuaian diri merupakan jawaban atas pertanyaan kedua. Kesadaran ini dapat timbul karena adanya tujuan pribadi, harapan, dan cita-cita untuk terus bertahan di tengah perbedaan budaya.
Hal ini seharusnya menjadi salah satu motivasi untuk jiwa-jiwa muda mendapatkan pengetahuan baru yang menantang melalui program merdeka belajar.
Pertukaran Mahasiswa merupakan Program Merdeka Belajar Efisien dalam Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa
Secara nyata yang tertera dalam pabelan-online.com, program pertukaran mahasiswa efisien untuk meningkatkan pemahaman ilmu dan wawasan yang tidak akan didapatkan mahasiswa peserta di kampus asalnya.
Maka, diperlukan adanya perubahan pola pikir pada setiap diri mahasiswa agar tidak lagi memaknai sebaik-baiknya kuliah hanya berdasarkan IPK yang didapatkan.
Arahan dan dorongan dari dosen serta pimpinan perguruan tinggi juga diperlukan, dengan adanya motivasi dan arahan yang baik mahasiswa akan merasa lebih mantap pikirannya untuk mengikuti program tersebut.
Pola pikir orang tua juga perlu dirubah mengikuti perkembangan zaman, supaya tercipatnya anak-anak yang kompeten sebagai generasi penerus bangsa. Hal ini akan sangat membantu bagi tercapainya tujuan program pertukaran mahasiswa dan tujuan merdeka belajar itu sendiri. Jadi, meskipun kuliahnya di dalam negeri kualitas mahasiswanya tidak kalah saing dengan lulusan luar negeri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI