Mohon tunggu...
Dede Diaz Abdurahman
Dede Diaz Abdurahman Mohon Tunggu... Freelancer - Travel Blogger

Google Street View Trusted Photographer Content creator, vlogger, hobi travelling, suka foto, ngeblog, baca buku, footballover & coffee addict

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Pentingnya Literasi Digital bagi Disabilitas dan Dunia Filantropi dalam Era Transformasi dan Akselerasi Digital

24 Juli 2024   06:55 Diperbarui: 25 Juli 2024   10:33 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Dokumen pribadi 

Menurut saya, ketiga pembicara dalam program ini membawa perspektif dan pengalaman yang berharga. Akbar Muhibar, dengan latar belakangnya sebagai dosen multimedia, memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi multimedia dapat digunakan untuk pendidikan dan pemberdayaan. Wing Firmanperkasa, sebagai CEO AnakBrand & AnakEvent berbagi pengalaman tentang bagaimana membangun merek dan acara yang inklusif. Sementara itu, Muhammad Abie Zaidannas Suhud, dari Project Child Indonesia, menekankan pentingnya literasi digital dalam mendukung dunia filantropi serta perkembangan anak-anak dan remaja, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.

Source: Dokumen pribadi 
Source: Dokumen pribadi 
Para peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan. Mereka belajar bagaimana membuat konten digital, menggunakan media sosial secara efektif, dan memahami pentingnya privasi dan keamanan online. Pelatihan ini memberikan mereka alat yang diperlukan untuk beradaptasi dan berkembang dalam dunia digital yang terus berubah.

Pesantren Digital dari XL Axiata menjadi salah satu contoh nyata bagaimana literasi digital dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan bagi penyandang disabilitas. Program ini tidak hanya fokus pada pelatihan teknis, tetapi juga memberikan pengetahuan tentang keamanan digital, penggunaan media sosial yang bijak, serta cara mengoptimalkan teknologi untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, para santri disabilitas diharapkan dapat menjadi lebih mandiri dan produktif dalam menghadapi tantangan di era digital.

Program Pesantren Digital dari XL Axiata dengan Rumah Quran Isyaroh adalah contoh nyata bagaimana literasi digital dapat memberdayakan penyandang disabilitas dan mendukung dunia filantropi. Dengan kolaborasi yang baik antara perusahaan, organisasi nirlaba, dan komunitas lokal, program ini berhasil memberikan dampak positif bagi para santri disabilitas. Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang membuka peluang dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif. Di era transformasi dan akselerasi digital ini, penting bagi kita semua untuk terus mendukung inisiatif seperti ini, sehingga tidak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju masa depan yang digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun