Mohon tunggu...
Dede Diaz Abdurahman
Dede Diaz Abdurahman Mohon Tunggu... Freelancer - Travel Blogger

Google Street View Trusted Photographer Content creator, vlogger, hobi travelling, suka foto, ngeblog, baca buku, footballover & coffee addict

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Pentingnya Literasi Digital bagi Disabilitas dan Dunia Filantropi dalam Era Transformasi dan Akselerasi Digital

24 Juli 2024   06:55 Diperbarui: 25 Juli 2024   10:33 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Dokumen pribadi 

Pada era transformasi dan akselerasi digital yang semakin pesat, literasi digital menjadi sebuah keharusan bagi setiap individu. Tidak hanya untuk mereka yang berkebutuhan khusus, tetapi juga bagi seluruh masyarakat. Menyadari pentingnya hal ini, XL Axiata melalui program CSR-nya, menyelenggarakan program Pesantren Digital dan pelatihan literasi digital yang bekerja sama dengan komunitas Bloggercrony, yayasan Benih Baik serta Rumah Quran Isyaroh sebagai penerimamanfaat.

Pelatihan ini berlangsung dari tanggal 20-21 Juli 2024 dengan melibatkan peserta yang terdiri dari 20 santri disabilitas serta 7 pengurus dan pengajar di Rumah Quran Isyaroh. Pesantren Digital ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi digital para santri disabilitas, sehingga mereka dapat lebih mandiri dan berdaya dalam memanfaatkan teknologi digital.

Kegiatan ini menghadirkan tiga pembicara utama yang kompeten di bidangnya, yaitu Akbar Muhibar, dosen multimedia dan fasilitator literasi digital dari Bloggercrony, Wing Firmanperkasa, CEO AnakBrand & AnakEvent, serta Muhammad Abie Zaidannas Suhud, Direktur Project Child Indonesia. Kehadiran mereka memberikan inspirasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi para peserta.

Literasi Digital Menjadi Kunci Kesetaraan Bagi Disabilitas

Source: Dokumen pribadi 
Source: Dokumen pribadi 

Dalam era digital ini, literasi digital tidak hanya menjadi alat, tetapi juga jembatan yang menghubungkan berbagai aspek kehidupan. Bagi penyandang disabilitas, literasi digital membuka pintu bagi kesempatan yang lebih luas. Melalui keterampilan ini, mereka dapat mengakses informasi, berkomunikasi, dan bahkan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan ekonomi. Literasi digital memungkinkan mereka untuk mengatasi hambatan fisik dan memperluas peluang kerja serta pendidikan.

Dihari pertama pelatihan, Akbar Muhibar memberikan materi tentang "Produksi konten digital dan audiovisual" dimana para peserta diberikan pengenalan mengenai konten audiovisual didalam media sosial. Para peserta dilatih untuk memproduksi konten audiovisual persuasif dan juga menerapkan konten audiovisual untuk yayasan/ lembaga. Para peserta terlihat antusias dengan materi yang diberikan oleh mas Akbar Muhibar. Dan diakhir materi, para peserta diberikan test untuk membuat gambar dan cerita yang nantinya dilombakan untuk mendapatkan hadiah menarik.

Di hari kedua, Kang Wing Firmanperkasa memberikan materi tentang "Komunikasi publik berbasis digital" dimana beliau memberikan tips atau strategi komunikasi publik berbasis digital. Selain itu, beliau juga memberikan studi kasus komunikasi publik untuk membuka wawasan peserta terkait komunikasi publik yang dapat digunakan untuk memberikan informasi terkait disabilitas. Di akhir pelatihan, Kang Wing memberikan tips dan trik dalam komunikasi publik untuk disabilitas.

Dunia Filantropi dan Literasi Digital

Source: Dokumen pribadi 
Source: Dokumen pribadi 
Dunia filantropi memiliki peran penting dalam mendukung literasi digital, terutama bagi kelompok yang rentan dan kurang terlayani. Dalam penjelasannya, Muhammad Abie Zaidannas membahas tentang "Publikasi dan aktivitas digital filantropi" dimana beliau ingin membuka wawasan pemanfaatan platform digital untuk filantropi. Mas Abie juga memaparkan tren digital Indonesia dan kecenderungan pengguna internet di Indonesia. Di akhir, beliau memaparkan tentang publikasi dgital dan aktivasi digital yang efektif untuk filantropi.

Program CSR seperti Pesantren Digital dari XL Axiata menunjukkan bagaimana perusahaan dapat berkontribusi secara positif terhadap peningkatan literasi digital di masyarakat. Dengan menyediakan sumber daya, pelatihan, dan akses teknologi, perusahaan dapat membantu mengurangi kesenjangan digital dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif. Melalui program Pesantren Digital ini XL Axiata juga memberikan dukungan fasilitas untuk lembaga penerima manfaat Rumah Quran Isyaroh melalui : Donasi paket data selama setahun, donasi satu unit router, donasi satu unit tablet untuk mendukung pembelajaran berbasis digital, serta donasi berupa penyaluran Zakat MTXL dari karyawan XL Axiata untuk biaya pendidikan santri/santriwati Rumah Qur’an Isyaroh.

Kolaborasi antara sektor swasta, organisasi nirlaba, dan komunitas lokal sangat penting dalam menciptakan ekosistem literasi digital yang berkelanjutan. Rumah Quran Isyaroh, sebagai penerima manfaat dari program ini, telah menunjukkan komitmennya dalam memberikan pendidikan yang inklusif bagi santri disabilitas. Dengan dukungan dari XL Axiata dan pembicara yang ahli di bidangnya, program ini menjadi model kolaborasi yang efektif dalam meningkatkan literasi digital di kalangan penyandang disabilitas.

Pada program Pesantren Digital, para santri disabilitas diajarkan berbagai keterampilan digital yang relevan. Mereka belajar tentang cara menggunakan perangkat lunak dan aplikasi yang dapat membantu dalam belajar dan berkomunikasi. Selain itu, mereka juga diberikan pemahaman tentang etika dan keamanan digital, sehingga dapat menghindari risiko yang mungkin timbul dari penggunaan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun