Masa pandemi Covid 19 secara ekonomi telah berdampak sangat luas, termasuk bagi sektor pariwisata. Jika dibandingkan dengan daerah lain, dampak pandemi Covid 19 untuk sektor pariwisata di Kota Cimahi memang tidak terlalu berpengaruh signifikan, karena Kota Cimahi belum menjadi destinasi wisata dan potensi objek daya tarik wisata yang belum begitu populer.
Menilik pada sejarah perkembangan pariwisata Kota Cimahi baru ada saat tahun 2017 setelah Kota Cimahi berusia 16 tahun, nomenklatur Dinas Pariwisata baru muncul bergabung dengan urusan kebudayaan serta kepemudaan dan olahraga. Tahun 2017 menjadi tonggak awal Kota Cimahi mulai membangun sektor pariwisata secara serius. Di Tahun 2019 sebetulnya beberapa upaya untuk membangun objek daya tarik wisata secara bertahap telah dilakukan, baik objek wisata yang telah ada maupun yang baru.
Pada Tahun 2020 beberapa objek daya tarik wisata Kota Cimahi yang telah dipersiapkan untuk mulai beroperasi menjadi tertunda karena pandemi munculnya wabah Covid 19, dan akan dilanjutkan setelah masa pandemi berakhir. Namun ternyata sampai dengan tahun 2021 ini pun, pandemi Covid19 belum juga berakhir.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi Budi Raharja mengungkapkan "Perkembangan pariwisata di Kota Cimahi di masa PPKM darurat tentunya semakin mempersempit ruang gerak dan memperpanjang penundaan aktifitas pariwisata, namun dengan kondisi seperti ini kami manfaatkan untuk melakukan beberapa evaluasi terhadap apa yang sudah kami rencanakan, serta mempersiapkan berbagai aspek jika pariwisata mulai dibuka kembali, termasuk kesiapan penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability)".Â
"Selain itu kami juga mencari dan menciptakan inovasi-inovasi baru dalam upaya meningkatkan daya tarik wisata yang disesuaikan dengan kondisi kekinian yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan imunitas melalui aktifitas wisata yang cenderung bersifat back to nature. Contohnya pengembangan Pasar Wisata Legokawi dan Glamping Kalasenja di Alam Wisata Cimahi" sambungnya.
Terkait Pasar Wisata Legokawi yang merupakan bagian dari Kawasan Desa Wisata Legokawi Torobosan Cipageran, yang menjadi peserta pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2021 ini berhasil masuk rangking 300 besar. "Terus terang kami tidak menduga Desa Wisata Legokawi Torobosan Cipageran dapat masuk 300 besar se Indonesia yang mana untuk Provinsi Jawa Barat ada 7 kabupaten/kota yg masuk dan satu-satunya kota adalah Kota Cimahi" tambahnya.
Menurut Budi Raharja, walaupun Desa Wisata Legokawi Torobosan Cipageran baru seumur jagung, mungkin karena dari kriteria penilaian ada beberapa hal yang telah dilakukan maka Desa Wisata Legokawi ternyata layak masuk 300 besar. "Perlu kami sampaikan pula bahwa Desa Wisata Legokawi Torobosan dibentuk melalui proses inovasi yang kami beri nama COLLABTOURISM LEGOKAWI, yaitu suatu inovasi manajemen dalam pembangunan destinasi wisata baru berbasis masyarakat dengan menerapkan konsep pentahelix melibatkan unsur Akademisi ( ITB, STIEPAR YAPARI, ISBI) unsur Bisnis (CV. GMB), unsur Komunitas (Kompepar Legokawi, HPI, Genpi, DKKC), unsur Pemerintah (Disbudparpora, Disdagkoperin, Dispangtan), dan unsur Media (Lima waktu.com, Pratamamedia.com)" tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H