Mohon tunggu...
Dede Diaz Abdurahman
Dede Diaz Abdurahman Mohon Tunggu... Freelancer - Travel Blogger

Google Street View Trusted Photographer Content creator, vlogger, hobi travelling, suka foto, ngeblog, baca buku, footballover & coffee addict

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Museum Gedung Sate, Museum Zaman Now

18 Desember 2017   08:53 Diperbarui: 18 Desember 2017   08:58 2074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika  kita ditanya ikon yang sangat terkenal dari Jawa Barat, mungkin ada dua  ikon yang paling banyak dimunculkan. Yang pertama Kujang dan yang kedua  Gedung Sate.Dan yang akan menjadi bahasan untuk kali ini adalah tentang  Gedung Sate. Bangunan yang menjadi tempat berkantornya Gubernur Jawa  Barat ini dikenal karena ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya.


Selain  menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate mempunyai  sisi sejarah yang sangat besar didalam perjalanan sejarah Indonesia dan  Jawa Barat. Gedung Sate dirikan seiring dengan dimulainya pembangunan  Jalan Raya Pos ( De Groote Postweg) oleh Herman Willem Daendels, serta  perintisan pusat Kota bandung oleh Bupati Wiranatakusumah II yang  membangun komplek Alun-alun dan Pendopo.

Peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sate dilakukan pada tanggal 27 Juli 1920, oleh Johanna Catherina Coops, putri sulung  dari Walikota Bandung saat itu, B. Coops dan Petronella Roelofsen,  mewakili Gubernur Jendral Batavia J.P. Graaf van Limburg. Dengan menghabiskan biaya 6 juta Gulden, proses pembangunan Gedung Sate ini memakan waktu sekitar 4 tahun hingga selesai tahun 1924.

Dan  dalam rangka menyongsong satu abad dibangunnya Gedung Sate,  pemerintahan Provinsi Jawa Barat melalui gagasan Gubernur Jawa Barat  Ahmad Heryawan akhirnya pembangunan Museum Gedung Sate dimulai.Museum  Gedung Sate ini merupakan sebuah gagasan yang mempersembahkan  pengetahuan tentang nilai kedaerahan dan keIndonesian yang menunjukkan  keberagaman, serta keindahan dalam bentuk karya arsitektur.


Museum  Gedung Sate ini dibagi menjadi beberapa wilayah diantaranya : zona  pengenalan, zona eksplorasi, audiovisual, zona interaksi, dan zona  kontemplasi. Museum ini dilengkapi dengan teknologi terkini dalam  penyajian informasi yang edukatif dan menghibur serta mengadopsi konsep  smart museum yang diantara nya : Augmented Reality, Interactive Floor,  Virtual Reality, dan Interactive Picture Frame.

 



Museum  Gedung Sate ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan  beserta Wakil Gubernur Deddy Mizwar pada hari Jumat 8 Desember 2017 dan  para tamu undangan lain nya. Di awal kita memasuki museum, kita akan  melihat Gedung Sate dari masa sebelum dibangun hingga sampai dengan  sekarang. Dikemas dengan tampilan yang smart dan menarik sehingga  informasi yang kita baca semakin menarik.

 


 

Designer  Museum Gedung Sate, Ade Garnadi menuturkan didalam museum in informasi  seputar Gedung Sate bisa dilihat di dalam museum serta pimpinan yang  menjabat di Jawa Barat dari masa ke masa. Termasuk profil tokoh, peta  persebaran heritage di Kota Bandung, audio visual tentang Gedung Sate,  augmented reality, architarium dan virtual reality tentang Gedung Sate. 







 

Museum  Gedung Sate ini menggabungkan konsep modern dan tradisional, terlihat  dengan adanya perpaduan antar teknologi terkini di beberapa spot museum  dengan dihadirkan nya beberapa material bangunan yang menjadi bagian  disaat membangun Gedung Sate.










 

Museum  Gedung Sate ini dibuka untuk umum setiap hari Selasa - Minggu dari  mulai pukul 10.00 - 16.00 WIB , kecuali hari Senin libur. Dan selama  bulan Desember 2017 ini para pengunjung museum tidak dikenakan biaya  masuk  alias gratis.




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun