Mohon tunggu...
DIAZFIRZA KHOIRUMA SYAHRANI
DIAZFIRZA KHOIRUMA SYAHRANI Mohon Tunggu... Lainnya - Belum bekerja

Hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengaruh yang Ditimbulkan dari Broken Home terhadap Psikologis Anak Masa Kini

12 Oktober 2023   11:24 Diperbarui: 12 Oktober 2023   11:26 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan mental yang meliputi beberapa hal, seperti emosional, psikologis dan hubungan sosial dengan orang orang sekitar. Dari aspek tersebut, semua bisa mempengaruhi cara remaja berpikir dan merasakan, dan apa yang akan dilakukan. Salah satunya seperti yang sering terjadi pada lingkungan sekitar, yaitu broken home. Tidak sedikit orang mengalami broken home, mulai dari anak anak hingga orang dewasa mengalami broken home, broken home adalah penggambaran keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan seperti keluarga. Dan broken home adalah keluarga yang mengalami perpecahan karena kematian, perceraian, seseorang yang tidak menikah dan mengakibatkan melakukan tindakan kriminal jadi dapat disimpulkan, broken home adalah keadaan dimana suasana dan kondisi keluarga sedang mengalami ketidakharmonisan.

Broken home dapat mengganggu psikologis seorang anak-anak ataupun remaja. Psikologis adalah kata lain dari jiwa, mental, atau psikis. Menurut Wilhem Wundt Psikologis adalah ilmu yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul pada diri manusia, seperti perasaan panca indra, pikiran, perasaan, dan psikologis adalah ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu. Perilaku atau aktivitas-aktivitas tersebut memiliki pengertian luas yaitu perilaku yang tampak ataupun perilaku yang tidak tampak.

Anak-anak atau remaja yang dibesarkan dari keluarga yang sering mengalami broken home atau kondisi keluarga yang tidak harmonis karena sering terjadi keributan dan perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir dengan perceraian ataupun pisah rumah. keluarga broken home memiliki kriteria sebagai berikut: Kematian salah satu atau kedua orang tua, cerai, (kedua orang tua berpisah atau bercerai) pernikahan yang buruk (hubungan orang tua dengan anak tidak baik), hubungan orang tua-anak yang buruk (hubungan orang tua tidak baik) ketegangan tinggi dan kehangatan rendah, (suasana keluarga dan tanpa kehangatan) gangguan jiwa kepribadian, (salah satu atau kedua orang tua mempunyai kelainan kepribadian atau gangguan jiwa ) 

Jadi, broken home bisa dilihat dari beberapa aspek, keluarga pecah dikarenakan silsilah keluarga yang tidak utuh, yaitu salah satu dari keluarga itu meninggal dunia ataupun bercerai Orang tua, baik ayah maupun ibu sering kali tidak berada di rumah, atau tidak memperlihatkan hubungan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anaknya, dan Orang tua sering bertengkar juga dapat menjadi keluarga tidak sehat secara psikologis dan mengganggu kesehatan mental pada anak-anaknya.

Kesehatan mental tidak seperti gangguan fisik yang bisa langsung terobati berdasarkan pada gejalanya, tetapi berdasarkan besar kondisi yang dapat mempengaruhi kehidupannya sehari-hari. Beberapa hal yang terpengaruh dan dilakukan anak-anak ataupun remaja, antara lain adalah tingkah laku dan pola pikir. Tingkah laku adalah perbuatan atau perilaku yang dimiliki oleh manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tingkah laku seseorang yang dilakukan semakin tidak terkendali mulai dari tingkah laku yang negatif maupun positif Tetapi di era sekarang tingkah laku negatif lebih sering dilakukan oleh para remaja. 

Perasaan-perasaan yang muncul terhadap seseorang berbagai macam, mulai dari mudah terbawa suasana, lebih sering cemas, bahkan melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan. Tingkah laku ini merupakan salah satu dampak dari broken home. 

Kemudian yakni pola pikir, broken home juga dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, pola pikir yang memberikan dampak positif dan negatif Hal ini sangat berpengaruh terhadap masa depan anak-anak atau remaja.

Psikologis dari anak-anak ataupun remaja yang sering terserang oleh adanya broken home adalah pola pikir dan mental Beberapa pengaruh yang menyerang pada pola pikir dan mental seseorang karena broken home yakni Adanya pikiran untuk berbuat negatif, misalnya seperti merokok, mabuk, narkoba, dan lain-lain, lebih sering keluar rumah, karena merasa kurang nyaman dan tidak asik sama suasana rumah, masalah emosional anak-anak ataupun remaja. Sedangkan, jika mental yang diserang, banyak pengaruh yang dapat ditimbulkan, antara lain seperti anak-anak ataupun remaja kurang percaya diri pada kemampuannya sendiri, sering merasa cemas mempunyai trauma seperti takut akan kebisingan pertengkaran, takut melihat banyak kerumunan orang, dapat juga mengalami mood swing atau suasana hati yang tidak menentu.

Berdasarkan penelitian World Psychiatry, perpisahan orang tua berisiko mengganggu kesehatan mental anak dan remaja lebih rentan mengalami depresi dan stres, hubungan sosial kepada lingkungan sekitar terganggu anak-anak atau remaja lebih sering agresif terhadap siapapun cenderung lebih mudah cemas terhadap apapun yang dihadapi. menurunnya pendidikan pada anak, dari bidang akademik maupun non akademik. Jperceraian yang tidak anak duga bisa berpengaruh pada konsentrasi belajar. Konsentrasi belajar sangat berpengaruh pada hasil belajar anak, kebanyakan anak yang mengalami broken home lebih dominan untuk mencari perhatian dari banyak orang di sekitamya. Sehingga proses belajar tidak dilakukan dengan maksimal.

Anak-anak ataupun remaja yang mengalami broken home umumnya memiliki emosi yang lebih tinggi. Karena, mereka harus menerima kenyataan yang ada dan perasaan yang mungkin sulit dikontrol, terutama pada anak-anak dan remaja. Mereka masih bingung. karena harus menerima perasaan sedih, kecewa, marah, dan lainnya, akibat dari masalah orang tuanya.

Setiap anak broken home memiliki karakter yang berbeda beda banyak. perilaku yang dilakukan oleh korban broken home, ada perilaku yang mengarah ke positif ada yang mengarah ke negatif. 

Perilaku positif yang mungkin mereka lakukan antara lain yakni, mereka lebih hidup mandiri, menjadikan broken home sebagai motivasi sekolah untuk meningkatkan prestasinya baik akademik maupun non-akademik, lebih sabar dalam menghadapi apapun. perilaku negatif yang mungkin dilakukan adalah merokok mabuk-mabukan, mencari pelampiasan yang berarah negatif, susah diatur, sering keluar malam kebencian kepada orang tua, tidak hanya pria saja yang bisa melakukan wanita pun juga sudah banyak yang melakukan, dan kemungkinan terburuk adalah bunuh diri Biasanya remaja lebih melampiaskan ke arah media sosial.

Ketika semua berbeda dari yang diharapkan dan tidak sesuai dengan ekspetasihanya perlu untuk semangat menjalaninya dan selalu bersyukur. Karena broken home bukanlah selalu tentang kehancuran, ketidak harmonisan, tetapi tentang takdir yang harus diterima secara ikhlas Banyak anak-anak ataupun broken home yang tumbuh menjadi anak yang sukses tanpa dukungan dari orang tuanya berikut adalah cara yang ampuh agar kamu selalu semangat menjalaninya.

Berbagai hal menyebabkan seorang remaja menjadi broken home, hal itu juga dapat memicu seorang remaja melakukan hal-hal negatif yang bisa saja merusak tubuhnya dan yang pasti merugikan dirinya sendiriAda banyak cara untuk mengatasi remaja supaya tidak melakukan hal negatif dan merubahnya melakukan hal positif untuk mengatasi broken home yang dirasakan diantara itu yaitu belajar untuk menerima kenyataan, fokus pada tujuan atau cita cita, jangan terus menerus menganggap diri tidak berdaya, dan yang lebih penting adalah mencari dukungan dari orang orang terdekat ataupun orang yang lebih tua. 

Tidak ada satu pun manusia didunia ini yang sempurna dan hidup damai maka dari situlah kita harus belajar untuk selalu sabar, bersyukur, dan memaafkan Karena, tidak ada kata terlambat untuk semua itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun