Mohon tunggu...
Diaz Thaufiqurahman
Diaz Thaufiqurahman Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Diaz Thaufiqurahman - 41521010088, Fakultas Ilmu komputer, Teknik Informatika, Universitas Mercu Buana, PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB - Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG;

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

TB1- Berpikir Positif dan Berkomunikasi Efektif

11 April 2023   06:25 Diperbarui: 12 April 2023   05:23 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:  www.kompas.com

Ingatlah bahwa berpikir positif tidak berarti mengabaikan atau menekan emosi negatif yang muncul. Sebaliknya, itu adalah tentang menghadapi emosi dan pengalaman dengan bijaksana, menggantikan pola pikir negatif dengan pola pikir yang lebih konstruktif dan realistis, serta mengelola emosi dan stres dengan cara yang sehat. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional jika merasa membutuhkannya.

Apa yang terjadi jika kita terus memaksakan diri untuk selalu berpikir positif? 

apa yang positif, dan yang baik itu?  Dan jika kejahatan itu ada, untuk apa lari dari lumpur-lumpurnya lalu mencoba mencari surga jika yang kita lakukan dengan berlari hanya menambah besar kubangannya? Kenapa tidak menghadapi kejahatan, mengakuinya sebagai sesuatu yang ada dan tidak memperlakukannya sebagai hantu? Pada akhirnya, berpikir positif justru lebih terasa sebagai bentuk pelarian diri dan kepengecutan yang dikomersilkan. Ia dikemas begitu cantik sementara isi dalamnya tak lebih dari kiat-kiat sukses untuk melarikan diri dari kenyataan (yang ketika dipraktekkan pun sering gagal).

Hal positif apa yang ingin dicari pada orang-orang malang yang terusir hanya karena percaya pada Tuhan yang berbeda dari mayoritas penduduk? Pada kehancuran perlahan dari planet yang terus dilakukan tanpa rasa bersalah. Pada hidup yang penuh ketidaktahuan, yang tiap nafas-nya ditujukan pada sesuatu yang tak dapat dibuktikan, yang pada tiap detiknya kita terbelenggu oleh sistem-sistem yang dikoordinir oleh sesuatu yang sama sekali tidak dapat kita kendalikan.

Perjalanan hidup manusia adalah gelembung ketidaktahuan dalam berbagai ragam bentuk. Di satu belahan planet, ketidaktahuan ini dirayakan. Di tempat lain ia dimodifikasi untuk dijadikan jalan hidup. Di banyak wilayah, ketidaktahuan dijadikan suatu kompas moral, mana yang baik dan  mana yang jahat. Tentu saja yang punya kuasa untuk melakukan ini adalah suatu entitas yang mempunyai kekuatan.

Kebaikan tidak mungkin datang dari mereka yang lemah karena detik berikutnya satu entitas yang kejam (dari sudut pandang si lemah), asalkan mereka kuat, akan menjungkirbalikkan segalanya dan memaksa si lemah untuk tunduk pada konsep si kuat.

Positif, sesuatu yang baik, adalah semata-mata ketidaktahuan. Sesuatu yang absurd dan berlaku berbeda-beda pada tiap individu atau kelompok. Sesuatu yang dianggap baik bisa jadi adalah kejahatan di pihak lain. Satu-satunya konsep yang nyata adalah kekuatan.

Terdapat pula istilah Toxic Positivity

Seperti yang pada umumnya sering kita dengar

Menyuruh orang untuk "Tetep positif think aja, semua pasti ada hikmahnya kok",  "selalu bersyukur" atau "selalu berpikiran positif" tanpa memberikan ruang bagi emosi negatif atau masalah yang sedang dihadapi.

Meremehkan atau mengabaikan pengalaman sulit atau emosi negatif dengan mengatakan, "Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja" atau "Jangan terlalu dipikirkan", "Udah jangan dipikirin, mikir positif aja"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun