Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hijaukan Indonesia dengan Riset dan Inovasi Terbaru

9 November 2022   13:26 Diperbarui: 9 November 2022   13:28 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembukaan acara InaRI EXPO (dokumentasi pribadi)

Banyak interpretasi yang muncul jika bicara mengenai warna hijau, dapat menggambarkan uang ataupun lingkungan. Apapun pandangannya, secara tak langsung, keduanya memiliki dampak yang serupa karena mampu menenangkan pikiran, keseimbangan, dan harmoni dalam kehidupan.

Walau belum ada riset dan inovasi mendalam untuk membuktikan keabsahannya, tapi masyarakat kuno di Mesir dan Cina menggunakan beragam warna untuk terapi. Khusus untuk warna hijau, para peneliti meyakini dapat meningkatkan kemampuan membaca anak.

Namun warna hijau yang menggambarkan lingkungan yang sehat dan indah, sekarang terlihat terabaikan. Isu lingkungan walau terus digaungkan banyak orang, terlihat sekadar ucapan belaka dengan sedikit tindakan nyata untuk memperbaikinya.

Beruntungnya keputusan saya untuk datang ke acara InaRI EXPO bisa dibilang tepat. Acara yang berlangsung pada 27 hingga 30 Oktober lalu dengan tema Digital, Blue, & Green Economy ini menampilkan banyak produk riset dan teknologi terbaru.

Saat pembukaan acara, diketahui sebanyak 239 peserta andil bagian mulai dari BUMN, perusahaan swasta, akademisi, hingga anak-anak sekolah yang menampilkan produk riset dan inovasi mereka.

Acara InaRI EXPO diprakarsai oleh BRIN dan dibuat untuk membentuk ekosistem riset dan inovasi di Indonesia. Pameran ini menjadi pertemuan para periset serta  investor untuk tingkatkan kerja sama dan kolaborasi.

"Jadi anjang InaRI EXPO tak hanya pelaku riset dan inovasi di lembaga di kampus tetapi juga untuk para industri." kata Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko saat pembukaan InaRI EXPO 2022 di Gedung Innovation Convention Center (ICC), Kawasan Sains dan Teknologi, Cibinong, Kamis (27/10/2022).

"dan juga untuk ajang adik-adik kita yang masih remaja untuk memamerkan karyanya sekaligus ajang penilaian untuk ditetapkan menjadi pemenang, itu yang kita lakukan hari ini ini," tambahnya. 

Pembukaan acara InaRI EXPO (dokumentasi pribadi)
Pembukaan acara InaRI EXPO (dokumentasi pribadi)

Jujur, sebelum datang ke lokasi, saya dibuat keheranan mengingat acara ini dilakukan di Kota Cibinong,  bukan Jakarta sebagai pusat perkembangan teknologi di Tanah Air. Namun pertanyaan besar ini dijawab oleh pernyataan pemimpin BRIN.

Dalam sambutannya ia mengaku kalau tempat penyelenggaraan InaRI EXPO 2022 ini sengaja dilakukan di daerah Cibinong. Kawasan tersebut memang ditunjukkan untuk pengembangan sains dan teknologi.

"Jadi Cibinong ini jadi kawasan sains dan teknologi, Sukarno namanya, kalau di Serpong itu Habibi. Kalau di sini khusus fokus untuk sains seperti bioteknologi. Jadi harapan kita, masyarakat makin mudah dan publik bisa mengetahui dan merangsang generasi kita jadi calon periset masa depan Indonesia," ungkapnya.

Saat mengelilingi pameran ini terlihat pengunjung mulai dari tua maupun muda yang memadati Gedung ICC. Para pengunjung kebanyakan melihat inovasi yang hadir dari tiap peserta pameran InaRI EXPO yang menampilkan inovasinya di segala bidang.

Pengunjung sudah disuguhi dengan mobil dan bajaj listrik yang memiliki dampak bagus untuk lingkungan ketika memasuki area pameran. Dengan desain elegan dan unik, keduanya menjadi tempat swafoto yang menarik bagi para pengunjung.

Sebagai seorang yang menyukai lingkungan dan hijaunya alam, berkunjung ke pameran seperti ini bakal menambah wawasan saya dalam mencintai lingkungan. Tak ayal beberapa both yang menyuguhkan riset dan inovasi dengan dampak besar terhadap keberlangsungan bumi beserta isinya menjadi perhatian.

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah pemanfaatan limbah masker menjadi barang serba guna. Selama pandemi, masyarakat dunia khususnya Indonesia mengenakan masker dalam jumlah masif.

Riset dan inovasi limbah masker (dokumentasi pribadi)
Riset dan inovasi limbah masker (dokumentasi pribadi)

Lama kelamaan masker yang tak terpakai ini menjadi limbah yang mencemari lingkungan. Saya mendapat kesempatan untuk bertanya kepada salah satu penjaga boot ini bernama Bonita.

Wanita satu ini menyebut kalau masker akan dihimpun oleh beberapa yayasan lalu disterilkan. Kemudian pihaknya akan mengolah barang tersebut menjadi biji plastik serta pot untuk digunakan masyarakat.

"Sterilisasinya minta masyarakat mengumpulkan masker terus kawatnya dipisahkan bersama karetnya dipisahkan, kemudian dicuci pakai deterjen nanti dikirimkan ke kami tapi kami sterilisasi lagi," ungkapnya di depan stand Bumi Recycling Indonesia di InaRI EXPO.

Menurutnya proses pembuatan limbah masker menjadi sebuah pot bisa dilakukan dalam waktu singkat yakni sekitar 2 hari. Namun proses terlama adalah sterilisasi limbah yang terdiri dari kawat serta karet.

"Sebenarnya untuk eksluder sampai molding untuk buat pot dua hari, biasanya yang lama pemilihan karena ini ada kawat sama karet. Kadang orang ada yang lupa untuk pisahkan, jadi harus dipilah lagi. Proses keseluruhan kayaknya sehari dua hari, tapi kalau sudah ada barang, sudah sampai perusahaannya (cepat) jadi sih," ujarnya.

Hebatnya, limbah masker yang terbuang bisa tereliminasi dengan baik, karena untuk membuat satu pot diperlukan 50 masker bekas. Pot memiliki berat 250 gram, sedangkan masker memiliki masa sekitar 5 gram.

Riset dan inovasi yang cemerlang tak hanya dibuat pelaku industri. Anak-anak SMP di Indonesia ternyata memiliki kemampuan serupa untuk mengembangkan kreativitasnya untuk menemukan sebuah karya yang bermanfaat bagi kehidupan warga.

Adelia Namila Difka dan Elfeta Feranda Anggraini dari SMP 1 Ambarawa adalah satu diantara beberapa innovator yang hadir memeriahkan acara ini. Walau masih duduk di bangku kelas 8, keduanya berhasil membuat terobosan yang tak kalah dari peserta lain. 

Riset dan inovasi limbah masker (dokumentasi pribadi)
Riset dan inovasi limbah masker (dokumentasi pribadi)

Keduanya berhasil membuat alat yang berguna untuk membuat air alkali, sebuah produk dengan sejuta manfaat bagi kesehatan masyarakat. Saking baiknya, harganya di pasaran begitu tinggi hingga Rp 2 juta, sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat khususnya kelas ekonomi menengah ke bawah.

Saat bertanya pada keduanya, mereka akui kalau terobosan ini dibuat sepanjang pandemi untuk menghindari masyarakat dari penyebaran virus. Walau sekarang penyebarannya tak semasif dulu, tapi air alkali berguna untuk menetralkan racun dalam tubuh secara keseluruhan.

Adelia yang bertugas sebagai ketua penelitian ini menyebut kalau ide pembuatan alatnya sudah ada sejak 2019. Biaya membuatnya sangat murah yakni dibawah Rp 200 ribu sehingga terobosan ini bakal memiliki efek besar untuk kesehatan masyarakat di berbagai kelas.

"Alat bahan itu kami membelinya tidak di atas 200 justru dibawah 200. Kita sudah dapat beberapa liter, sudah banyak sekali. Kami meneliti alat ini mengembangkan alat ini di tahun 2021 karena saat itu sedang covid, tetapi kita baru memajukannya sekarang dan Alhamdulillah kita telah lolos sampai saat ini," ungkapnya.

Keduanya juga memberi demonstrasi mengenai kerja alat tersebut. Mereka menggunakan lima tetes betadin sebagai "racun" yang dimasukan ke dalam air biasa serta alkali buatannya. Kemudian diaduk, hasilnya air alkali berhasil menjernihkan air.

"Air alkali bisa menetralkan racun secara maksimal dan air biasa tidak bisa menetralkannya secara maksimal. Sebenarnya air biasa juga bisa menetralkannya secara efektif tapi kita perlu meminumnya sangat banyak, tapi kalau kita minum sangat banyak itu nanti akan kembung dan tidak baik untuk kesehatan," katanya.

Melihat munculnya banyak peserta dari kalangan siswa, tentu saja harapan saya dan pengunjung lain untuk perkembangan Indonesia menjadi negara maju dan berkembang bukan hanya isapan jempol belaka. Hal ini juga diamini oleh Laksana. 

Animo pengunjung di InaRI EXPO (dokumentasi pribadi)
Animo pengunjung di InaRI EXPO (dokumentasi pribadi)

Ia ingin InaRI EXPO makin besar dan dikenal luas oleh masyarakat serta jadi basis perkembangan riset dan Inovasi di Indonesia. Tentu BRIN sebagai lembaga yang dinaunginya menjadi ujung tombak bagi perkembangan negara di kedua bidang ini.

"Dengan pencapaian hari ini kami yakin dan percaya kedepan riset dan inovasi akan menjadi tulang punggung kemajuan negeri ini. Kolaborasi dengan pihak industri diyakini akan memberi daya dorong luar biasa terhadap riset dan inovasi," ujarnya.

Banyaknya pengunjung yang tertarik melihat perkembangan riset dan teknologi dalam negeri hari ini, jadi alarm positif bagi Indonesia. Secara tak langsung masyarakat termasuk saya sendiri, menanti terobosan baru dalam bidang ini untuk membantu kehidupan sehari-hari.

Momen ini perlu dimanfaatkan dengan baik oleh BRIN serta pihak terkait untuk terus mengembangkan idenya. Bukan tidak mungkin hasil riset dan inovasi dalam negeri akan menguasai pasar domestik bahkan dunia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun