"Sebenarnya untuk eksluder sampai molding untuk buat pot dua hari, biasanya yang lama pemilihan karena ini ada kawat sama karet. Kadang orang ada yang lupa untuk pisahkan, jadi harus dipilah lagi. Proses keseluruhan kayaknya sehari dua hari, tapi kalau sudah ada barang, sudah sampai perusahaannya (cepat) jadi sih," ujarnya.
Hebatnya, limbah masker yang terbuang bisa tereliminasi dengan baik, karena untuk membuat satu pot diperlukan 50 masker bekas. Pot memiliki berat 250 gram, sedangkan masker memiliki masa sekitar 5 gram.
Riset dan inovasi yang cemerlang tak hanya dibuat pelaku industri. Anak-anak SMP di Indonesia ternyata memiliki kemampuan serupa untuk mengembangkan kreativitasnya untuk menemukan sebuah karya yang bermanfaat bagi kehidupan warga.
Adelia Namila Difka dan Elfeta Feranda Anggraini dari SMP 1 Ambarawa adalah satu diantara beberapa innovator yang hadir memeriahkan acara ini. Walau masih duduk di bangku kelas 8, keduanya berhasil membuat terobosan yang tak kalah dari peserta lain.Â
Keduanya berhasil membuat alat yang berguna untuk membuat air alkali, sebuah produk dengan sejuta manfaat bagi kesehatan masyarakat. Saking baiknya, harganya di pasaran begitu tinggi hingga Rp 2 juta, sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat khususnya kelas ekonomi menengah ke bawah.
Saat bertanya pada keduanya, mereka akui kalau terobosan ini dibuat sepanjang pandemi untuk menghindari masyarakat dari penyebaran virus. Walau sekarang penyebarannya tak semasif dulu, tapi air alkali berguna untuk menetralkan racun dalam tubuh secara keseluruhan.
Adelia yang bertugas sebagai ketua penelitian ini menyebut kalau ide pembuatan alatnya sudah ada sejak 2019. Biaya membuatnya sangat murah yakni dibawah Rp 200 ribu sehingga terobosan ini bakal memiliki efek besar untuk kesehatan masyarakat di berbagai kelas.
"Alat bahan itu kami membelinya tidak di atas 200 justru dibawah 200. Kita sudah dapat beberapa liter, sudah banyak sekali. Kami meneliti alat ini mengembangkan alat ini di tahun 2021 karena saat itu sedang covid, tetapi kita baru memajukannya sekarang dan Alhamdulillah kita telah lolos sampai saat ini," ungkapnya.
Keduanya juga memberi demonstrasi mengenai kerja alat tersebut. Mereka menggunakan lima tetes betadin sebagai "racun" yang dimasukan ke dalam air biasa serta alkali buatannya. Kemudian diaduk, hasilnya air alkali berhasil menjernihkan air.
"Air alkali bisa menetralkan racun secara maksimal dan air biasa tidak bisa menetralkannya secara maksimal. Sebenarnya air biasa juga bisa menetralkannya secara efektif tapi kita perlu meminumnya sangat banyak, tapi kalau kita minum sangat banyak itu nanti akan kembung dan tidak baik untuk kesehatan," katanya.