Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

TPU Jeruk Purut yang Berubah Fungsi Jadi Tempat Wisata di Jakarta

7 Agustus 2017   12:18 Diperbarui: 8 Agustus 2017   12:24 5998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah tongkat dan sebatang rokok menyala selalu menemani Eko Santoso alias Babe kala ia berjalan-jalan di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut di saat malam. Tubuh pendek dengan muka bersahaja itu ternyata menutupi pekerjaan berisikonya yaitu penjaga sekaligus kuncen di sana.

Tiap malam, TPU Jeruk Purut dijadikan tempat wisata oleh penduduk Jakarta dan sekitarnya. Mereka yang datang biasanya ingin merasakan bersinggungan langsung dengan alam lain, termasuk saya dan tiga rekan yang datang pada (5/8) pukul 02.00 WIB.

Selain menikmati sensasi bersinggungan dengan makhluk astral, ada pula pengunjung yang datang untuk mencari benda-benda keramat. Salah satu ahli spiritual, Ki Prana Lewu pernah menjajal keangkeran tempat tersebut. Ia juga berhasil mendapat satu keris dari areal pohon benda, salah satu titik uji nyali di sana.

"Ya Ki Prana pernah ke sini, dapet keris dia. Tapi itu masih abail (bukan keris paling kuat-red). Susah dapetin yang paling kuat mah, kyai dari Jombang juga gak bisa," katanya sambil tertawa.

Babe menjelaskan bahwa ada empat titik yang digunakan untuk uji nyali, yaitu makam keramat, pohon kembar, sumur tua, dan pohon benda. Ada sekitar 20 pengunjung lain saat itu yang datang merasakan sensasi menguji nyali di sana. Babe menyarankan kepada kami berempat agar menunggu giliran karena menurutnya jika berbarengan, kesempatan menikmati sensasi bersinggungan dengan makhluk halus tak terasa.

Akhirnya Babe kembali mengatakan pada kami untuk memulai perjalanan kami ke makam keramat. Makam tersebut adalah makam salah satu pemuka Agama Islam bernama Habib Salim. Menurut Babe, makam itu berumur satu abad, kini makam itu diurusi oleh ahli waris yang tinggal di belakang TPU.

Makam tersebut dari kejauhan berbentuk rumah dengan cat berwarna biru dan atap dari asbes. Ukurannya cukup luas untuk makam yang tiap malam didatangi peziarah untuk mendoakan mendiang agar diberi tempat terbaik di sisi-Nya. Babe menyarankan untuk mengucap salam sebelum sampai ke kuburan itu.

Namun saya tak sampai hati memasuki makam tersebut, saya hanya mengamati dari luar. Lewat pandangan mata dari sela-sela ventilasi, kuburan tersebut ditutupi kain berwarna hijau layaknya kain yang sering digunakan umat muslim untuk menutupi mayat saudaranya di dalam keranda.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Akhirnya kami berhenti di tempat duduk yang disediakan untuk peziarah. Kami menunggu cukup lama, tapi saya tidak merasakan apapun. Akhirnya kami pindah ke tempat yang lebih gelap di depan makam keramat. Akhirnya setelah menunggu beberapa lama, saya melihat bayangan putih berjalan di depan kami.

Setelah puas berada di dekat makam keramat, kami kembali ke jalan utama, tampat saya dan kolega mengobrol dengan Babe. Ia kembali menceritakan asal usul makam tersebut, ternyata makam itu memiliki cerita tersendiri. Tak sembarang orang bisa memperbaiki bangunan atau makam tersebut, hanya orang-orang kepercayaan yang boleh melakukannya.

"Babeh waktu itu izin sama kyai sini mau benerin genteng. Kyai itu keturunan keempat Habib yang makamnya di sana. Tapi dia gak ngizinin karena ada orang khusus yang ngurus. Tapi Pak kyai nanya ke Babe, kalo nanti dijadiin penerus yang ngurus makam itu mau gak? Ya gue mah mau aja ya gak? Kalo suruh jagain tempat prostitusi baru gue ogah, dapetnya cuman dosa," katanya.

Rumah yang dijadikan tempat makam itu ternyatta punya cerita tersendiri, menurut Babe tanah di sekitar makam keramat lama kelamaan menjadi tinggi. Sehingga demi memperindah kondisi makam, warga dan ahli waris membuat rumah-rumahan tersebut. Peristiwa ini persis seperti makam keramat di Jatipadang, Pasar Minggu di sana ada makam sesepuh yang tiap tahunnya berundak sehingga dibuatkan rumah.

Hari semakin larut, suara alam jelas makin terdengar berkat berkurangnya volume kendaraan dan pengunjung yang lalu lalang. Babe menyuruh kami ke lokasi selanjutnya yaitu pohon kembar. Pohon ini adalah dua pohon yang berdekatan dan banyak orang merasakan adanya makhluk lain di sana. Tapi kami berempat tidak terlalu tertarik wisata dengan pohon itu, kami lebih tertarik menguji nyali di sumur tua.

Sumur tersebut sudah ada sejak zaman Jepang dan airnya sering digunakan untuk menyiram kuburan. Dari lima sumur yang ada di TPU Jeruk Purut, hanya sumur ini yang airnya tetep mengalir walau musim kemarau. Jika air di sumur itu habis, tak perlu menunggu lama air akan muncul dengan sendirinya.

Entah manusia memang memiliki tingkat kepekaan tersendiri terhadap dunia lain ayau tidak, tapi feeling kami benar. Kami mengalami lebih banyak fenomena gaib. Mulai dari wewangian kembang hingga kaki saya yang berat dilangkahkan.

Teman saya mengaku melihat bayangan hitam di sana. Bahkan sebelum kami berada di lokasi sumur, ada perempuan dari rombongan lain yang berteriak, bertanya pada rekannya di belakang tentang sosok yang mengikutinya dari lokasi sumur tua.

Puas dengan fenomena gaib di sumur tua, kami melanjutkan perjalanan ke pohon benda. Pohon besar yang mirip pohon beringin ini dikenal sebagai tempat paling menyeramkan di TPU Jeruk Purut. Namun sayangnya kami harus menunggu sensasi gaib di sana karena telah banyak wisatawan lain yang sedang berdiam diri menguji nyali di sekitar pohon tersebut.

Kami berempat menunggu di dekat pohon sambil berharap bisa melihat yang kami ingin lihat. Namun yang terjadi malah di luar dugaan, ada suara-suara tertawa terdengar. Ternyata suara itu berasal dari teman saya yang sedang berkelakar tentang fenomena "eta terangkanlah" jadilah kami semua menahan tawa.

Teman saya lainnya malah mengeluarkan cemilan dari tasnya, lumayan lah untuk menemani pagi yang sejuk. Mungkin hantu yang kami tunggu untuk menampakan diri sedang mengamati kami semua sambil berbicara dalam bahasa mereka tentang kebodohan manusia yang saking kurang kerjaannya datang ke TPU Jeruk Purut.

Rombongan yang sebelumnya sudah ada di area pohon benda kembali ke jalan utama, mungkin karena terganggu dengan tingkah kami. Jadilah kami tinggal berempat di sana. Kali ini kami lebih santun, tidak ada tawa, hanya obrolan singkat yang keluar.

Sensasi yang kami tunggu akhirnya muncul, awalnya kami dilempar batu dari atas pohon. Dari suara benturannya dengan tanah, sepertinya diameter batu itu cukup besar. Kemudian, salah satu dahan di pohon yang berada di depan pohon benda bergerak sendiri padahal tidak ada angin.

Saya dan seorang teman beberapa kali melihat penampakan mahluk halus. Puncaknya saya melihat hantu yang biasa disebut kuntilanak merah katena berjubah merah yang terbang dari satu danan dan masuk ke dahan lainnya.

Akhirnya satu persatu teman saya tumbang, dan perjalanan saya malam itu harus diakhiri karena dada saya semakin sesak. Tiba di jalan utama, ada seorang yang lari ketakutan dari arah pohon kembar sambil memanggil Babe. Menurut pengakuannya, ketika mengucap salam, salamnya dijawab oleh "penghuni" di sana.

Tentang mitos pastur kepala buntung, Babe mengatakan bahwa sosoknya sering ada di area pemakaman, dekat dengan kuburan keramat. Namun banyak orang beranggapan bahwa hantu tersebut hanyalah mitos masyarakat setempat.

Penggunaan "hantu" yang kemudian menjadi mitos di masyarakat memang kerap terjadi. Ketika memiliki kesempatan ke Larantuka, di sana juga dikenal adanya dermaga berhantu karena dihuni oleh banyak siluman.

Entah benar atau tidak, tapi di lokasi tersebut dulunya digunakan tentara Jepang untuk tempat menyembunyikan persenjataan dan kapal dari deteksi tentara sekutu. Dengan beredarnya isu hantu tadi, masyarakat enggan pergi ke dermaga tersebut. Kerahasiaan lokasi penyimpanan senjata Jepang semakin tertutup, kan?

Mungkin mitos hantu pastur tanpa kepala yang kata si Babe sering nampak di dekat makam keramat menandakan bahwa setan pun bisa hidup berdampingan walau berbeda agama. Bahkan makam-makam pahlawan di sana tidak saling angkat bedil melihat pastur datang karena mereka adalah trah dari semangat kolonialisme negara barat.

Namun apapun yang ada di blog, vlog, atau mitos tentang adanya satu mahluk lain di luar dunia manusia, kita harus mempercayainya. Kita juga mesti mengingat bahwa manusia memiliki kodrat lebih tinggi dari mereka dan tidak serakah seperti mereka yang konon terbuat dari api, karena manusia terbuat dari tanah sudah selayaknya selalu membumi.

Jika Anda ingin menikmati sensasi horor di sana, lebih baik datang di hari kerja agar tidak terlalu banyak warga yang datang berkunjung. Soal biaya jangan pusing, kasih si Babe seiklasnya dan uang parkir Rp 2000 per motor.

Babe menyarankan kepada pengunjung yang datang untuk sopan dalam berpakaian dan ucapan serta tidak bengong saat uji nyali agar terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk ibu hamil dan perempuan yang sedang datang bulan tidak diperbolehkan masuk.

"Beberapa minggu lalu dateng bencong-bencong pake pakean perempuan. Babe cuman bilang, kalo besok elu pada kemari, gue gak layanin. Pakean lu begini semua. Eh si bencongnya akhirnya gak jadi. Besokannya mereka dateng lagi tuh pakeannya udah rapi cuman tetap aje ngondek," tutupnya sambil melepas tawa.

Maaf saya tidak bisa memotret lebih banyak karena menurut cerita banyak HP yang eror setelah menangkap makhluk astral dalam bentuk foto. Harap dimaklumi dan silakan mencoba tempat wisata unik ini :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun