Mengapa logika moderen lebih maju dibanding logika tradisional? Karena banyak ahli beranggapan bahwa logika tradisional menghambat kemajuan satu bangsa dan hanya menghasilkan masyarakat kelas dua yang lebih banyak menjadi objek dibanding subjek.Â
 Padahal banyak sekali gesekan antar pemerintah dan masyarakat akibat kurangnya kajian berlandaskan kebudayaan dibanding penggunaan kajian bernafaskan ekonomi. Gesekan petani Rembang dengan pemerintah akibat pembangunan pabrik semen dan petani majalengka akibat megaproyek pembuatan bandar udara di Majalengka menjadi bukti sahih bagaimana kurangnya kajian kebudayaan yang terbengkalai mengakibatkan satu konflik vertikal.Â
Sebagai sebuah bangsa kaya akan nilai budayanya, Indonesia harus melihat budaya termasuk kesenian tradisional didalamnya bukan sebagai warisan leluhur yang perlu dilestarikan tetapi menyangkut beberapa kelompok masyarakat yang tergantung padanya. Oleh karena itu budaya harus dihindarkan dari ancaman kepunahan.Â
 Pendidikan sebagai nilai dasar manusia untuk berkembang harus dicampuri dengan sedikit bumbu logika tradisional yang tak melulu soal kesurupan dan pemujaan. Karena dari budaya (pertunjukan rakyat) masyarakat memahami kembali nilai-nilai dan pola perilaku yang berlaku dalam lingkungan sosialnya (Umar Kayam). Nilai-nilai ke-Indonesiaan itulah yang kini luntur tergerus arus globalisasi dan modernisasi, itulah tantangan besar masyarakat modern.Â
 Kita ditutuntut menjadi bagian dari kosmopolit yang tak melupakan akar budaya bangsa sendiri. Seperti kata Bung Karno, Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya! Dengan pendidikan sebagai pintu gerbangnya.Â
Â
D.A
Karang Pola
12 Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H