Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kotornya Pilkada DKI Bukti Kita Tidak Belajar Sejarah, Siapa yang Untung?

3 November 2016   16:42 Diperbarui: 3 November 2016   17:13 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga indikasinya mereka atau timsukses ataupun pendukungnyalah yang memiliki akun itu. Tapi tak menutup kemungkinan pula pemilik akun tersebut adalah pendukung Agus, bisa jadi dia memanfaatkan momentum ini dengan mengumpat dibalik dua pasangan yang berseteru. Kenapa indikasinya tidak ke Ahok, karena tidak ada orang yang mau menjelek-jelekan kredibilitasnya dengan menyerang SARA, karena itu bukanlah lelucon yang lucu. 

Masyarakat yang jengah akan percekcokan dua pasangan ini otomatis akan melirik orang lain yang dirasa lebih aman dan tak punya masalah serius, setidaknya di bidang politik. Adanya tiga calon merupakan berkah tersendiri bagi anak bawang karena anak bawang adalah orang yang tak terlihat namun dari sana ia bisa membuat strategi jitu ketika dua pasangan superior telah kehabisan bensin sebelum peperangan asli di mulai. 

Mungkin inilah ide brilian SBY dalam menempatkan Agus sebagai salah satu calon gubernur DKI, ia melihat pertarungan sengit akan terjadi dan dia bisa memanfaatkan situasi di dalamnya. Seperti seorang prajurit, walau dia memiliki peralatan dan tubuh lebih tegap, namun jika dia tak memiliki mental dan menguasai medan ia akan mati juga. 

Ini persis seperti peristiwa G30S. Peristiwa yang melibatkan kepentingan Rusia dan Amerika namun bisa dimenangkan oleh Soeharto yang disinyalir memiliki dendam pribadi dengan Soekarno. Tapi semoga genosida pada waktu itu tak sampai terulang kembali. 

Demo besok juga menyita perhatian presiden, kemarin ia menyambangi Hambalang, tempat Prabowo menikmati hidupnya. Tak jelas apa maksud kedatangan presiden, namun banyak yang menyatakan pertemuan itu membahas demo 4 November 2016 nanti. 

Komunikasi politik yang brilian, mengingat Prabowo adalah seorang negarawan yang masih memiliki dukungan dan kendali kuat. Walau tak jelas mengapa Jokowi menemui Prabowo dan ia juga tak memiliki kepentingan di Pilgub DKI selain sebagai ketua partai Gerindra, partai pengusung pasangan Anis-Sandiaga. 

Tapi seperti yang sudah di sebutkan tadi, Prabowo masih memiliki masa dan dukungan, dia adalah negarawan yang pastinya tak sudi negaranya mau dihancurkan dengan isu SARA. Walaupun dulu ketika Pilpres dan Prabowo bertarung, muncullah obor rakyat, majalah yang menyerang kepribadian lawannya, Jokowi, dengan kampanye hitam dan kampanye negatifnya.

Saya jadi ingat dengan perkataan Marx tentang agama adalah candu. Mungkin maksud perkataannya adalah sekarang, agama dijadikan alat untuk menghalalkan segala cara. 

Tapi semoga saja demo besok berjalan dengan lancar tanpa ada tumpah darah dan air mata. Semoga para pendemo tetap berpijak pada Pancasila dan keutuhan NKRI. Semoga para pendemo juga sadar pekikan Allahuakbar amatlah agung, bukan sebuah teriakan untuk melakukan kekerasan seperti yang ada di video ISIS sebelum memenggal kepala korbannya. 

Hanya satu hal yang harus kita ingat dan saya berharap kita sebagai warga muslim mengingat sejarah ini, sejarah soal agama kita. Ingat, ketika kematian Nabi Muhammad SAW, umat terpecah. Kita terpecah karena apa saudaraku? Kita pecah karena kegiatan politik. Jadi tolong jangan campuri agama, agama apapun itu dengan politik karena agama itu lebih mulia dari politik, ilmu yang di buat-buat oleh manusia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun