Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kotornya Pilkada DKI Bukti Kita Tidak Belajar Sejarah, Siapa yang Untung?

3 November 2016   16:42 Diperbarui: 3 November 2016   17:13 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak warga menilai aksi tersebut ditunggangi akibat majunya Amien dalam demo tersebut. Padahal sebagai seorang negarawan, harusnya dia tahu keutuhan NKRI adalah salah satu hal penting tanpa mengkerdilkan urusan agama. 

Padahal jika kita mau berfikir mudahnya, bagaimana bisa sang petahana maju jika tidak ada orang yang memilihnya? Apalagi kasus penistaan ini sudah di proses oleh aparat, lalu buat apa lagi kita mencak-mencak atas kelakuan Basuki? Karena walaupun kita marah sekeras apapun negara ini adalah negara hukum, biarlah mereka yang menyelesaikannya. 

Jika para pendemo mempermasalahkan Ahok yang menyalahi peraturan langit, apakah manusia punya kuasa disana? Apakah kita lupa bahwa si penguasa langit itu penguasa jagad raya pula, yang berarti kekuasaannya tak terbatas? Buat apa menghardiknya, biarlah sang penguasa mengurusinya. 

Media sosial menjadibsemakin riuh akibat aksi demo ini. Ustad google dan simpatisan pendemo semakin banyak, bahkan para elite politik juga turut serta menyebarkan isu yang menyerempet SARA. 

Memang media sosial merupakan cara ampus dalam melakukan kampanye. Dengan biaya yang murah seseorang mampu menjangkau masyarakat dalam satu waktu walaupun tanpa batasan ruang dan waktu.

Salah satu media sosial yang amat berperan untuk berkampanye selain facebook dan twitter tentunya adalah instagram. Dengan menampilkan foto dan keterangan foto dibawahnya, membuat kita sebagai pengguna bisa membuat opini tersendiri melalui foto dan keterangan dengan karakter yang banyak.

[caption caption="capture di instagram dokpri"]

[/caption]

Namun naas, saya mendapati sebuah akun yang berisi tentang foto dan keterangan yang diskriminatif dan mengandung isu SARA. Keanehan amat terlihat disini, karena saya melihatnya dari akun sponsor instagram, yang berarti dia beriklan di instagram. Hebat bukan?

Isi dari akun tersebut bisa dilihat sendiri oleh Anda, mungkin Anda bisa menilai iknum dari pihak mana yang membuat akun tersebut. Namun kita sebagai masyarakat dengan intelektualitas tak boleh terpancing isu kotor ini, setidaknya gunakan hal-hal seperti ini untuk pembelajaran di masa mendatang.

Bagai sebuah kubangan yang keruh, pastilah ada pihak memanfaatkannya. Siapakah itu? Menurut pandangan saya, pasangan anak bawang, Agus Harimurti adalah orangnya. Walau mendapat respon negatif di awal, namun lambat laun pasangan ini menanjak popularitasnya, bahkan saya pernah membaca bahwa popularitasnya mengalahkan pasangan Anis-Sandi.

Mengapa mereka di untungkan? Jawabannya jelas, bahwa rakyat Jakarta adalah orang cerdas. Mereka melihat pasangan Anis -Sandi disinyalir menyerang dengan isu tendensius seperti SARA. Seperti yang ada didemonstrasi pertama penjeblosan ahok dan instagram itu, walau belum terbukti siapa pemilik akunnya jika dilihat dari postingan akun tersebut muka Anis-Sandi yang sering nampil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun