Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ribuan Buku Perpustakaan Jakarta Kini Ada di Genggaman Anda

22 Oktober 2016   19:56 Diperbarui: 23 Oktober 2016   13:12 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: beritadaerah.co.id

Budaya membaca di Indonesia memang masih terbilang rendah. Dari riset yang dilakukan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), budaya membaca yang ada di masyarakat menempati posisi buncit di antara 52 negara di Asia.

Keadaan ini bukannya tanpa alasan, bangsa kita memang teranjur terbuai teknologi semisal TV serta radio yang mengedepankan keasyikan audio dan visual dibanding media tulis menulis. Kondisi ini bertambah pelik ketika masyarakat terdahulu sulit mendapatkan akses pendidikan sehingga, banyak di antara orang tua kita yang masih buta aksara.

Beruntunglah kita yang hidup di kota besar karena dengan mudah mendapatkan akses pendidikan sehingga, kasus buta aksara semakin terkikis. Pengalaman orang tua kita yang buta aksara menjadi satu pemacu untuk belajar, karena banyak orang tua sekarang paham akan arti pendidikan dan tidak mau melihat anaknya terjerembab ke dalam lubang yang sama seperti orang tuanya.

Walau kasus buta huruf tersebut semakin berkurang, persoalan lainnya kembali timbul yaitu kurangnya sarana masyarakat untuk membaca. Perpustakan yang menjadi medium dalam membaca sangat sulit untuk ditemui. Kalaupun ada jumlahnya tidak banyak.

Jakarta sendiri memiliki lima perpustakaan daerah yang tersebar di seluruh kota madya dan satu di Kabupaten Kepulauan Seribu. Bayangkan saja dengan enam perpustakaan tersebut, apakah kehausan warga untuk membaca bisa terobati? Belum lagi saat menghadapi koleksi buku yang kurang lengkap serta kemacetan di Jakarta yang sungguh menjemukan, sepertinya sulit jika mengandalkan perpustakan sebagai wadah membaca.

Kini warga Jakarta bisa bernafas lega menghadapi hal ini karena Pemprov DKI Jakarta telah membuat program iJakarta. Program ini merupakan cara Pemprov dalam meningkatkan minat baca masyarakat DKI dengan menghadirkan perpustakaan dalam ponsel pintar Anda.

Aplikasi iJakarta (dokpri)
Aplikasi iJakarta (dokpri)
dokpri
dokpri
Ide dari kepala Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, akibat keresahannya akan kurangnya minat baca dan sarana yang kurang memadai. Melihat peluang dari perkembangan teknologi, akhirnya diputuskan untuk membuat perpustakaan digital ini. Perpustakaan ini dapat diakses melalui ponsel pintar Anda. 

Kehadiran perpustakaan elektronik ini disambut baik oleh para penulis dan penerbit karena mereka bisa menambah pendapatan melalui penjualan buku digital. Pemprov DKI Jakarta sebagai penyedia konten dalam hal ini buku, membeli buku-buku digital kepada penerbit. Pembaca di perpustakaan model baru ini juga bisa berpartisipasi dengan memberikan  donasi untuk menambah koleksi buku yang ada.

Bagi pembaca, kehadiran perpustakaan ini amatlah dinanti. Bagaimana tidak, usia buku yang pendek jika dijembreng di rak-rak toko buku ternama membuat pembaca kesulitan mencari buku yang diincarnya. Hilangnya buku dari rak-rak yang ada di toko buku terjadi karena rak yang tersedia sedikit sedangkan produksi buku semakin hari semakin banyak membuat buku lama di masukan ke dalam gudang. Penulis buku juga merasa dihargai, karena dia masih bisa melihat bukunya tetap diminati oleh masyarakat

Para siswa juga terlibat dalam penyuksesaan program perpustakaan ini. Mereka diminta selama 15 menit sebelum masuk kelas, membaca buku lewat perpustakaan elektronik ini. Keterlibatan siswa diharapkan menjadi awal terciptanya generasi yang suka membaca.

Pinjam meminjam buku juga semakin mudah, bukan hanya kita tak perlu repot datang dan mengembalikan buku, kita sebagai pembaca juga tak risau dengan denda jika telat mengembalikan buku. Buku yang sudah kita pinjam sebelumnya di perpustakaan elektronik ini secara otomatis selama tiga hari (karena masa peminjamannya hanya segitu) akan menghilang dari katalog bacaan Anda.

peresmian samsung smart library (dokpri)
peresmian samsung smart library (dokpri)
Koleksi buku di perpustakaan elektronik milik Pemprov DKI Jakarta ini sekitar 10.000-an judul buku, banyak memang, namun jumlah ini masih kurang mengingat penduduk Jakarta sendiri berjumlah jutaan orang. Untuk itu Samsung Electronic Indonesia mendonasikan 1.000 judul buku kepada perpustakaan digital milik Pemprov DKI Jakarta.

Demi mensukseskan peningkatan minat membaca masyarakat, Samsung Electronic Indonesia juga membangun fasilitas perpustakaan digital di beberapa gerainya, salah satunya di Mal Kota Kasablanka. Mal dipilih sebagai tempat dibukanya perpustakaan elektronik ini lantaran di sana merupakan tempat berkumpulnya anak muda yang tak bisa lepas dengan ponsel pintarnya.

Kehadiran perpustakaan digital ini di samping mencetak generasi pembaca bagi Indonesia, juga untuk memupuk penulis-penulis handal di masa yang akan datang. Semoga ke depannya Indonesia menjadi negara dengan populasi penduduk yang gemar membaca terbesar di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun