Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Melulu Pedulikan Konten Siaran, Ini yang Dilupakan KPI...

21 September 2016   12:34 Diperbarui: 22 September 2016   02:13 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena kemasan yang bisa dibilang kuno dan terlalu norak, banyak orang khususnya anak muda yang tidak menyukainya. Padahal serial itu adalah salah satu cerita sejarah. Jujur saja saya juga tidak suka sih, maklum masih muda :p.

Berbicara soal erotisme, budaya Indonesia tak lepas dari hal itu. Banyak tarian dan bangunan yang menonjolkan sisi erotisme seperti Tari Ronggeng dari Jawa dan Janger Bumbung dari Bali.

Seni lukis juga tak lepas dari erotisme. Banyak sekali lukisan tempo dulu yang menampilkan lekuk tubuh wanita yang sedang mandi di sungai bertelanjang dada. Basuki Abdullah menjadi salah satu elukis Indonesia yang terkenal sering melukis dengan tema erotisme.

Lebih jauh lagi ketika masa kerajaan Hindu berkuasa di Indonesia. Ketika membuat candi beserta reliefnya tak pernah lepas dari hal-hal erotis.

Pada bangunan candi terdapat arca yang salah satunya menggambarkan Siwa. Dewa Siwa merupakan dewa kehidupan, penggambaran dewa itu sering ditunjukan lewat Lingga.

Lingga merupakan alat kelamin laki-laki dan Yoni sebagai kelamin perempuan. Keduanya merupakan perlambang kehidupan, tanpa keduanya tak akan ada manusia yang hidup dan tidak mungkin ada kehidupan dikemudian hari.

contoh lingga dan yoni, di pelataran Candi Ceto (dokpri)
contoh lingga dan yoni, di pelataran Candi Ceto (dokpri)
Yoni digambarkan seperti tatakan untuk Lingga. Karena hal tersebut juga banyak orang menilai design Monumen Nasional merupakan representasi dari Lingga dan Yoni (Bawah Monas sebagai Yoni dan tongkat yang diatasnya ada emas merupakan Lingga).

Seharusnya KPI berdiskusi kepada seluruh elemen yang terlibat dalam acara program dan memberikan penyuluhan kepada seluruh pemilik stasiun siaran untuk mengikuti peraturan yang ada. Memberikan contoh-contoh tayangan yang mendidik dan tentu saja mendulang rupiah untuk stasiun Tv tersebut.

KPI hatus melakukan tindakan tegas untuk stasiun tv yang masih saja membandel dalam penyiarannya. Memberhentikan seluruh tayangan yang tidak memiliki manfaat sama sekali seperti Sinetron dengan model yang sudah di sebutkan di atas dan tayangan gosip.

Kembali memberlakukan kode penggolongan acara selama penayangan acara tersebut. Agar orangtua bisa memilah dan memilih tayangan yang tepat untuk buah hatinya. Sebenarnya yang paling penting untuk menegakkan penayangan sehat untuk keluarga Indonesia adalah kesadaran penggunanya. Pengguna merupakan penentu apa yang baik dan tidak untuk di konsumsi.

Walaupun kode penggolongan acara maupun blur di berlakukan secara ketat, karena penontonnya banyak pastilah stasiun tv tetap menayangkannya. Seluruh stasiun tv nyatanya butuh uang untuk tetap hidup, uang itu hanya ada jika acaranya di tonton orang banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun