Di masa Mataram memang merdeka tapi tidak nationale staat. Orang Tiongha klasik tidak mau kebangsaan karena mereka memeluk paham Kosmopolitisme, tetapi untung ada Dr. Sun Yat Sen yang mengubah paham tersebut.”
Dalam pidato tersebut karena kubu Islam menolak keras pendapat Soekarno sehingga terjadi perdebatan keras antara kaum nasionalis dan agamais. Kubu agamais ingin bahwa Allah SWT sebagai Tuhan bagi pemeluk Agama Islam menjadi yang diutamakan. Perpecahan terjadi dalam sidang tersebut dan memaksa dibuatlah panitia sembilan yang bertugas membuat kerangka Pancasila dan disetujui oleh semua kubu yang hadir. Dari debat tadi saja sudah terlihat jelas betapa sensitifnya isu SARA jika dimainkan di dalam perpolitikan.
Jika boleh nyeleneh kita harus ingat dengan kepemimpinan Ali Sadikin, seorang gubernur yang harum namanya karena berhasil mewujudkan banyak proyek impian Bung Karno. Bukan hanya itu Bang Ali sapaan Ali Sadikin mampu menjadi pemimpin yang membawa Jakarta meningkatkan ekonomi dari sektor manufaktur, padahal Indonesia pada waktu itu pendapatan utamanya adalah menjual Sumber Daya Alam dalam hal ini adalah minyak.
Tambang minyak menjadi tombak ekonomi Indonesia dengan pemodal terbesarnya yaitu Amerika. Menurut buku yang berjudul “Teror Orde Baru” sejak tahun 1912 Amerika telah merambah minyak mentah di Indonesia.
Kembali lagi, jika boleh nyeleneh berjudi itu haram bagi Umat Islam, lalu apakah boleh kita menikmati sesuatu yang kita tahu awalnya dari sesuatu yang haram? Sehingga uang hasil pencurian seperti yang di lakukan oleh Si Pitung itu tidak diperbolehkan?
Selain soal agama, ras Ahok juga sering diserang. Etnis Tionghoa yang disandangnya menjadi bumerang baginya untuk sebagian orang. Bahkan ketika kasus korupsi di proyek reklamasi teluk Jakarta menyeruak, Ahok menjadi sasaran karena mereka berasal dari ras yang sama.
Penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan atau biasa disebut stereotip belum tentu benar. Bahkan banyaknya pertumpahan darah yang terjadi di Indonesia merupakan ulah pandangan seperti ini.
Mulai dari tumpahnya darah Orang Tionghoa tahun 1740 karena Etnis Tionghoa pada saat itu meminta kenaikan upah penjualan gula kepada VOC, tetapi mereka malah dihalau oleh para tentara. Kemudian sikap represif tentara kepada Etnis Tionghoa menyebar di dalam maupun di luar tembok Batavia. Orang Pribumi juga ikut dalam pembunuhan massal kali ini. Kecemburuan Ekonomi menjadi penyebab utama tersulutnya emosi Orang Pribumi, mereka melihat Etnis Tionghoa lebih makmur.
Lebih jauh lagi ketika Indonesia dilanda haru biru karena kemerdekaan ada di tangan, Presiden Pertama Soekarno mendapat goncangan politik hebat baik di dalam maupun di luar negri. Soekarno jatuh dari kursi kepemimpinannya akibat peristiwa super semar atau surat perintah sebelas maret yang menyatakan penunjukan Soeharto menjadi presiden menggantikan dirinya.